Working

4.4K 400 27
                                    

"Kook inget ya jangan keluar kelas sebelum Tae-hyung dateng, oke?"

Jungkook hanya menganggukkan kepalanya sebagai jawaban. Wonwoo yang melihat itu tersenyum kemudian mengusak surai halus sang adik dengan sayang.

"Kalo gitu hyung pergi dulu ya, bilangin ke eomma appa kalo hyung hari ini mau ngelamar kerja," ujar Wonwoo sebelum pergi, dan Jungkook kembali menganggukkan kepalanya.

Wonwoo berjalan sedikit cepat ketika waktu sudah menunjukkan pukul 3 sore. Ia harus segera ke cafe yang hendak ia lamar. Jeonghan memberitahunya tentang sebuah cafe baru yang berada tak jauh dari sekolahnya, dan saat ini tengah membutuhkan banyak pegawai. Namun sebelum itu Wonwoo mempunyai urusan lain yang lebih penting, ini menyangkut masalah adiknya.

Ketika tiba di depan ruang musik, Wonwoo berhenti sejenak untuk menetralkan napasnya yang tersengal. Dan setelah dirasa cukup ia menekan knop pintu ruangan itu dan masuk.

Dilihatnya seseorang tengah duduk di depan grand piano tanpa sedikitpun niat untuk memainkannya. Dan ketika menyadari kehadiran Wonwoo, seseorang itu segera berdiri dan langsung menghampiri namja itu.

"Jadi?" tanyanya cepat sambil melipat kedua tangannya.

"Sekarang apa salah gue sampe lo gangguin Jungkook? Selama ini gue gak ngedeketin Mingyu! Gue gak jalan bareng Mingyu! Gue gak hubungin dia! Tapi kenapa lo malah bawa Jungkook ke masalah gue? Lo udah janji kalo lo gak bakal gangguin Jungkook, tapi apa?!" emosi Wonwoo memuncak ketika mengutarakan isi hatinya.

Tzuyu mendecih mendengar semua perkataan Wonwoo. "Gue gak bakal gangguin Jungkook kalo temen-temen lo gak ikut campur!" desisnya sambil menahan marah.

Seketika alis Wonwoo bertaut.

"Apa maksud lo temen-temen gue ikut campur?"

"Denger, gue gak suka kalo ada banyak orang yang ikut campur dalam urusan kita, cukup lo dan gue. Gue gak suka ke temen-temen lo yang terus-terusan datengin gue dan minta gue buat jangan gangguin lo!! Ini urusan kita jadi mereka gak berhak ikut campur!!" jelas gadis itu dengan nada yang sedikit meninggi.

Wonwoo diam. Teman-temannya melakukan hal itu? Apa itu artinya mereka sudah tahu masalah yang dialaminya?

"Jadi gue minta lo jangan biarin mereka ikut campur, kalo nggak, lo gak bakal tahu apa yang bakal gue lakuin ke adik lo!"

"CUKUP!"

Tzuyu yang hendak keluar seketika berhenti dan menoleh ke arah Wonwoo. Tatapannya menyiratkan kemarahan.

"Udah cukup lo bikin hidup gue menderita!! Kalo lo mau dapetin Mingyu lo harus usaha sendiri!! Gue CAPE kalo harus nurutin kemauan lo, tapi ujungnya keluarga gue lo sakitin!! Gue emang gak punya apa-apa, tapi setidaknya gue masih punya hati buat gak NGANCURIN hidup orang!!!"

Setelah mengucapkan itu Wonwoo segera pergi meninggalkan Tzuyu yang kini menggeram marah.

Wonwoo keluar dari ruang musik tanpa memperhatikan sekitar. Perasaannya sedang tidak baik-baik saja. Ia butuh tempat untuk menenangkan diri.

Begitu Tzuyu keluar ia dikejutkan dengan kehadiran seseorang yang sudah berdiri di depannya sambil menyilangkan tangannya. Matanya menyorot tajam pada gadis itu membuat yang di tatap menjadi gelagapan.

"O-oh, ha-hai M-mingyu! K-kamu lagi ngapain di sini?" tanyanya dengan gugup.

Sedangkan Mingyu masih belum menjawab. Ia masih menatap tajam gadis itu, menghujaninya dengan tatapan mengintimidasi.

"Udah puas lo bikin hidup Wonu hancur?" tanya Mingyu dengan nada datar.

Mendengar itu Tzuyu mulai berkeringat dingin. Tangannya bertaut dan saling meremat pertanda bahwa ia ketakutan.

[✔] Lie Again [MEANIE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang