___happy reading for you____
Not forget Voting and follow me
Romeo dan Adiva sudah sampai Dirumah sakit yang besar itu, mereka masuk mencari keberadaan Bima, setelah Mereka melihat bima dipojokan Sedang duduk termenung, mereka langsung menghampiri Bima.
"Lo apain hanna!" Suara khas orang emosi itu terlontar dari mulut Romeo sembari menatap Bima dengan tajam
Bima tidak menggubris ucapan Romeo, dia langsung berdiri dan mencekal Tangan Adiva yang sedang berdiri disamping Romeo.
"Div, sebenarnya hanna kenapa?" tanya Bima dengan serius
Adiva gelagapan bukan main, pasalnya ini baru pertama kali Bima menanyakan 'Hanna kenapa' Adiva menatap Bima denga tatapan ketakutan ia tidak tau harus menjawab apa pertanyaan dari Bima, apakah dia Harus menceritakan sekarang? Tidak ini bukan waktu yang tepat.
"Div, jawab gw Hanna kenapa sering banget Mimisan terus pusing?" ucap Bima Dengan desakan agar Adiva mau memberitahunya.
Tak selang beberapa menit, Dokter pun keluar Dari ruangan Hanna, Bima Adiva dan Romeo pun serentak menoleh saat mendapati Dokter itu Ada dibelakang mereka.
Syukurlah, Adiva selamat dari pertanyaan Bima itu."Dokter bagaimana keadaan Hanna didalam" suara itu langsung menggema dikeheningan, suara itu bukan Bima melainkan Romeo.
"Keadaannya sudah mulai membaik" ucap Dokter sambil tersenyum
"Apa boleh saya melihatnya dok?" ucap Bima tak kalah saat Romeo hendak mengatakan hal yang sama
"Silahkan, tapi Cukup satu orang saja" ucap Dokter lalu meninggalkan mereka.
Saat Bima hendak masuk kedalam, Romeo dengan sigap mencekal pergelangan Bima yang sudah diujung pintu itu, Bima melirik kearah Romeo denga tatapan Melotot
"Lepasin gw!" bentak Bima
"Gw yang duluan masuk!" ucap Romeo melotot
"Lo siapa?!" bentak Bima
Romeo Terdiam mengingat pangkat Bima jauh lebih tinggi darinya, ya pangkat dihidup Hanna. Bima pun langsung menepis tangan Romeo dan tak menghiraukan Romeo lagi, dia langsung Menemui Hanna yang sudah Duduk diatas bangsal itu dengan wajah pucat.
"Lo baik baik aja kan" ucap Bima sembari duduk dikursi yang terpampang disamping Bangsal Hanna.
Hanna mengangguk lalu tersenyum manis pada Bima. "Lo khawatir sama gw?" ucap Hanna
Bima menatap hanna dengan tatapan yang sulit ditebak. Kenapa hanna bertanya seperti itu. Bukankah dia suka saat bima khawatir.
"Laper gak?" ucap Bima mengalihkan pembicaraan
Hanna menggeleng, lalu menggenggam tangan Kekasihnya itu denga erat, seolah olah tak ingin Laki lakinya itu menjauh dari dirinya. Hanna masih tersenyum kearah Bima, entah itu senyuman palsu atau bukan yang jelas, bima hanya menatap Hanna kebingungan.
"Gw seneng bim bisa jalan jalan sama lo" ucap Hanna antusias
"Syukur klo lo seneng" ucap Bima tersenyum "apa yang lo sembunyiin dari gw?" ucap Bima menambahkan.
Pertanyaan Bima membuat Hanna melongo, apa maksud bima yang disembunyi.
"Maksudnya?" ucap hanna denga tatapan polos
"Kenapa Lo sering banget mimisan, Lo juga sering pusing dan muka lo sering pucat tiba tiba, sebenarnya lo kenapa? Lo sakit apa" pertayaan Bima membuat hanna diam seribu bahasa, dia tidak tau apakah dia harus mengatakan yang sebenarnya apa bima. Tidak! Dia tidak ingin laki lakinya itu ikut bersedih. Hah?bersedih mungkin juga tidak.
"Ini cuma kecapekan aja bim" ucap Hanna setelah mendapat alasan yang tepat
"Kecapekan?" ulang Bima
"Iya, gw gini kalo kecapekan, Suka mimisan terus pusing" ucap hanna santai
Bima hanya mengangguk, pura pura percaya pada hanna namun hatinya belum puas mendengar Jawaban dari hanna. Bima bukan anak kecil yang dibohongi selalu percaya, dirinya sudah besar bahkan sudah dewasa.
Romeo dan adiva pun Duduk bersebelahan dikursi depan ruangan Hanna. Romeo sangat cemas, wajahnya Merah karna menahan emosi, rambutnya berantakan frustasi. Adiva menyadari kegelisahan Romeo, Ia berusaha terus tenangin romeo meski hatinya sakit, Adiva harus tetap terlihat Tenang didepan Romeo.
"Jangan dibikin pusing, hanna baik baik aja kok, dia kan cewek kuat" ucap adiva sambil mengelus Punggung laki laki itu.
"Gw gak nyangka Hanna memiliki penyakit sejahat itu" ucap Romeo
Adiva melotot pada Romeo, bibirnya menganga Tidak percaya jika romeo tau tentang penyakit Hanna.
"Loo... Looo tau dari mana?" ucap Adiva kikuk
"Hmm" romeo menghembuskan nafasnya kasar "waktu gw kerumah Hanna, gw gak sengaja melihat Kertas terletak dimeja ruang tamu, gw baca dan itu kertas tentang___
Adiva langsung menutup mulut Romeo saat dia melihat Bima keluar dari ruangan itu. Romeo pun peka, dia melirik kearah Bima lalu menurunkan tangan Adiva dari mulutnya.
"Gw titip Hanna, gw ada urusan" ucap Bima sambil melirik Adiva
"Oke" ucap Adiva
Bima pun keluar Dari rumah sakit itu. Sementara Adiva dan romeo masuk kedalam ruangan tersebut.
Mendengar ada yang masuk, mata Hanna langsung terbuka dan melihat kearah pintu."Lo udah mendingan kan hann?" ucap Adiva sambil menatap sahabatnya yang tengah terbaring itu
"Iyah Div, gw baik baik aja" ucap Hanna tersenyum
"Jangan sakit sakitan terus, gw gak suka" ucap Romeo sambil mengusap Pucuk rambut Hanna.
Adiva yang melihat itu hanya tersenyum meski itu senyum paslu, Adiva tidak boleh cemburu pada sahabatnya sendiri. Adiva harus tetap kuat Meski hatinya sering teriris melihat Romeo yang memperlakukan Hanna seperti kekasihnya saja. Hanna menyadari itu lalu menatap Adiva yang Menatap nya juga."Gw keluar dulu ya div jaga hanna" ucap Romeo membuyarkan pikiran mereka masing masing
Hanna dan adiva hanya mengangguk mengiyakan seruan Romeo, romeo pun langsung beranjak dan pergi meninggalkan Mereka berdua.
"Han lo kok bisa sakit lagi?" ucap Adiva prihatin
"Kata dokter udah parah Div, kecapekan sedikit langsung kambuh" ucap Hanna sambil menunduk
"Hann lo pasti sembuh kok, lo jangan sedih ya gw dan yang lainnya pasti bakal terus doain lo" ucap Adiva sambil berkaca kaca
Hanna hanya tersenyum pada sahabatnya itu, ia sangat beruntung memiliki sahabat seperti adiva yang selalu ada buat dia saat dia berduka sekalipun.
"Div, Kalo gw meninggal Kira kira siapa ya yang bakal pertama ngerasa kehilangan gw?" ucap Hanna sambil Menatap kearah jendela ruangan itu yang tertutup rapat.
"Apaan sih hann, gak lucu!" ketus Adiva sambil cemberut
"Kan gw nanya Div, apa Bima yang bakal jadi orang pertama yang merasa kehilangan gw?" ucap Hanna dengan pelan
"Gw yang bakal jadi orang pertama yang kehilangan lo hanna!" ucap Adiva dengan Nada tinggi.
Hanna hanya Tersenyum lebar melihat ekspresi yang dikeluarkan oleh sahabatnya itu.
Bersambung
Hayoh kebawa gak sih suasananya? Kebawa perasaan gak sih? Hmm:(
Jangan lupa follow me and voting
See you tomorrow.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanna Ariestella [COMPLETED]
Short StoryA tragic love life a girl named Hanna's Ariestella to cause herlself have an illness and end in death