014 - Tacenda [part 6]

2 0 0
                                    

(n.) things better left unsaid; matters to be passed over in silence


Pesta penyambutan Reine diadakan dengan dihadiri banyak dari kaum bangsawan. Hazard seperti kami juga mengikuti perayaan itu karena kami adalah tangan-tangan kerajaan yang jelas berbeda dari prajurit, penasihat, pelayan, bahkan hingga kesatria sekalipun. Nath terlihat tidak fokus dengan pesta, tatapannya itu selalu mengarah kepada adiknya. Dia ingin melindungi adiknya dari bahaya, ya.

Reine tidak boleh datang dengan didampingi oleh bangsawan lainnya, bahkan pengawalan mereka hanya sampai depan pintu aula. Sudah jelas bahwa Nath cemas jika terjadi sesuatu pada adiknya. Thania terlihat sangat mirip dengan kakaknya hingga sekilas aku sempat mengira yang menjadi Reine adalah Nath.

Rina juga hadir. Netranya tidak menunjukkan warna aslinya. Dia mengatur rambutnya hingga matanya pun tidak terlihat jelas. Padahal lensa kontak sudah cukup. Senyumnya memicu kekaguman di sekelilingnya. Harus diakui bahwa gadis itu memang sangat cantik.

"Hazel," sebuah suara menegurku, dari Xavier yang paling terlambat menyelesaikan misinya. "Kelihatannya Carla sama sekali tidak mau diajak bicara akhir-akhir ini." Pemuda itu menggerutu kepadaku tentang Nath selama beberapa waktu. "Padahal ada hal yang ingin aku katakan padanya."

Kenapa orang ini malah mengeluh padaku? Aku masih diam sampai dia selesai dengan keluhannya. "Lalu, apa hubungannya denganku?" tanyaku dengan langsung. Berbasa-basi tidak akan membawaku pada jawabannya, jadi lebih baik langsung bertanya. "Kau hanya datang untuk mengeluh?"

"Ya, benar." Xavier tersenyum pahit mendengar pertanyaanku. "Aku hanya ingin kau mendengarkan saja. Kau memiliki sifat yang selalu berterus-terang pada apa pun situasinya, kau tidak akan memberiku nasihat bijak seperti Estelle dan Ernie atau mengabaikanku dengan terus terang seperti Trevis dan Kayleen. Pendengar sepertimu akan memaksaku kembali berpikir rasional."

Aku merasa terusik dengan kata-kata itu. Jelas tidak benar. Aku hanya tidak bisa menasihati orang lain. Bagaimana ia menafsirkan seperti itu? "Masih ada yang lain selain aku."

"Sasha tidak akan menganggap ini serius, pada akhirnya ia sama saja. Lalu aku mengesampingkan Aldy, hanya kamu sisanya." Alasan yang dikemukakannya benar saat mengulas Hazard yang lain dan mengesampingkan Ludwig adalah hal yang tepat.

Tidak bisa mengelak. Aku menghela napas lagi. Orang yang merepotkan. Xavier tidak membutuhkan nasihat, karena itu dia tidak pergi pada Ernest atau Uri. "Baiklah, baiklah. Sehubungan dengan keluhanmu itu, memangnya apa yang ingin kaukatakan pada Nath?"

Dia tersenyum pahit lagi. "Hanya beberapa Hazard yang akan diperkenalkan kepada Reine. Sekitar empat atau lima dari kita walaupun belum ditentukan."

"Jadi Nath tidak termasuk?" ini tidak biasanya mengingat sebelumnya seluruh Hazard diperkenalkan kepada yang bersangkutan. Kemungkinan karena Thania menjadi Reine. "Sepertinya Nath sudah tahu kalau ia tidak mungkin mendapatkan kesempatan meskipun Thania juga tinggal di istana. Dia itu pemikir yang baik."

Pemuda itu terlihat terkejut dengan reaksiku yang tidak acuh. Aku hanya berbicara kenyataannya. "Ya, kau benar. Sepertinya aku tidak perlu mencemaskannya." Helaan napas lega terdengar darinya. Kemudian ia berkomentar, "Kejujuranmu itu mengerikan." Aku tidak yakin dengan ucapannya. "Kamu sangat jujur walau hal itu sangat menyakitkan didengar. Berkat itu aku bisa berpikir kembali, terima kasih."

Ia beranjak pergi dari sampingku. "Aku ingin keluar sebentar. Terima kasih telah mendengarkan, Hazel." Aku melambaikan tangan mengisyaratkan 'itu tidak masalah' atau lebih tepatnya 'aku tidak peduli'.

Jujur? Kau yakin untuk menyebutku seperti itu? Aku ini juga pembohong seperti orang lainnya. Bahkan sepertinya akulah pembohong yang terburuk. Sebaiknya aku tidak mengatakannya.

In the Future Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang