Chapter : 2

28.8K 2.3K 60
                                    

Seusai Acara acara lepas rindu beberapa saat lalu yang sukses membuat jantung Jisoo ingin jatuh dari tempatnya itu, Kini mereka berlima bergegas untuk makan malam bersama.

Jisoo mengambil tempat di sisi kiri bersebelahan dengan ibunya, dan Taehyung, lelaki itu memilih tempat duduk yang berhadapan langsung dengan Jisoo bersama Jennie yang masih bergelayut manja di lengannya.

Acara makan malam tersebut berlangsung dengan tenang dan khidmat, sampai jiyonglah yang pertama kali membuka percakapan

"Bagaimana study mu Tae?"

"Berjalan dengan lancar paman, semua pelatihan yang ku dapat telah membawaku Menduduki posisi puncak itu" Jawabnya, yang membuat Jiyong menampilkan senyum bangga. "Ambisilah yang membawa mu pada takhta yang kau dambakan selama ini, nak. Aku yakin pelatihan itu hanya sebatas formalitas guna meyakinkan kakekmu dan juga publik. Mungkin ini sedikit terdengar mustahil, tetapi menurutku Kau telah layak memimpin perusahaan bahkan sejak usiamu enam belas tahun."

"Siapa yang tak mengenal Si Jenius dari keluarga kim?" Imbuhnya disertai tawa kecil.

"Kau berlebihan, Paman" Ungkapnya, berlagak tersipu. Namun didetik berikut senyum yang sempat ditampilkan itu berganti menjadi seringai jahat ketika netranya beradu pandang dengan milik Jisoo.

Sedang mendapati dirinya yang tertangkap basah tengah memperhatikan Taehyung, lantas langsung membuat Jisoo gelagapan, wajahnya tertunduk malu.

Melihatnya Taehyung menyeringai samar sebelum melontarkan pertanyaan. "Bagaimana denganmu, Jisoo. Apa yang kau lakukan sekarang ini? kau bekerja?"

Terpaksa mengangkat pandangan, Jisoo masih tak berani menatap Taehyung saat ia membuka suara.
"Aku-ah! Kenapa kau tidak bertanya pada Jennie apa yg ia lakukan selama ini. Kalian kan tidak pernah bertemu Selama tiga tahun" Gadis itu beralibi.

"Apa yang kau katakan kakak? " Sahut Jennie seraya tertawa terbahak lantaran merasa lucu dengan pertanyaan yg diajukan kakaknya.

"Kami memang tidak bertemu selama tiga tahun, tapi apa gunanya ponsel dan segala fiturnya di dunia yg serba canggih ini?" Jennie tertawa lagi
"Tentu saja taehyung Oppa mengetahui apa yang aku lakukan selama ini,Oppa bertanya padamu karena ia memang tidak tau apa yang kau lakukan. Kalian kan tidak pernah berkomunikasi selama taehyung Oppa di Amerika" Tutur Jennie sembari tersenyum ke arah taehyung yang ternyata masih betah melabuhkan pandangan pada gadis dihadapannya.

Mendengar penuturan Jennie, Jisoo lantas kembali tundukan kepalanya dengan Pipinya bersemu merah kala mendengar ayah dan ibunya ikut memberikan kekehan kecil.

'Ah bodoh Jisoo, bodoh!' Rutuknya dalam hati

"Jadi... Bagaimana,Jisoo? jawablah pertanyaan ku" Desak taehyung.

Merasa tak bisa lagi mengelak dari pertanyaan, Jisoo pun menjawab "Aku masih melukis, seperti biasa. Hanya saja aku telah memiliki galeri Sendiri sekarang" Sahutnya sambil mengunyah makanan perlahan. Mengalihkan kegugupan serta rasa malunya yang masih tertinggal.

"Kau menjual lukisanmu?" Tanya Taehyung lagi.

"Begitulah"

"Lalu bolehkah aku berkunjung ke galeri mu, jika aku punya waktu luang?"

Jisoo tersedak, namun sedetik kemudian segera meraih air untuk ditenggak.

Pertanyaan Taehyung Sungguh tidak disangka-sangka olehnya. Astaga, apa ia tak salah dengar?

"Aku-"

Melihat sang putri yang masih terdiam kaku, Jiyong segera menyela.
"Tentu saja, Taehyung. Datanglah kesana untuk melihat-lihat. Karya Jisoo sangatlah indah"

Ya Tuhan, ini adalah bencana!sungguh Jisoo ingin sekali berkata tidak, tapi itu tak mungkin ia lakukan di depan keluarganya, bagaimana jika mereka bertanya tentang alasannya melarang Taehyung berkunjung? Apa jawabannya? Tak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya bukan?

Oh sial!

***


Makan malam telah berakhir sekitar satu jam yang lalu dan saat ini, Jisoo tengah berada di kamarnya sambil membaca buku. Awalnya sang ibu mengajaknya untuk bergabung bersama mereka dibawah sana. Namun Ya, Jisoo yg notabene seorang introvert lebih sering menghabiskan waktunya di dalam kamar sendirian.

Disela-sela kegiatan membacanya Jisoo yang sempat mendengar gelak tawa Taehyung di luar sana tanpa sadar ikut menekuk sudut bibirnya. Pikirannya berkelana pada masa lalu.

Kim Taehyung- Memang selalu tertawa dan terlihat bahagia jika sudah bersama dengan jennie. Sedari mereka kecil, Taehyung memang selalu bersikap manis pada Jennie tetapi entah kenapa selalu dingin terhadapnya. Lelaki itu bahkan tak segan-segan mengutarakan kebenciannya yang nyata di depan Jisoo. Seolah ingin selalu menekankan jika kebencian terhadap dirinya memang tak terbatas. Well, Jisoo memakluminya karena sudah terbiasa.

Namun semenjak Tragedi kelam yang merenggut nyawa kedua orang tua taehyung terjadi-lelaki itu berubah. Dia memang masih cenderung bersikap dingin dan kasar pada Jisoo namun tak separah sebelumnya. Taehyung yang biasanya selalu enggan menegurnya, perlahan mulai menunjukkan kepekaannya terhadap keberadaan jisoo. Itu memang kemajuan yang baik tapi entah kenapa justru sedikit mengganggu untuk Jisoo sendiri.

Mendadak ia lebih suka taehyung yang tidak peduli kepadanya seperti dulu, dan bukannya Taehyung yang selalu memandangnya lekat dengan tatapan yg tidak dapat ia artikan.

Bukan sekali dua kali Jisoo mendapati Taehyung yang menatapnya seolah-olah ingin menelanjangi dirinya. Lelaki itu melakukannya hampir setiap kali keduanya berada di lingkup yang sama. Bahkan disaat pria itu Tengah bersama dengan jennie, Taehyung pun tak akan segan-segan mencuri Pandang ke arahnya. Perilaku anehnya itu, sngguh tidak dapat dimengerti.

Ditengah-tengah lamunanya-Jisoo tiba-tiba dikagetkan oleh Suara ketukan dari luar pintu kamarnya.
Refleks bangkit dan membuka pintu, gadis itu justru terkesiap kala mendapati Lelaki yang sedari tadi mendominasi pikirannya, kini berdiri tepat di hadapannya.

"Apa Kau perlu sesuatu?? Dimana Jennie?" Jisoo yang masih dalam fase bingung itupun langsung menyemprot Taehyung dengan pertanyaan.

Namun bukannya menjawab pertanyaan Jisoo, dengan tidak sopanya Taehyung malah melongos masuk ke dalam kamar gadis itu

"Hey, apa yang kau lakukan disini?"
Meski panik, Jisoo tetap berbisik saat mengajukan pertanyaan.

Berbalik, sebelah alis Taehyung terangkat, menambah kesan angkuh pada wajah tampannya. Dan tanpa bisa dicegah, pria itu telah melangkah mendekati Jisoo dengan Seringai jahat yang terpatri di bibirnya.

Dan seakan terlambat menyadari apa yang terjadi, Jisoo hanya terperanjat saat dengan sigap Taehyung menyudutkannya ke pintu. Mengurungnya dengan dua lengan besarnya.

Jangan tanya bagaimana keadaan Jisoo saat ini Karena gadis itu sudah pasti gugup setengah mati.

"A-apa yang kau lakukan?"
Dari suaranya saja bisa ditebak bahwa Jisoo sedang dilanda ketakutan hebat.

"Menurutmu apa yang akan kulakukan,heh?" Desis Taehyung tajam.Sementara Jisoo tak lagi merespon, terlalu takut dan Gemetar membuatnya blank seketika.

Lama keduanya saling terdiam sambil bertukar pandang ketika dengan tiba-tiba-

'Click'

Merasakan alarm tanda bahaya, Jisoo pun sontak menjatuhkan pandangan ke arah gagang pintu dibawah tubuhnya, dan-tepat seperti yang ia duga, dirinya langsung dibuat lemah ketika mendapati Taehyung-

Mengunci pintu kamarnya dari dalam.

The PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang