Chapter : 32

21.3K 1.8K 868
                                    


Play list : Zayn ft Sia___Dusk till Down

***

Mata Taehyung terbelalak. Nyaris keluar dari tempatnya. Untuk sekejap, tidak ada kata yang keluar dari mulutnya. Jantungnya berdetak tak karuan, memukul-mukul seolah ingin mengoyak dadanya.

Seperti slow motion, seluruh aliran darahnya pun seakan berhenti tiba-tiba. Wajahnya memucat. Telinganya bahkan mendadak tuli untuk menangkap suara-suara panik orang-orang di sekitarnya yang mulai mengurumuni satu titik-dimana gadis itu tergeletak.

Taehyung ingin bergerak seperti mereka, namun ia tidak mampu, Tubuhnya mematung. hanya bisa menatap nyalang. Reaksi semacam ini-persis seperti saat ia dapati kedua orang tuanya tewas di depan mata. Terlalu mengejutkan, terlalu sulit dipercaya hingga membuatnya seketika mati rasa.

Menggeleng cepat, mati-matian Taehyung Berusaha untuk Kembali mendapati dirinya yang mengambang, Ia Bangkit. Menerobos kerumunan massa dengan tergesa-gesa, mendorong kasar sosok-sosok yang menghalang hingga Ia berhasil melihatnya-melihat perempuannya yang tak sadarkan diri. Bersimbah darah.

Kalap, wajah Taehyung berubah pias. Meski panik tidak terelakkan, perlahan direngkuhnya tubuh gadis itu. Tidak ada Drama mengguncang tubuh Jisoo dan meneriakinya untuk bangun-Karena Taehyung tahu gadisnya butuh pertolongan cepat.

Digendongnya Jisoo ala bridal, mencoba tidak histeris untuk tetap tenang, pada saat yang sama, Gustav berlari mendekat. Pria itu tak kalah panik.

"SIAPKAN MOBIL!"
Teriak Taehyung memerintah.

***

Milan hospital || 07.00 PM

Butuh waktu berjam-jam bagi Taehyung menunggu Dokter yang menangani Jisoo keluar dari ruangan penanganan. Selama itu pula Batinya tidak tenang, yang ia lakukan hanyalah mondar-mandir di depan ruangan tersebut sambil sesekali mengumpat-mengacak rambut hitam legamnya gusar.

Beberapa saat yang lalu Taehyung sempat bersitegang dengan beberapa Dokter dan perawat yang ditugaskan menangani Jisoo, lantaran ia disuruh menunggu diluar selama penanganan yang tentunya langsung ia tolak mentah-mentah, Taehyung bersikeras ingin masuk, menemani gadisnya.

Alhasil terjadilah Adegan adu mulut diantara mereka yang berujung pada aksi menyerah Taehyung. Gustav berhasil menenangkan dan meyakinkan dirinya. Tetapi itu sama sekali tidak menyurutkan kemarahan Taehyung yang bersumpah jika gadisnya tak ditangani dengan becus, maka mereka semua akan ia tuntut!

.

.

Kala seseorang ditunggu-tunggu keluar dari sana, tanpa menunggu lama Taehyung segera menghampirinya. Menyerbu dengan berbagai pertanyaan.

"Dia baik-baik saja?"

"Apa dia sudah sadar?"

Nada bicara Taehyung tak bisa dikatakan santai. Raut paniknya terkesan lemah dan putus asa, begitu pula dengan suaranya yang terdengar parau hampir tercekat.

Siapapun yang melihat kondisinya saat ini pasti akan merasa kasihan. Dia benar-benar tampak menyedihkan. Rambut acak-acakan, Jas yang disampirkan di bahu, kemeja putih yang sudah tampak berantakan dipenuhi bercak-bercak darah dengan lengan yang digulung hingga siku. Well-meski kekacauan itu sama sekali tidak mengurangi kadar ketampanannya yang paripurna.

"Pasien telah melewati masa kritis.
Cabutan pisau yang dilakukan pelaku Membuat Pasien mengalami pendarahan hebat dan luka yang cukup dalam. Namun untungnya tidak sampai mengenai titik-titik sensitif" Jawab Dokter paruh baya dengan logat Inggris yang sangat kental Tersebut.

The PrisonerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang