Waktu telah menunjukkan Pukul 02.00 pagi dan Jisoo sama sekali tidak dapat terlelap. pikirannya masih sedikit kacau karena kejadian beberapa saat lalu. Ya—kejadian yang sempat membuatnya merasa seperti berada di ambang kematian saat dengan tiba-tiba Jennie mengetuk pintu kamarnya.Sungguh! Membayangkan jennie mendapati Kekasihnya berada di atas kakaknya sendiri—saling menindih dengan bibir yang menyatu, dan—ahh
Jisoo tidak sanggup melanjutkan. Jelas ia akan memilih menghilang seumur hidup daripada menahan malu pada adiknya sendiri.Flashback on~
Jisoo hampir saja melayangkan lampu tidur di meja makan samping ranjang itu ke kepala Taehyung.
For god's shake! Bagaimana bisa Taehyung tidak beranjak dari tubuhnya sementara ketukan jennie di pintu kamar itu semakin keras terdengar? Bahkan Taehyung sama sekali tidak melepaskan Tautan bibir mereka.
Oh sempat terbesit dipikiran Jisoo jika pelecehan ini hanyalah bentuk Kekhilafan Taehyung, Tapi jika ini memang sebuah khilaf seharusnya Taehyung menghentikan Aksinya saat menyadari kehadiran Jennie.
Tetapi bukannya sadar—pria ini malah semakin menggila.
Apa pria ini tidak takut? Apa dia ingin image pria baik yang menjadi citranya di mata jiyong dan Sandara bisa luntur seketika jika saja mereka kepergok? Apa dia ingin jennie memutuskan hubungan mereka yang sudah terjalin sejak lama?
Apa dia ingin Jisoo—dibenci keluarganya sendiri?GILA! Taehyung benar-benar sudah Gila. Jika ia masih memiliki sedikit kewarasan maka ia Tak mungkin membiarkan ini terjadi .
"Kakak apa kau sudah tidur ?"
Ya Tuhan, suara lembut itu—Jika saja bibir taehyung tak membekap mulutnya mungkin isakanya sudah terdengar oleh Jennie di luar sana .
"Jen, kakakmu pasti sudah tidur. Jangan menganggunya, lagipula Taehyung tidak mungkin berada di dalam kamar kakakmu kan? Ada-ada saja kau ini" kata Sandara sambil tertawa kecil .
Jisoo mendengarnya dan sungguh hatinya terasa mencelos—merasa bersalah dan berkhianat.
"Hm—iya juga sih, mungkin Taehyung Oppa sedang menerima telepon—ah tapi kenapa lama sekali" Jennie merengek pada ibunya.
"Sudahlah tunggu sedikit lagi,ia pasti kembali" Sandara menenangkan.
Jisoo terus mendengar percakapan ibu dan adiknya itu ditengah-tengah pergumulannya dengan Taehyung. Pria diatasnya ini menyerangnya bertubi-tubi. Ia hanya membiarkan Jisoo mengambil Napas selama kurang lebih 5 detik sebelum akhirnya kembali menubrukan bibir mereka. Taehyung bahkan tidak menggubris panggilan Jennie berang sedikitpun
Dia benar-benar mengabaikannyaMengabaikan Jennie, Mengabaikan Tangisan Jisoo—yang dipikirkannya hanya nafsu semata.
Menghentikan aktivitasnya, Taehyung
Memandang Jisoo yang terengah-engah dibawahnya dengan penuh hasrat. Dada gadis itu naik turun membuat Taehyung kembali tersulut nafsu.Ia baru saja akan menundukkan wajahnya lagi sebelum Jisoo menahan Dadanya.
"Stop"
"Kenapa? Bukankah kau menyukainya" Taehyung bertanya dengan nada rendah.
"Jika aku menyukainya,aku takkan menangis seperti ini" suara Jisoo terdengar serak & sarat akan kepedihan.
"Munafik" Senyum miring terpatri di bibirnya yang penuh .
KAMU SEDANG MEMBACA
The Prisoner
FanfictionWARNING! : 21+ Gadis itu menjalani hari-harinya dengan tentram bersama keluarga yang lengkap dan tentunya menyayanginya. Semua berjalan baik-baik saja dan terkendali sampai kepulangan seseorang dari masa lalu kembali membangkitkan ketakutan yang tel...