016 - Tacenda [part 8]

3 0 0
                                    

(n.) things better left unsaid; matters to be passed over in silence


Alunan musik dansa yang lembut masih terus memenuhi ruangan pesta penyambutan Reine. Aku kembali melihat Rina yang tengah berdansa dengan Putra Mahkota. Di antara banyaknya orang yang hadir, aku masih bisa menemukan gadis itu. Bagiku, Rina bercahaya seperti matahari.

Senyumnya masih palsu, sama seperti biasanya. Hal lain yang juga sama seperti biasanya adalah kegelapan yang mengukung gadis itu. Rina bukanlah matahari yang menyilaukan bumi, tapi dia adalah matahari yang dikukung oleh kegelapan semesta.

Apakah aku harus memberitahu Rina? Perasaan yang tidak nyaman terus berada di sekeliling gadis itu. Dari tempat yang tidak terlihat, banyak orang yang meluapkan perasaan kebencian itu. Rina pasti sudah menyadarinya betapa banyak sorot mata yang ingin menjatuhkannya.

Malam itu, tanpa ada seorang pun yang menyadarinya, darah yang segar mengalir membasahi lantai dari seorang pria bersetelan hitam dengan rambut pirang yang agak panjang. Gregor Adams, dia adalah salah satu tamu undangan dan juga orang yang akan membunuh Rina nanti. Di masa yang akan datang juga akan lebih banyak orang yang beniat sepert pria itu. Aku harus selalu melindungi Rina

Masih lebih banyak lagi orang yang harus aku singkirkan sebelum menyentuh Rina. Gadis itu masih tidak menyadari kehadiranku. Tidak apa-apa, aku akan terus memberikan kesempatan untuk itu. Aku akan diam dan menunggunya. Aku akan terus melindungi Rina.

Aku ingin Rina dapat terbuka denganku dan tidak menunjukkan senyum palsu itu. Lebih baik dia memasang ekspresi yang penuh dengan kebencian daripada wajah itu. Tidak apa-apa, karena aku selalu menyayangi Rina. Aku akan selalu melindunginya.

Aku menyayangi Rina lebih dari apa pun, aku tidak pernah bisa membencinya sedikit pun. Meskipun hubungan ini masih samar, aku harus tetap menunggunya. Apabila ternyata aku dibenci olehnya, aku akan tetap menyayanginya. Bahkan jika seluruh dunia membencinya, aku akan tetap menyayanginya. Aku ingin menjadi orang yang selalu di sisinya. Seperti itulah bentuk perasaanku padanya.

Kalau dipikir-pikir, ekspresinya saat itu lebih jujur daripada biasanya. Entah apa alasan yang mendorongnya menunjukkan ekspresi yang disembunyikannya itu. Jika aku menunggu lebih lama lagi, apakah dia akan memberikan kesempatan untuk membagi perasaannya itu? Rina yang selalu tersenyum palsu itu, aku harap dia lenyap.

Aku menyayangi Rina, karena itu aku ingin Rina yang selalu tersenyum palsu itu pergi. Tidak peduli jika setelah itu dia membenciku. Aku hanya ingin tahu perasaannya yang sesungguhnya, aku hanya ingin dia membagi beban yang ia tanggung di balik ekspresi cerianya itu. Aku ingin Rina menyadari kalau aku akan selalu berada di sampingnya.

Di sekitar dirinya hanya ada kegelapan dan kehampaan yang mendalam. Gadis itu sudah putus asa tentang perasaannya sendiri, tapi dia masih tidak membiarkan tameng itu disingkapkan. Rina tidak akan bisa menemukan jalan keluar sendirian seperti itu.

Seberapa dalam kegelapan yang kamu bawa, Rina?

In the Future Without YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang