24. Foto tanpa Jenni

571 94 1
                                    

Pria tampan dengan setelan jas putih serta celana bahan hitam itu kini sedang berdiri didepan pintu bandara, menunggu kedatangan seseorang sembari mengetukan jarinya di jam tangan. Matanya terus menerawang kearah orang yang berlalu lalang namun tidak ada tanda tanda kedatangan orang yang ditunggu.

Pria tersebut kembali meraih benda pipih di saku celananya, menekan beberapa digit angka untuk dihubungi. Setelahnya dia menempelkan benda tersebut ditelinganya.

"Hallo Sojung." Ucapnya setelah panggilan tersebut tersambung.

"Ya, maaf Jin tapi Yerin gak ada di kamarnya." Ucap Sojung diseberang sana.

"Maksud kamu dia pergi?" Tanya pria yang diketahui bernama Jin itu.

"Tunggu sebentar lagi ya, nanti kalo udah ada aku kabarin."

"Aku ke sana sekarang." Kata Jin sembari berlari kecil menuju tempat parkiran mobil.

"Iya, aku tunggu di rumah Mamah Yerin."

Panggilan terputus Seokjin yang sudah sampai diparkiran tengah berjalan menuju mobilnya terparkir, setelah sampai pria itu langsung masuk dan mengendarai mobilnya menuju rumah Yerin.

Matanya sesekali memantau jam yang berada ditangannya, jangan sampai mereka—Yerin Sojung serta dirinya—telat penerbangan menuju canada hari ini.

****


Hari ini adalah hari dimana Yerin harus pergi untuk tinggal di tempat Sojung yaitu Canada, berat sebenarnya meninggalkan para sahabat serta kedua Orang tuanya. Yerin beralih kearah cermin kemudian mengepang daun rambutnya, membuat dirinya terlihat sedikit lebih dewasa.

Yerin berjalan gontai menuju tempat dia meletakan koper serta beberapa barang yang akan dia bawa nanti. Meraih ponselnya yang berada diatas koper tersebut kemudian menyalakan data. Tak disangka banyak pesan yang masuk, mulai dari Hyungwoon hingga Taehyung semuanya mengirimi dia pesan.

"Bye, gue bakal balik lagi nanti, kalau gue sukses terus bisa ke Indonesia sendiri pake uang hasil kerja gue." Monolognya.

DrrttDrrtt

Yerin tersentak saat sebuah nama untuk yang ke entah berapa ratus kalinya itu kembali terpampang di layar handphonenya tengah menunggu Yerin untuk menekan tombol hijau disana.

Akibat kejadian di UKS Yerin jadi canggung dengan Taehyung, hatinya masih kesal akibat pengakuan yang dilakukan Taehyung. Pengakuan cinta yang dilakukan saat sudah banyak berbohong. Terlebih lagi, pengakuan cinta yang dilakukan untuk mengiringi kepergian.

Yerin menekan tombol hijau saat sebuah panggilan kembali masuk, lagi lagi dari pemilik yang sama.

'Halo! Yerin kamu dimana? Yerin? Yerin jawab Rin!' Ucap orang diseberang sana.

Yerin diam saja, menunggu apa saja yang akan dibicarakan oleh sang penelepon.

'Rin, Pliss, aku mau ketemu kamu, sebentar! Rin ngomong Rin!'

"Dimana?" Jawab Yerin dengan lesu.

'Di tempat biasa.'

"Hm." Jawab Yerin singkat kemudian mematikan sambungan telephone tersebut.

Disinilah Yerin sekarang, taman di pusat kota. Saat Taehyung mengajaknya untuk bertemu sebenarnya di satu sisi dia merasa senang, namun disisi lain dia juga merasa sedih karena ini mungkin saja jadi pertemuan terakhirnya dengan si lelaki yang sangat lembut sifatnya itu.

Yerin menerawang mencari keberadaan seseorang yang barusan berbicara dengannya melalui panggilan di ponsel, tepat saat dia melihat kearah kiri dimana ada sebuah pohon bunga yang kini daunnya tengah berguguran terlihat lelaki berpakaian hitam serta topi hitamnya sedang duduk dibangku yang disediakan disana.

Soft Man [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang