"Kenapa dia bisa menangis seperti itu... padahal dia belum ingat semuanya..." batin Keita memandangi Saiki yang tertidur.
"Dan tatapannya... dia memandangku sama seperti dulu. Kenapa bisa?"
Pintu terbuka dan Masaki masuk dengan pelan. Dia tersenyum senang mendapati Keita berada di sana.
"Maaf aku baru kembali, karena ada kamu aku bisa tenang menemui relasiku." Kata Masaki pelan.
"Tidak apa Otou-san, aku ingin sekali setiap hari di sini, tapi..." Keita tidak bisa melanjutkan kata-katanya.
"Ayahmu masih di rumah?"
"Ya... aku tidak pernah menghabiskan waktu dengan Tou-san berdua saja. Ini waktu kami untuk memperbaiki hubungan kami yang sebelumnya kacau."
"Aku mengerti, tidak apa. Saiki akan sembuh secepatnya dan dia bisa tinggal denganmu lagi."
Keita mengangguk. "Otou-san, keadaan Saiki pulih dengan cepat, tadi dia sudah bisa berjalan tanpa tumpuan."
"Benarkah?" Tanya Masaki tak percaya.
"Aku rasa, Saiki juga berlatih sendiri di sini saat sendiri. Dia memang luar biasa."
"Iya, pasti. Saiki selalu seperti itu. Dia selalu punya kekuatan yang tidak kita ketahui."
Keita tersenyum dan melirik Saiki yang tidur lelap sekali.
"Keita-kun tidur di mana?"
"Di sofa saja Otou-san,"
"Yakin?"
"Iya."
"Baiklah, aku akan tidur duluan, jangan kemalaman ya?" Masaki menepuk pelan bahu Keita dan berjalan ke ranjang khusus untuk penunggu pasien.
Keita mengangguk dan kembali memperhatikan Saiki. "Kapan kita bisa seperti dulu lagi ya Saiki? Kalau aku tunggu rasanya lama sekali..." batin Keita.
###
"Kei, kamu tidak ke rumah sakit?" Tanya Reishi saat mereka selesai BSL.
"Tugasku masih banyak, aku tidak akan bisa mengerjakannya di sana. Aku ingin sekali ke sana tapi tugas juga banyak sekali, ya ampun." Keita menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Iya sih, sejak beberapa hari ini tugas-tugas kita banyak sekali, aku bahkan dibantu Louis. Aku juga belum sempat melihat Saiki-kun, hanya Louis yang masih ke sana."
"Waktunya tidak tepat. Apalagi aku sempat tidak masuk kemarin ini, jadi makin susah. Aku juga sebenarnya tidak tenang."
"Kenapa?"
"Dokter yang membantu terapi Saiki tertarik padanya. Aku tidak tau apa yang akan dia lakukan pada Saiki... kamu ingat apa yang aku ceritakan soal Saiki kan?"
Reishi menatap Keita tak percaya. "Lalu bagaimana?"
"Makanya... aku tidak tau. Aku jadi stres kalau aku pikirkan semua. BSL ini, tugas, lalu aku tidak bisa bertemu dia setiap hari. Dan ada dokter yang tertarik padanya. Yang setiap hari bertemu dengannya saat terapi."
Reishi meremas pelan bahu Keita dengan hati sedih dan bingung. Walau Saiki kelihatan masih menyukai Keita diluar ingatannya, tapi tidak ada yang bisa menjanjikan Saiki bisa tertarik pada yang lain karena ingatannya belum pulih.
"Kei, bagaimana kalau kamu minta Saiki-kun pulang? Jadi ke rumah sakit untuk terapi saja. Mungkin dia sudah dibolehkan pulang dengan kondisinya sekarang."
Keita menatap Reishi dan mengangguk setuju. "Akan kucoba katakan pada Otou-san."
###
"Kagura-sensei, apa kita bisa bicara sebentar?" Tanya Masaki yang mendatangi ruangan Haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Just Two of Us (Yaoi) [Completed]
Roman d'amourSaiki dan Keita mulai tinggal bersama di apartemen yang Saiki tempati. Saiki sering mencandai Keita kapan menikah sejak mendapat kabar Reishi dan Louis yang sudah menikah di Amerika. Kehidupan mereka berjalan dengan baik dan bahagia. Namun semuanya...