31. Jadi salah siapa?

596 95 7
                                    






Gadis tinggi dengan kacamata bertengger di hidung mancungnya itu kembali menghembuskan nafas beratnya.

Pasalnya sudah lama sekali ia tidak menginjakan kakinya disini, di tempatnya dilahirkan. Selama sebelas tahun hidup di negeri orang dan sekarang kembali ke negeri sendiri. Lega rasanya.

Eunwoo kembali tersenyum kepada Yerin, membuat Yerin juga terbawa oleh manisnya lengkungan mata lelaki di sebelahnya itu.

"Jangan senyum lebar lebar, nanti cewe yang liat pada mimisan." Ucap Yerin sembari menutup wajah Eunwoo dengan telapak tangan mungilnya.

"Jangan ditutupin dong, posesif banget." Ucap Eunwoo membuatnya dapat hadiah sentilan di jidat.

"Sampe kapan kita diri disini?" Tanya Eunwoo pada Yerin.

Ya, mereka sudah sampai tepatnya lima belas menit yang lalu, dan entah apa yang membuat mereka berdua tertahan di pintu bandara itu, Yerin juga tidak bicara apa apa.

"Lo nunggu—

"MAMA!!" Teriak Yerin kemudian berlari menuju tepi jalan, "MAMA YERIN KANGEN SAMA MAMA, PAPAH MANA?"

"Papahmu ada di mobil," Jawab Mama Yerin kemudian merebut koper yang berada ditangan kanan anak perempuannya itu.

Mama Yerin sudah tidak kaget lagi dengan keberadaan Eunwoo disebelah anak gadisnya, pasalnya Yerin sudah memperkenalkan Eunwoo sejak sebelas tahun lalu, dan Mama Yerin juga sudah percaya pada Eunwoo.

Hanya saja yang masih Mama Yerin bingungkan, apakah hubungan keduanya hanyalah sebatas pertemanan biasa? Dalam hati ingin sekali melihat Yerin menikah secepatnya dengan Eunwoo, karena selain tampan Eunwoo juga lumayan berbakat dalam bidang permusikan.

"Ma?" Ucap Eunwoo, membuat Mama Yerin tersadar dari lamunannya.

"Ah, iya nak, ayo! Papa nunggu di mobil." Ajak Mama Yerin, kemudian berjalan mendahului keduanya sembari menggeret koper anak gadisnya itu.

"Mama terpesona lagi sama gue." Bisik Eunwoo pada Yerin.

"Mama tertarik tapi guenya enggak." Jawab Yerin santai. Eunwoo mengangguk kemudian tersenyum, "Gapapa, lo gak harus bertanggung jawab atas perasaan yang gue buat sendiri." Singgung Eunwoo.

"Jangan bahas masalah itu lagi, Eunwoo!"

"Iya nyonya." Jawab Eunwoo singkat.



*****

Eunwoo menyandarkan kepalanya pada bahu Yerin, gadis itu tertidur sehingga tidak akan protes dengan apa yang di lakukannya.

Walaupun sebenarnya tidak masalah untuk melakukan hal seperti ini, dan Yerin pun hanya akan protes saja tidak sampai menyingkirkan tubuh Eunwoo. Tidak tega katanya.

"Nak, bangun. Udah sampe." Ucap Papah Yerin sembari mengguncang bahu anaknya yang sedang tertidur pulas.

"Eunwoo bangun sayang. Udah sampe di rumah." Tak kalah berusaha, Mama Yerin kemudian membangunkan Eunwoo yang tidak sekerbau Yerin.

"Pah, Mah. Yerinnya biar Eunwoo gendong masuk aja, keliatannya cape banget dia." Ucap Eunwoo menawarkan bantuan.

"Ah iya nak, silahkan. Mamah, bawa barang barang kamu sama Yerin."

Eunwoo melepaskan tas selempang yang masih terpasang di bahu gadis itu, kemudian memberikannya kepada Mama Yerin.

Eunwoo beralih pada Yerin yang tertidur disebelahnya, kemudian menyelipkan lenganya di punggung serta dengkul gadis itu, mengambil ancang ancang untuk mengangkatnya, "1.. 2.. Hupp!" Berhasil.


Dilain tempat,

"I.. itu kayaknya salah... " Ucap gadis bergummy smile yang kini tengah menggunakan tangan kanannya untuk mengelus punggung lelaki yang berada di belakangnya.

"Ya, itu paling Kakaknya Yerin dari Canada. Gamungkin itu pacarnya." Timpal lelaki pendek di sebelahnya.

"Iyaa Tae, gak usah asem muka lo nya!" Ucap Jenni lagi.

"Yok, mau di samperin enggak?" Ucap Daniel bersiap menutup kaca helm fullfacenya.

"Enggak usah deh, itu si Yerin keliatannya tidur. Kasian dia kecapean pasti." Ucap Taehyung yang akhirnya membuka suara. Pasalnya sedari tadi Taehyung hanya diam memperhatikan kedua sejoli yang berjarak 700 meter di depannya.

Tiba-tiba Taehyung bergerak menyalakan motor, "Lo.. mau kemana Tae?!" Ucap Daniel saat melihat Taehyung yang hendak memutar balik.

"Pulang." Jawab Taehyung cepat, kemudian tancap gas menuju rumahnya tanpa memperdulikan ke tiga sahabatnya yang masih mematung diatas kendaraannya itu.

"Lo si Niel! Pake ngajak kitanya sekarang." Ucap Jimin sembari memanyunkan bibirnya.

"Lo juga Jimin!" Ucap Jenni tak terima.

Flashback on

Kumpul, makan, game, tidur, itulah yang sedang keempat sejoli itu lakukan sekarang. Menghabiskan waktu padahal banyak sekali pekerjaan yang harus dikejar, Misalnya Taehyung yang merupakan pengusaha muda.

"Hari ini kan.. Yerin?" Lirih Taehyung, Daniel sontak mengalihkan pandangannya ke arah Taehyung yang sedang menyandarkan kepalanya di kursi itu.

"Ya." Jawab Daniel kemudian memainkan gamenya kembali.

"Kita, mau kesana?" Tanya Taehyung namun terdapat sedikit keraguan disana.

"Gue enggak deh, dia pasti cape." Jawab Jenni yang sedari tadi tidak pernah berehnti mengisi mulutnya dengan makanan yang berada di dalam toples di hadapannya itu.

"Gue si, sekarang bisa. Udah kangen sama Yerin." Ucap Jimin.

"Gue juga bisa. Tapi takut Yerinnya cape." Lirih Daniel, tak enak pada Taehyung, takutnya Taehyung mengira bahwa Daniel masih mencintai Yerin hanya karena ia mengkhawatirkan gadis itu. Karena walau bagaimanapun Daniel menghapus rasa cintanya terhadap Yerin karena gadis itu mulai menjauh bahkan sangat jauh darinya, entah jika nanti mereka bertemu lagi. Daniel takut, rasa itu kembali.

"Ayo sekarang." Ucap Taehyung. Kemudian menyambar hoodie serta kunci motor yang dia letakan di atas meja.

"Tante, kita pamit dulu." Ucap Jimin yang baru saja memasang topinya.

"Ma, Jenni pulang cepet. Gak akan terlalu malem. Jenni pergi dulu." Ucap Jenni meminta izin.

"Oh iya, Jenni gabawa kendaraan, Jenni sama Jimin aja." Ucap Jenni lagi pada Mamanya.

Flashback off

"Jadi intinya disini, bukan salah gue. Oke!" Ucap Jenni yang masih pusing dengan kedua lelaki tampan yang main salah salahan dihadapannya ini.

******




Hiii....
Jangan lupa tinggalkan jejak yaa..
Voment kalian bikin aku semangat!




Soft Man [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang