Warning typo bertebaran****
"Jenni gue gabut, pengen main ke rumah Jimin," Ungkap gadis berkuncir dua yang kini tengah mengayunkan kakinya.
"Gue mager Jung Yerin, lo dari tadi ngajak main terus!" Jawab Jenni sedikit kesal, pasalnya sedari tadi Yerin mengajaknya memutari komplek perumahan tempat Yerin tinggal, mengajak Jenni mencari angin, dan sekarang mereka berdua terdampar di pelataran indoma*e*.
"Ayo kita ke rumah Jimin!" Tanpa aba aba Yerin langsung menarik pergelangan tangan Jenni membuat yang ditarik menghembuskan nafasnya tanda menyerah.
Mereka berjalan dengan langkah panjang, jarak indoma*e* dengan rumah Jimin tidak jauh hanya sekitar enam ratus meter. Dijalan pun hanya Yerin yang menikmati angin, kalau Jenni sibuk menggerutu, baru beberapa menit dia mengistirahatkan kakinya akibat memutari komplek dan sekarang diajak jalan lagi. Menyerah. Jenni menyerah.
Tidak sampai beberapa menit mereka akhirnya tiba di rumah Jimin, kebetulan rumah Jimin tidak memiliki pagar jadi mereka masuk langsung ke teras.
"Permisi, Jimin!" Panggil Yerin.
"Jimin!" Panggilnya sekali lagi.
Beberapa menit kemudian tampak wanita berumur keluar dengan celemek yang melekat ditubuhnya. "Eh, Nak Yerin, Nak Jenni, anu.. Kalau gak salah Jimin keluar mau latihan apa tadi dia bilang, ibu lupa." Ucap wanita paruh baya tersebut sambil tertawa kecil, "Main Basket kalo gak salah, ibu lupa banget soalnya.." Lanjutnya.
"Ah gitu ya bu, yaudah terimakasih ya bu." Kali ini Jenni yang berucap, sengaja agar Yerin tidak bertanya lagi ke wanita yang diketahui adalah ibu Jimin. Kalau Yerin yang bicara yang ada malah lanjut dan akhirnya tidak selesai selesai.
Kedua gadis itu pun beranjak dari rumah Jimin, "Pulang aja Rin, istirahat!"suruh Jenni pada Yerin yang sekarang entah mendengarkan atau tidak."Kalo di rumah kan lo bisa guling guling, bisa salto, kayang, akrobat.. Ya, pokoknya apa aja bisa!" Lanjut Jenni meyakinkan Yerin.
"Huft... Yaudah deh." Jawab Yerin pasrah.
Jenni tersenyum bahagia mendengar jawaban Yerin, akhirnya dia bisa pulang juga mengistirahatkan kakinya.
"Yaudah gue pulang dulu, hati hati di jalan Jen." Ucap Yerin kemudian melangkahkan kakinya ke arah yang berlawanan dengan Jenni. Jika dari rumah Jimin mereka berdua pasti akan pulang ke arah yang berlawanan karena posisinya berada di tengah.
****
Disisi lain, ke enam anak tampan pilihan sekolah untuk Olimpiade pekan nanti itu kini tengah berlatih, mulai dari Taehyung, Hyungwon, Jimin, Daniel, Mingyu hingga Wooseok sedari tadi tampak menarik perhatian para pengguna jalan. Bagaimana tidak, mereka berlatih di lampangan yang berada tepat di pinggir jalan, meskipun berada di pinggir jalan lapangan tersebut sudah dipasangkan jaring-jaring agar jika bola melambung jauh tidak sampai kejalanan. Mereka ber enam tetap menjadi bahan perhatian para pengguna jalan, wajahnya yang tampan di tambah keringat yang membuatnya semakin terlihat seksi apalagi kaos berlengan pendek yang membuat ketiak mereka terlihat, bukankah sangat menggoda?
"Dribble Taehyung! Jangan di umpetin di dada lo!" Teriak salah satu diantara mereka.
"Bodo, Terserah kalian aku cape!" Jawab Taehyung, kemudian melempar bola tersebut keluar lapangan.
Jujur saja Taehyung lelah dengan semuanya, sedari tadi tidak ada istirahat. Padahal cuaca sedang sangat terik dan dia bisa melihat matahari tepat berada di atas kepalanya membuat kulitnya sedikit demi sedikit berubah warna. Ditambah lagi koreksian dan omelan dari para teman temannya membuat dirinya semakin malas latihan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Soft Man [✓]
FanfictionJung Yerin gadis berparas imut yang satu ini memiliki teman lelaki yang kelakuannya tidak mencerminkan lelaki. Kim Taehyung namanya, dia sangat suka berbelanja kebutuhan wanita. Kemudian muncul ide ingin merubah Taehyung menjadi lelaki tulen, apakah...