Chapter : 33

26.6K 1.7K 895
                                    

Suasana di sebuah tempat yang lebih pantas disebut markas itu nampak lenggang. Terdapat banyak pria bertato dan berbadan besar disana, sebagian berjudi dan sebagian lagi bermain billiar. Tawa bercampur Cacian kasar terdengar di beberapa sudut ruangan. Hanya ada dua orang pria yang terlibat percakapan serius. Salah seorang dengan Hoddie dan penampilan tengil yang acak-acakan dan seorang lagi nampak begitu rapi dengan kemeja hitam melapisi bahu lebarnya juga kacamata yang bertengger di tulang hidung mancungnya.

"Aku gagal, salah sasaran" Ujar si Pria Berhoddie.

"Apa itu sebabnya kau baru menemuiku sekarang?" Sahut si Bahu lebar.

"Tidak. Yang benar saja! Aku perlu bersembunyi berhari-hari, Pria itu Gila. Dia mengerahkan seluruh aparat kepolisian untuk melacaku."

Pria berkacamata dengan garis rahang tegas itu Menampilkan senyum menawannya. "Dia terlalu berlebihan hanya untuk pelacur kecil yang tidak berguna."

"Pelacur? Kupikir dia istrinya." Si tengil melongo tidak percaya.

Pria berkacamata itu tidak lagi menjawab dan hanya menghisap rokoknya dalam-dalam.

"Sudah ku transfer setengah dari nominal karena kau gagal. Bersiap-siaplah Besok penerbangan mu" Ujarnya pada si tengil.

Pria dengan bahu lebar tersebut mematikan rokok dengan cara menginjaknya. Ia berdesis samar dengan pandangan terarah ke luar Jendela.

"Mungkin belum saatnya Ia mati,
Masih ada kesempatan lain yang akan membawanya menyusul orang tuanya"

***

Suara-suara itu mengganggu Jisoo, terasa begitu dekat namun Seolah mengambang meski telinganya menangkap dengan jelas.

Muncul kernyitan samar pada kening perempuan itu seiring dengan matanya yang mulai terbuka perlahan-lahan. Secercah Cahaya langsung menyergap penglihatanya-sebentar saja karena begitu semuanya mulai jelas, tampaklah Kim Taeha yang tengah berada tepat di hadapannya.

Tunggu!

KIM TAEHA?

"A-anda?" Jisoo terkejut untuk beberapa saat, namun ia tak memberikan reaksi berlebihan Apapun karena tubuhnya masih sangat lemah dan kaku. Ia bahkan susah payah membuka suara.

"Akhirnya kau sadar juga" Kata Kim Taeha sebagai kalimat pembuka.

Jisoo... mengerut bingung, tidak tahu harus menjawab apa.

"Seseorang ingin bertemu dengan mu" ujar Taeha lagi dan tepat saat itu Juga, muncul sosok yang sangat dikenali sekaligus sangat Jisoo rindukan dari balik pintu kamarnya.

"Ayah?"

Tanpa menunggu lama Jiyong langsung menghambur ke dalam pelukan putrinya. Melepas rindu yang sekian lama menggebu sembari menahan Isak.

"Ayah, kenapa Ayah bisa disini?"
Tanya Jisoo, pelan.

Mendengar itu, Jiyong sontak melabuhkan pandangannya pada Kim Taeha, Jisoo langsung bisa menangkap maksud sang Ayah yang menyiratkan bahwa Taeha lah yang membawa beliau kemari dan Itu Sungguh menjadi Hal yang sama sekali tidak disangka-sangka oleh Jisoo.

"Kau akan pulang bersama Ayahmu"
Ucap Kim Taeha tegas.

"A-apa?"

"Apa kurang jelas?" Bentak Taeha.

Jisoo sedikit Tersentak-lalu memandang ayahnya tidak mengerti, menuntut penjelasan

"Ayah...?"

"Tuan Taeha yang memberitahu Ayah perihal keadaan mu, sayang. Dan dia telah memberi ijin pada Ayah untuk membawamu pergi dari sini" Jawab Jiyong penuh ketenangan.

The PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang