14. Eumm?

509 84 2
                                    






BRUKK—

****

Kali ini Yerin kembali dipanggil keruang guru untuk mewakili sekolahnya lomba menari, berdua dengan Sinb yang juga seorang penari terkenal disekolahnya, Yerin sedang mendengarkan dengan baik apa saja informasi yang diberikan oleh guru seninya itu.

"Jadi lomba ini dilakukan secara berpasangan, dan untuk tahun ini sekolah kita mengirim dua pasang penari jadi ada dua perwakilan dari kita." Ucap guru tersebut.

"Pertama Sinb kamu sama Kai, sebenarnya dia masih abu abu, jadi bapak memberikan penari cadangan untuk pasangan kamu, yaitu Jimin. Kalau Kai tidak datang untuk latihan nanti langsung ganti dengan Jimin. Mengerti Sinb?" Tanya guru tersebut kepada Sinb.

"Mengerti Pak." Jawab Sinb dengan senyuman manisnya.

"Yerin kalau untuk kamu jujur saja Bapak belum menemukan pasangan yang pas, karena Bapak tidak tau lelaki mana lagi yang jago menari selain mereka berdua, jadi kamu cari dulu sendiri pasangan mu, nanti beri tau Bapak. Biar Bapak yang menentukan, mengerti?"

"Siap pak, seratus persen ngerti." Jawab Yerin dengan semangat. Bayangannya saat ini, antara Taehyung, Hyungwoon. Ya, Yerin akan menumbalkan mereka berdua.

"Baik itu saja, saya mohon bantuannya kepada kalian berdua, kalian bisa kembali ke kelas." Perintah gurunya.

"Baik pak!" Jawab keduanya.

****

"ANJIR!"

"ASTAGA!"

"ASTAGA JENNI!" teriak Yerin saat melihat badan Jenni terhuyung kebelakang. Yerin berlari dari arah ruang guru menuju tempat Jenni. Begitupun keenam orang yang kini tengah berlatih, semua murid yang ada di lapangan pun mengerubungi tempat kejadian.

"S.. Sorry gue gak sengaja, niatnya mau lempar ke arah—

"Iya gue ngerti, sekarang bawa Jenni ke UKS dulu. Liat dia pingsan!" Ucap Yerin tergesa-gesa. Tanpa berfikir panjang Hyungwoon membawa Jenni kedalam gendongannya, lalu berlari menuju UKS tanpa terkecuali Taeyung, Jimin, dan Daniel serta Woseook sang pelaku. Mereka juga ikut mengantar Jenni ke UKS.

****

"Kayaknya lo panik banget pas Jenni pingsan tadi," Ucap Hyungwoon yang kini tengah duduk didepan ruang UKS.

"Naluri. Pas Jenni jatuh gitu rasanya kaki aku langsung lemes." Jawab Yerin sembari mengelus dadanya. Sesekali Yerin menengok kearah belakang dimana Jenni yang sedari tadi masih belum sadarkan diri juga diatas kasur orang sakit.

Hyungwoon terkekeh mendengarnya.

"Kalo gue yang pingsan lo bakal—

Ucapan Hyungwoon terhenti saat ada seseorang menepuk bahu Yerin. Sehingga Yerin berbalik mengalihkan pandangannya kepada orang tersebut dan tidak menghiraukan keberadaan Hyungwoon disana.

"Kenapa Tae?" Tanya Yerin. Ya seseorang itu adalah Kim Taehyung, orang yang sangat tidak panik bahkan seperti tidak terjadi apa apa saat Jenni pingsan tadi.

"Anter aku liat Jenni yu," Ajak Taehyung.

"Yerin lagi ngobrol sama gue! Gak liat?" Bukan Yerin yang menjawab, melainkan Hyungwoon yang kini tengah menatap Taehyung tidak suka.

"Liat, kan ngobrolnya didepan aku." Jawab Taehyung santai. Hyungwoon nampak kesal dengan jawaban Taehyung.

"Kalo liat seharusnya tau situasi."

"Tau kok, tau banget. Makanya aku ajak Yerin buat ngeliat Jenni karena aku belum tau situasinya kan?"

"CUKUP! kalian apa apaan si? Kayak anak kecil aja, yaudah gini. Taehyung lo ngobrol sama Kak Hyungwoon dan gue nyusul Wooseok sama Jimin didalam!" Ucap Yerin menengahi.

"GAK!" Kompak dua lelaki yang kini saling menatap nyalang.

Yerin tidak perduli, gadis itu bangkit dari tempat duduknya kemudian berjalan menuju ruang UKS.

Sedangkan kedua orang yang ditinggalkan barusan masih tidak bergeming dari tatap menatap. Seakan mengatakan Maju tetapi hanya diam ditempat.

****

"Ngapain lo kesini lagi? Barusan banget keluar, katanya disini panas?" Tanya Wooseok kepada Yerin. Pasalnya belum sampai lima menit gadis itu keluar dan sekarang sudah balik lagi.

"Lagi ada yang lebih panas diluar." Jawab Yerin yang langsung menimbulkan keambiguan pada Wooseok juga Jimin yang berada disana.

"Anjay, liat yu seok!" Seisi UKS itu tertawa akibat celetukan yang dikeluarkan Jimin.

"Yeu, otak lo Jim. Ngeres!" ucap Yerin dengan sedikit kekehan. "Maksud gue itu panas, tapi bukan kayak yang sering lo tonton, panasnya itu kayak pertarungan.. Iya pertarungan!" Jelas Yerin dengan jari telunjuk sesekali mengetuk kepalanya untuk berfikir.

Wooseok tertawa kemudian menjitak kepala Jimin dengan cukup keras, sehingga yang dijitak pun membalas dengan tatapan kesalnya yang lagi lagi membuat seisi UKS tertawa karena lucu.

"Aw! "

Yerin, Jimin serta Wooseok mengalihkan pandangannya kearah suara. Mereka mendapatkan Jenni yang tengah berusaha bangkit dengan tangan memegangi kepala. Dengan cepat Yerin menghampiri Jenni untuk membantunya.

"Jangan dipaksain kalo lo gak bisa bangun, kepala lo juga masih pusing kan?" Ucap Yerin sembari membantu membenarkan rambut Jenni yang cukup berantakan. Jenni mengangguk tanda setuju dengan yang diucapkan Yerin barusan.

"Yaudah tiduran lagi aja, tadi bolanya lumayan keras juga kena kepala kamu." Ucap lelaki yang kini berdiri diambang pintu.

"I.. Iya." Jawab Jenni sedikit gugup. Jimin pun menatap aneh kearah Jenni, Kenapa Jenni segugup itu menjawab pertanyaan Taehyung?



****

"Ogah!" Ucap gadis yang kini tengah merajuk.
"Sedikit aja Yerin, ini enak kok!"

"Gak! Aku gak suka sayuran Kak Woonie, Pahit.. " Jawab Yerin sembari menjulurkan lidahnya.

Ya, sedari tadi kedua sejoli itu sedang makan siang di kantin. Dengan Hyungwoon yang terus memaksa Yerin untuk memakan semua sayur yang ada di dalam makanan yang dipesannya.

"Kalo Kakak maksa lagi, aku ngam—

"Eeh, jangan dong, Iya gue gak paksa lagi deh, maaf ya." Potong Hyungwoon dengan wajah memohon yang dibuat-buat sehingga Yerin terkekeh melihatnya.

"Mana bisa aku marah sama kakak, Ehehe!" Jawab Yerin senyuman yang membuat lengkungan bulan sabit muncul dimatanya. Hyungwoon terkekeh melihatnya, dibuat dari apa manusia ini? Sampai sampai imutnya diberikan lebih bahkan membuat jantungnya tidak sehat.

"Udah jangan senyum gitu, gue mati nanti!" Suruh Hyungwoon sambil memegangi dadanya.

"Mati kenapa kak?! Dada kakak sakit?!" Panik Yerin.

"Mati gue diserang keimutan lo yang gak ada abisnya."

Pipi Yerin bersemu mendengar jawaban Kakak kelasnya tersebut. Tanpa mereka sadari sedari tadi ada seorang yang tengah memperhatikan mereka dengan tatapan sendunya. Dari kejauhan orang tersebut bisa mendengar semua pembicaraan yang mereka berdua bicarakan, "Kayaknya sekarang kamu lebih nyaman sama dia, jadinya aku kalah ya Rin. " Batin orang tersebut kemudian beranjak menjauh dari tempatnya.


Soft Man [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang