Break Up

14.6K 719 22
                                    

"Ayo kita putus!"

Tubuh Mingyu seketika menegang. Tangannya yang hendak mengarahkan cangkir berisi kopi ke mulutnya terhenti dan mengambang di udara. Kedua matanya melebar.

Detik berikutnya ia kembali menyimpan cangkir dan memusatkan perhatiannya pada laki-laki manis di hadapannya.

"Hyung, bercandamu lucu sekali!" ujar Mingyu sambil tertawa, membuat Wonwoo mengernyit bingung.

"Aku gak bercanda, Gyu. Aku ingin kita putus," Wonwoo menghela napasnya sejenak sebelum menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi.

Mingyu yang tadinya tertawa saat itu juga langsung bungkam. Tubuhnya condong ke depan dan tangannya meraih kedua tangan Wonwoo yang berada di atas meja.

"Kenapa hyung ingin putus denganku? Apa aku punya salah?" tanyanya dengan nada sedih.

Wonwoo menggeleng pelan. "Kamu gak punya salah apa-apa."

"Terus? Kenapa minta putus? Apa alasannya?"

Tangan Wonwoo melepaskan genggaman Mingyu, kemudian menegakkan tubuhnya. Untuk beberapa saat keadaan hening sebelum kemudian Wonwoo menjawab.

"Aku udah gak cinta sama kamu."

Deg

Dan untuk kedua kalinya Mingyu melebarkan matanya. Menatap tidak percaya pada apa yang baru saja Wonwoo ucapkan.

Sedangkan Wonwoo memilih untuk meminum tehnya dengan santai, seolah-olah tidak ada yang terjadi. Sesekali ia juga memakan muffin miliknya lalu mendesah ketika merasakan makanan manis itu berada di mulutnya.

Dan mengabaikan Mingyu yang belum bereaksi sedari tadi.

Sepuluh menit sudah berlalu dan tidak ada diantara mereka yang berniat membuka suara. Wonwoo sibuk dengan makanannya, dan Mingyu masih seperti sebelumnya.

Wonwoo yang menyadari keterdiaman Mingyu segera melirik sekilas, kemudian membuang napasnya kasar.

"Gyu! Jangan melamun!" ucapan Wonwoo yang cukup keras mampu menyadarkan Mingyu.

Helaan napas terdengar keluar dari mulut Mingyu dengan lesu. Ia menundukkan kepalanya sejenak sebelum kemudian kembali mendongak untuk memperhatikan wajah Wonwoo.

"Hyung, jujur sama aku tentang alasanmu ingin putus," pinta Mingyu dengan suara cukup pelan.

Mendengar pertanyaan itu membuat Wonwoo memutar bola matanya malas. Ia kembali menyandarkan tubuhnya sambil melipat kedua tangannya di dada, menatap malas pada laki-laki tampan dihadapannya.

"Apa perkataanku kurang jelas? Aku bilang kalau aku udah gak cinta sama kamu lagi!" jawab Wonwoo dengan menekankan pada kata terakhirnya.

"Bohong!" tukas Mingyu cepat. "Hyung pasti bohong! Oh apa jangan-jangan hyung punya laki-laki lain?" tuduhnya penuh selidik.

Mulut Wonwoo terkatup rapat dan matanya sedikit membola, hanya sedikit. Sehingga Mingyu tidak menyadari hal tersebut. Namun hal itu tidak berlangsung lama, tangan Wonwoo meraih cangkir berisi teh miliknya dan meneguk sisa teh tersebut sampai habis. Matanya memandang Mingyu dengan serius.

"Ya. Bisa jadi seperti itu," ujarnya dengan tenang.

Mingyu menggertakkan giginya, kedua tangannya mengepal dengan erat. Ia menatap tajam pada Wonwoo yang tetap memasang ekspresi tenang.

"Siapa? Siapa orang yang berani deketin kamu?" tanyanya sambil menahan amarahnya.

"Kamu gak perlu tahu siapa dia."

"Hyung, bukankah dulu hyung pernah berjanji akan selalu bersamaku? Akan tetap mencintaimu, seperti halnya aku yang akan tetap mencintaimu? Bukankah hyung sendiri yang bilang gitu?"

Wonwoo menatap Mingyu sedikit lama. Memperhatikan bagaimana wajah yang biasanya memperlihatkan senyuman tampan dengan gingsul yang menawan, kini mulai memerah karena amarah yang ia tahan. Ada sedikit perasaan takut ketika melihat itu. Karena untuk pertama kalinya Wonwoo mendapati raut yang benar-benar membuatnya tidak bisa tenang.

Untuk kesekian kalinya Wonwoo menghela napas. "Ya. Aku ingat pernah bilang itu," ia menjeda ucapannya. "Tapi, perasaan seseorang mudah berubah seiring berjalannya waktu. Dan aku ngalamin hal itu."

"Tapi perasaanku gak berubah sama sekali hyung! Aku tetap mencintaimu sampai saat ini," kini Mingyu terlihat sudah lebih tenang.

"Hanya sebagian orang, Gyu. Dan aku salah satunya."

"Hyung kumohon jangan bohong sama aku. Aku gak suka."

"Aku gak bohong. Kamu bisa memastikannya."

Mingyu menatap lurus mata Wonwoo, mencoba mencari kebohongan disana. Namun Mingyu terlalu bodoh untuk mengerti arti tatapan mata seseorang.

Dan Wonwoo tahu hal itu.

Setelah itu Wonwoo segera membereskan barang-barangnya untuk segera pergi dari sana. Ia melirik sekilas pada Mingyu yang kini menundukkan kepalanya. Tangannya kemudian mengusak surai coklat Mingyu dengan lembut.

"Lupakan aku dan carilah kebahagiaanmu sendiri, Gyu! Aku pergi!"

Dengan itu Wonwoo meninggalkan Mingyu sendirian di cafe tersebut. Mengabaikan suara isakan kecil yang keluar dari bibir laki-laki tampan tersebut.

Tbc

[✔] Lie Again [MEANIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang