Aku mematikan rokok yang sudah habis ke dalam asbak yang bersebelahan dengan sebotol vodka yang juga sudah hampir habis. Asap tipis mengepul kemudian lenyap termakan suhu ruangan.
Di luar sana sudah sangat gelap, tapi aku sama sekali belum memejamkan mata sedetikpun sejak aku masuk ke dalam kamar ini beberapa jam tadi.
Kulihat wanita itu sudah tidur sangat nyenyak setelah aku melakukan hal yang tidak pantas padanya. Lekuk tubuh wanita itu terlihat sangat menarik, dari segi manapun aku melihatnya, dia memang memesona. Bahunya yang ramping, bokongnya yang sintal, pinggang kecilnya dan rambut panjangnya yang tergerai berantakan terlihat sedikit menutupi wajah cantiknya yang dihias make up tipis, seberapa kalipun kulihat, dia memang sangat cantik. Kupalingkan pandanganku darinya saat kulihat tubuh itu menggeliat dibawah selimut yang menutup sebagian tubuh itu, kembali menatap ke luar jendela sambil menyesap vodka sudah beralih ke tanganku.
"Apa hanya melihatku akan membuatmu puas?"
Suaranya tiba-tiba, membuatku berhenti minum dan kembali menatapnya. Melihat dari sepasang matanya yang sama sekali tidak terlihat lelah, aku yakin dia sudah bangun sejak aku meninggalkan kasur itu. Tapi, dia tetap bertahan dan melihat apa yang kulakukan, sama seperti yang kulakukan padanya.
"Maaf karena aku sudah berbuat yang tidak pantas padamu." Ujarku sebelum menenggak habis sisa vodka dalam gelasku sebelum berbalik untuk mengambil jas yang tergeletak di lantai kemudian memakainya.
"Ini baru pukul empat pagi, kau mau ke mana? Tidak bisakah kita bermain sedikit lebih lama?" Dia menggodaku. Dia mengangkat tangannya untuk menahan dagu, tersenyum sangat ramah bahkan aku tak bisa mengartikan senyum itu adalah godaan atau ejekan.
Kuabaikan senyum itu, kurogoh salah saku saku bagian dalam jas yang sudah kupakai, kukeluarkan selembar kartu namaku lalu kutaruh pada nakas sebelum pergi, "Aku akan mentransfer uangnya ke rekeningmu."
"Aku akan menghubungimu kalau tiba-tiba kejadian seperti tadi terulang lagi."
"Tidak perlu, aku tidak akan kembali ke kota ini."
"Ho~ lalu bagaimana dengan dia?"
Tanganku berhenti menarik knob pintu, berbalik ke arahnya dan menemukan dia yang duduk bersandar pada kepala ranjang, tersenyum sambil merapatkan selimut yang membalut tubuh telanjangnya di bawah sana.
Aku tidak tahu kenapa aku bisa berakhir di kamar ini dengan dia? Seingatku, hari ini aku kembali ke kantor inspektur Oogaki untuk membahas beberapa hal yang belum selesai.
Cukup lama aku menghabiskan waktu bersama inspektur Oogaki, bahkan kami sempat makan siang dan berkeliling Haisatsu, menyisir beberapa wilayah dan menarik kemungkinan yang tidak bisa diambil oleh omega ceroboh itu.
Tapi, saat kupikir kalau aku bisa terus bekerja dengan inspektur Oogaki, tiba-tiba aku melihatnya berkeliaran bersama seorang polantas, di dalam mobil patroli sambil sesekali tertawa.
Aku memang tidak bertanya pada inspektur Oogaki mau pergi ke mana omega ceroboh itu, tapi dengan suka rela dia mengatakan kalau jam kerja bocah itu sudah selesai dan biasanya dia akan pergi ke Fuglen di Tomigaya.
Harusnya aku kaget mendengar opsir sepertinya pergi ke tempat seperti itu, tapi melihat bagaimana dia, aku berhenti terkejut. Secara harfiah, Fuglen adalah bar tempat berkumpul orang-orang dari kelas bawah maupun kelas atas, hanya saja selain menjadi tempat berkumpul untuk menghabiskan sisa malam bersama minuman kelas tinggi juga beberapa butir ekstasi yang mereka jual, Fuglen juga menjadi tempat para Omega mencari alpha mesum untuk diajak bercinta, menghabiskan masa heat atau hanya sekedar berbuat mesum.
![](https://img.wattpad.com/cover/198309240-288-k595101.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello; My Mate✔
RomantizmSebelum baca ini, silakan baca My Mate lebih dulu. terima kasih.