011 - Tacenda [part 3]

6 0 0
                                    

(n.) things better left unsaid; matters to be passed over in silence


Rina menceritakan bahwa ia hanya sedang bermain. Namun ternyata ia pergi terlalu jauh ke tengah hutan. Melihat air terjun dan pemandangan segar di sekelilingnya membuatnya lupa untuk pulang. Ketika hujan turun ia baru mau akan kembali, tapi dia tidak menemukan arah. Mau tidak mau ia harus menunggu hujan reda, tapi hujan tidak reda sampai malam larut dan akhirnya ia ditarik olehku dari tepi sungai tempat ia menunggu.

"Kamu sendiri ... kenapa berada di tempat ini?" gadis itu membungkuk untuk melihat dengan lebih jelas. "Kamu terluka. Itu ... apa yang terjadi?" ia mulai menyetuhku.

Aku meringis. Rasanya memang perih ketika luka akhirnya terbasuh dalam air. "Lebih baik tidak ada yang tahu." Aku berusaha menghindari pertanyaannya, tapi gadis itu bersikeras untuk mengetahuinya. "Tidak ada yang ingin aku ceritakan." Aku kembali menjaga jarak dengannya menunjukkan penolakan.

Kembali menceritakan tentang dirinya. Gadis yang basah kuyup itu mengatakan bahwa tidak mungkin membuat orangtuanya tahu bahwa ia bermain di hutan. Tidak ada seorang pun baginya untuk meminta bantuan. Itu hal yang konyol dan dia mengakuinya.

Sebenarnya aku memiliki pemikiran untuk membuatnya pingsan dan menghapus memorinya. Ini termasuk interaksi yang tidak dibutuhkan. Termasuk juga dengan keluargaku sebelum pembantaian. Sebenarnya aku lari dari kewajibanku sebagai Hazard, tidak kusangka pembantaian itu justru menyeretku ke dugaan bahwa aku datang ke keluargaku untuk melakukan hal itu.

"Bisakah kita berteman?" Rina tiba-tiba menanyai hal itu. "Tolong, temui aku di sana lagi besok siang."

Aku tidak yakin jawaban apa yang harus aku katakan. Aku sudah berniat untuk menghapus ingatannya, jadi tidak peduli apa yang kukatakan dia tidak akan ingat. "Baiklah," aku mengiyakannya.

"A-aku ... Hazard dilarang untuk melakukan kontak khusus." Aku menarik jawaban dan mengatakannya alasan yang sejujurnya. Tidak akan apa-apa, akan kuhapus semuanya. Aku mengatakan alasan yang sejujurnya atas setiap pertanyaannya walau samar saja.

Pertemuan kami berdua adalah hal yang tidak jelas.

In the Future Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang