025 - Erlebnisse [part 9]

7 0 0
                                    

Hazel hanya menatap setengah heran. "Mimpi buruk? Kau terlihat sangat panik dalam mimpimu." Dia masih terlihat seperti sosoknya yang biasa. Tidak memedulikanku lagi, dia akhirnya menatap ke luar melalui jendela.

Semua orang di sekitarku tertidur pulas. Kami melanjutkan setengah hari Apa itu mimpi? Aku sendiri tidak yakin. Ah .... Aku baru saja kembali kepada kenyataan yang sesungguhnya. Mengingat apa yang terjadi sebelum aku akhirnya tidur. Semoga mimpi itu tidak nyata.

Beberapa tahun yang lalu, secara tiba-tiba aku mendapatkan kemampuan yang aneh. Tanpa tahu sebab aku memilikinya, aku tidak percaya bahwa aku memiliki Future Sight. Estelle pernah menceritakan fenomena ini sebagai persepsi ekstrasensori, aku memimpikan sesuatu dan hal itu menjadi kenyataan. Bisa pula disebut dengan Second Sight karena melihat sesuatu yang tidak seharusnya. Tidak mungkin hanya karena hukum kemungkinan saja. Aku juga tidak berniat membuatnya terjadi.

Aku akhirnya mendekat ke anak itu dan menyetuh dahinya. "Lebih baik setelah istirahat? Kembali seperti biasa?" demamnya sepertinya sudah turun sejak ia tidur dengan sangat lama. Meskipun begitu dia tetap terlihat pucat, aku sampai khawatir ia sudah meninggal ketika tertidur.

"Jauh lebih baik," balasnya. "Sekarang sudah tidak apa-apa lagi. Lagipula saat ini kenapa kau tidak cemas dengan dirimu sendiri? Ekspresimu sangat kacau sejak bangun." Kata-kata yang dingin dan menyakitkan seperti biasa, tetapi itu adalah kebenarannya.

Aku tertawa kecil, lebih tepatnya memaksakan. "Entahlah. Mimpinya terlalu nyata hingga aku sulit untuk mempercayainya. Aku harap hal itu tidak terjadi." Tidak mungkin aku mengatakannya pada siapa pun bahwa aku telah melihat masa depan. Apa yang aku lihat di mimpi tidak pernah merupakan hal baik. Semoga itu bukanlah masa depan ....

"Future Sight," Hazel bergumam pelan, tetapi aku masih bisa mendengarnya. Anak itu membuatku terkejut untuk dua kali setelah mendengar Future Sight dari dirinya. Senyum yang meremehkan. Dia terkekeh dan melanjutkan, "kamu telah memiliki kemampuan itu, bukan?"

Tengkukku terasa tidak nyaman melihat tingkahnya yang seperti orang lain. Namun aku tidak memiliki keyakinan bahwa dia adalah orang lain. Hazel yang aku tahu adalah orang yang sangat jujur, orang yang berterus terang meskipun kenyataan itu sangatlah kasar atau ... mengerikan.

"Itu bukanlah satu-satunya."

In the Future Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang