30. Pulang kampung Pt.2

555 95 4
                                    






Kabar kencan kali ini datang dari pengusaha, yang sudah tidak asing lagi namanya. Seorang lelaki dengan kekayaan tak terhingga dan perusahaan di seluruh belahan dunia, Kim Taehyung.

Menurut beberapa orang yang melihatnya, gadis dengan wajah bak dewi itu selalu ada dimanapun Kim Taehyung berada, bahkan kerap kali keduanya melakukan skinship dan kontak mata di depan umum.

"Berita sialan lagi!" Ucap lelaki itu kemudian mematikan Televisinya.

"Enggak bosen kali ya, kerjaannya nambah dosa mulu."

Racau Taehyung sembari melepas sepatu kulit berwarna cokelatnya itu.

"Padahal kan Irene cuma Senior Sekolah menengah atas yang gak sengaja ketemu lagi akhir akhir ini. Kalian aja yang terlalu ngebesar besarin." Ucap Taehyung lagi. Lelaki berjas itu kemudian melangkah menuju kamar mandi, hendak buang air kecil.

Setelah menyelesaikan urusannya dengan alam, Taehyung berjalan menuju dapur. Dapat dilihat seorang wanita paruh baya tengah mengolah sesuatu disana.

"Wah, si cantik lagi apa nih?" Ucap Taehyung sembari berjalan menuju meja makan.

"Taehyung, berenti panggil Mama si cantik."

"Kenapa? Mama kan emang cantik. Makanya anaknya ganteng."

"Selalu itu jawabannya, narsis kamu." Jawab Mama Taehyung kemudian melempar Taehyung dengan kacang.

"Mama belajar dari mana kata narsis?" Ucap Taehyung kemudian tertawa. Mamanya belajar dari mana tentang kata tersebut.

"Dari kamu, kalo kalian lagi kumpul di sini, Mama kadang suka nguping." Ucap Ibu Taehyung, "Terus Mama belajar deh, kata kata itu." Lanjutnya. Taehyung teetawa geli, Mamanya polos sekali.

"Ma, Taehyung lapar."

"Minta dimasakin sama calon istri kamu lah Tae," Ceplos Mama Taehyung sengaja.

"Gak ada yang mau sama Taehyung," Jawab Taehyung. Apa Taehyung bercanda?! Bahkan jika mau Taehyung hanya tinggal memilih seorang gadis. Karena pada dasarnya Taehyung memiliki banyak penggemar padahal dia hanya seorang pengusaha muda.

"Gak usah merendah untuk meninggi, Jujur aja kamu lagi nunggu gadis poni itu datang 'kan?"

Taehyung menghembuskan nafas kasar, "Iya." Karena perasaan rindu tidak bisa dibohongi, lagi pula untuk apa berbohong pada Orang tua sendiri.

"Kalo dia beneran dateng lagi, silahkan kamu perjuangin. Hapus rasa kecewa yang pernah kamu buat di hati dia,"

Taehyung mengangguk kemudian memperhatikan Mamanya yang membawa sebuah nampan berisi makanan serta lauknya.

"Makan dulu, Rindu juga butuh tenaga."

Taehyung menganga tak percaya, bagaimana bisa Mamanya se-gaul ini. Sebelum akhirnya menyantap makanan dengan aroma menggoda dihadapannya itu sampai habis.


****


"Yerin udah, 15 menit lagi pesawat mau lepas landas." Ucap Eunwoo yang sudah bosan memperhatikan adegan cipika cipiki antara dua kakak beradik yang tengah terjadi di hadapannya ini.

"Hiks .. Kak Sojung, Yerin balik ya. Makasih udah mau nampung Yerin, ajak Yerin jalan jalan, masakin Yerin, Terus ambil buku Nilai Yerin di sekolah." Ucap Yerin, tak ketinggalan bibirnya yang maju membuat wajahnya tampak lucu.

"Kalo udah disana kabarin Kakak, ya!" Ucap Soojung sembari melepaskan pelukannya.

"Iya Kak, Yerin pamit."

Soojung tersenyum kemudian mengangguk kearah Yerin yang hendak masuk kedalam bandara bersama Eunwoo disebelahnya.

"Gimana si Ibu Jurnalis, cuma mau pulang kampung aja sedihnya sampe segitu." Ceplos Eunwoo, yang bahkan tidak di perdulikan oleh Yerin.

"Kok gak ada suaranya, gue ngomong ama patung atau sama tembok berjalan nih?" Ucap Eunwoo lagi, berusaha membuat Yerin berbicara.

"Berisik," Jawab Yerin kemudian melayangkan pukulan di lengan kiri Eunwoo.

"Ayo tuan putri, jalannya lebih cepet. Apa perlu gue gendong?" Tanya Eunwoo.

"Gak mau." Jawab Yerin kemudian berjalan mendahului Eunwoo yang sukses membuat Eunwoo tertawa walau tak sampai terbahak.

"Udah jadi orang besar aja, kelakuan masih kayak gitu. Yerin .. Yerin." Ucap Eunwoo kemudian mengejar Yerin yang sudah jauh didepannya.


*****



"Udah denger kabarnya belom Tae?" Tanya Jenni pada Taehyung yang tengah memainkan ponselnya.

"Kabar apa?" Jawab Taehyung.

"Yerin balik." Jawab Jenni.

"APA?!"

Jenni menutup matanya, terkejut dengan respon yang diberikan oleh teman temannya. Ya, mereka sedang bersama sama, biasalah berkumpul main main layaknya orang dewasa yang butuh Refreshing.

"Kata siapa lo jen?" Tanya Jimin yang juga terkejut dengan apa yang dikatan oleh Jenni barusan.

"Gue sih denger dari Hyungwoon." Jawab Jenni tak kalah serius.

"Kapan baliknya?" Tanya Daniel, hal itu tentu tidak disukai oleh Taehyung, mengingat Daniel merupakan rivalnya dulu, bahkan sekarang.

"Banyak tanya kalian." Jawab Taehyung menatap ketiga orang dihadapannya dengan tatapan dongkol.

"Lah, emangnya lo gak kangen? Atau gak seneng gitu di balik?" Tanya Jimin penasaran. Dasar Taehyung aneh, kadang dia curhat terus sekarang mau sok Tsundere.

"Kangen si, tapi belom siap ketemu aja. Udah lama gak berhubungan, takutnya jadi canggung." Jawab Taehyung jujur.

"Ooh, jadi dari tadi lo mikirin itu. Lo takut kalian canggung? Atau takut kalo Yerinnya udah punya pacar? Gue denger denger orang Canada tuh tinggi ganteng lho Taehyung." Ucap Daniel berusaha meledek Taehyung, seru sekali saat mereka sudah menjadi teman dekat seperti ini.

Ya walaupun Daniel tahu, Taehyung pasti masih menganggap Daniel rivalnya. Padahal Daniel sudah rela jika nanti Yerin akan bersama Taehyung.

"Udah udah Niel, liat muka Taehyung jadi asem gitu," Ucap Jenni menunjuk wajah Taehyung yang ekspresinya sudah tidak dapat dibaca.

Taehyung meraih gelas dihadapannya kemudian menuang sirup yang terletak didalam teko bercorak strawberry itu.

"Minumnya santai aja bos." Peringat Jimin membuat mereka semua tertawa kecuali Taehyung.



*****


"Ingin memesan sesuatu lagi Tuan?" Ucap Perempuan cantik berperawakan ideal.

"Tidak, Terimakasih." Jawab Eunwoo.

Eunwoo kembali memasang bantal lehernya, setelah beberapa jam lalu digunakan oleh Yerin saat tidur.

"Lucu banget kalo lagi tidur, kayak anak umur sebelas tahun." Ucap Eunwoo sembari mencubit kecil hidung mancung Yerin.

"3 jam lagi sampe. Gasabar liat cowo yang bikin lo nolak gue Rin." Eunwoo menutup matanya berharap setelah sampai disana dia tidak mendapatkan sesuatu yang membuatnya sakit hati.

Ya berharap.





*****

Hi,
Jangan lupa tinggalkan jejak kalian oke,
Vote komen jangan lupaaa!!

Soft Man [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang