019 - Erlebnisse [part 3]

2 0 0
                                    

(n.) the experiences, positive or negative, that we feel most deeply, and through which we truly live; not more experiences but experiences


Selama pengenalan Hazard, tidak ada yang harus dilakukan oleh yang tidak ikut diperkenalkan. Aku tidak ikut, jadi aku hanya berniat hanya menghabiskan waktu di atas tempat tidur siang itu, Ludwig dan Xavier tiba-tiba datang masuk. Tidak ada masalah dengan itu, hanya aku terkejut karena niatku terbatalkan.

"Aku merasa tidak enak. Apa sungguh tidak apa-apa?" tanyanya. "Kau terlihat terganggu karena kedatangan kami berdua."

"Tidak masalah," ucapku. "Aku hanya terkejut karena ini berlangsung tiba-tiba. Baru saja aku akan berlayar ke alam bawah sadar." Kepalaku berdenyut karena perubahan situasi yang mendadak. "Dan sekarang aku menjadi pusing karenanya."

Ludwig menggerakkan tangannya. Bahasa isyarat. Kamu sepertinya mudah sakit. Dia tidak memiliki kemampuan untuk berbicara, tapi tingkat kepekaannya terhadap sesuatu sangat tinggi. Sepertinya benar jika dalam konteks dirinya satu kecacatan meningkatkan kemampuan lainnya.

"Ah ...." Berbeda dengan Ludwig, Xavier terlihat baru menyadarinya. "Benar juga, kau selalu terlihat pucat."

Pada akhirnya kami hanya berbicara hal-hal yang tidak penting. Baik mulai dari komentar pribadi sampai ke fakta sekitar. Ludwig lebih banyak mendengarkan dan hanya ikut untuk satu dua kalimat saja. Sungguh, pada akhirnya sejak awal sampai akhir hanya percakapan yang hanya menghabiskan waktu.

Suara tiga ketukan pintulah yang mengakhirinya dengan paksa. Pintu terbuka dari luar dan menampilkan dua orang perempuan yang datang. Nath berdiri di ambang pintu dan masih memegang kenop pintunya. "Kalian asyik sekali. Maaf harus menyela."

Ada apa? Sebelum kami berbicara, Ludwig sudah mengisyaratkan pertanyaan itu pada Nath. Sesuatu yang penting atau serius?

"Saya tidak terlalu yakin untuk mengatakan ini penting atau serius." Perempuan itu berbicara tanpa pindah terlebih dahulu dari tempatnya. "Kita diminta untuk datang menghadap, mungkin sekitar dua jam lagi." Matanya kemudian melirik pada Firia di belakangnya dan ia pun melepas kenop pintu untuk menunjuk Firia. "Gadis ini yang mengatakannya setelah permasalahan dengan Reine selesai, jadi itu hanya waktu kisaran dari saya saja."

"Yo!" dari belakang Firia menyahut. "Seharusnya kalian mengundangku, aku bosan tanpa berbuat apa-apa, tahu!" gadis blonde itu terlihat tidak terima, padahal tidak hanya dia yang tidak ikut serta.

"Tentu saja kami tidak akan mengundangmu. Kau terlalu berisik."

"Uhh ...," interjeksi kesal terdengar dari Firia mendengar jawaban Xavier yang hanya bercanda. "Kalian menyebalkan!" Firia tidak tahu sebenarnya kami lebih banyak berbicara tentang Nath di sampingnya. "Kalian menyebalkan!" ulangnya.

Ludwig berdiri dan menepuk bahu Firia. Dia hanya bercanda, tidak seperti itu. Ia mengucapkannya dengan santai sehingga dapat diterima oleh Firia. Meskipun begitu sorot matanya masih menunjukkan ketidaksukaan pada Xavier.

Pada akhirnya yang mengakhiri masalah sepele itu adalah Nath yang mengangkat suaranya. "Sudahlah, jangan bersikap kekanak-kanakan."

In the Future Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang