Romeo menoleh kebelakang dia melihat Adiva sedang berdiam diri disana dengan airmata yang mengalir deras membasahi pipinya.
"Adiva" lirih romeo
Hanna Mendongak ke wajah romeo, lalu melihat kearah belakang, hanna juga mendapati adiva. Adiva mengusap airmatanya dengan kasar lalu Berlari meninggalkan Romeo dan hanna.
"Kejar dia meo" ucap Hanna sambil menjauhkan jaraknya dari Romeo
"Lo gimana?" ucap Romeo bingung
"Jangan mikirin gw, pacar lo Itu Adiva, sana kejar dan Jelasin, gw baik baik aja kok" ucap Hanna sambil mengusap airmatanya.
Romeo mengangguk, lalu berlari meninggalkan Hanna, Sebenarnya Romeo tidak mau meninggalkan hanna, namun ini hanna yang menyuruh dan dia harus nurut."Adiva tunggu" ucap Romeo saat sudah berdekatan jaraknya dengan adiva
Adiva menghentikan langkahnya tanpa menoleh kearah Romeo.
"Div, gw bisa jelasin" ucap Romeo sembari berjalan kearah Adiva
Adia menatap Romeo dengan mata yang merah dan sembab itu akibat menangis "jelasin apa?" ucap Adiva dengan smirk nya
"Apa yang lo liat itu gak seperti yang lo pikirin" ucap Romeo sambil memegang bahu Adiva
"Gw ngerti kok meo" ucap Adiva menepis tangan Romeo dari bahunya.
"Div, hanna nangis Dia liat Bima dengan Tafhia berciuman lagi____
"Dan lo tenangin dia tanpa mikirin perasaan gw?" ucap adiva sambil tersenyum miring "lo hebat meo" ucap nya lagi lalu langsung beranjak meninggalkan Romeo yang diam mematung.
Romeo tidak berkutik, dia memang bodoh, seharusnya dia sadar kalo sekarang Posisinya sudah menjadi pacar adiva, Dia harus berhenti mengejar hanna, dia harus mulai belajar mencintai Adiva. Dia benar benar membuat hati wanita terluka karenanya sekarang.
"Stupid!" gumam Romeo sambil mengacak rambutnya Frustasi
Sementara itu, Hanna berjalan melewati lorong kampus, sudah tak ada mood untuk pergi kekantin. Dia memikirkan Adiva, sahabatnya itu pasti kecewa, kecewa berat padanya. Seharusnya dia menolak tadi bukan malah Membalas pelukannya Romeo!. Pikiran Hanna Rumit, Bima, Adiva ahhh!!
"Hann" ucap Seseorang dibelakangnya
Hanna berhenti, lalu menoleh kearah suara yang memanggilnya itu.
"Maafin gw" lirih Seseorang itu yang tak lain adalah Bima
Hanna diam tak berbicara, matanya yang sembab itu hanya menatap Bima dengan tatapan kekecewaan.
Bima menangkap pipi Hanna dengan kedua tangannya, menatapnya dalam dalam. Bima hendak mendaratkan ciuman di bibir hanna, namun hanna langsung mundur dan menjauh dari Bima."Jangan sentuh gw!" ucap hanna dengan Emosi
"Lo salah paham" lirih Bima
"Salah paham? Lo ngelakuin itu sama dia udh berapa kali bim?" bentak Hanna
"Enggak! Itu___
Plak!
Hanna langsung mendaratkan tamparan dipipinya Bima dengan mulus, Bima meringis lalu memegang pipinya yang ditampar oleh Hanna.
" itu gak sesakit apa yang gw rasain bim" ucap Hanna lalu berjalan meninggalkan bima.
Bima tidak terima dengan perlakuan hanna, dia langsung menarik tangan Hanna dan membawa hanna masuk kedalam gudang yang ada diarah paling ujung.
"Lepasin Bima! Sakit!" teriak hanna saat bima mencekal pergelangannya
Bima langsung mendorong hanna Dengan kasar kedalam gudang itu, Dan mengunci pintu Gudang tersebut. Bima menarik tubuh Hanna yang terjatuh Dilantai gudang tersebut sambil menangis.
"Aw! Mau apa sih!" pekik hanna saat dia sudah berdiri dihadapan Bima. Jarak mereka sangat dekat, jantung hanna berdetak kencang, nafasnya memburu.
Bima langsung melumat bibir Hanna dengan ganas, sehingga Hanna susah untuk bernafas, Hanna berusaha melepaskan tubuhnya dari pelukan Bima, namun tubuh nya tak sebanding dengan tubuh Bima, sehingga dia pasrah Menerima perlakuan dari Bima.
Bima menghentikan ciumannya untuk mengambil nafas, Nafas mereka sudah tak beraturan, Bima kembali melumat Bibir Hanna, lalu ciumannya pindah ke leher jenjang milik Hanna, hingga sang empuk Menggeliat geli. Nafas Hanna kembali memburu tangannya menjambak rambut Bima dengan pelan, sementara Bima mulai melucuti pakaian milik hanna.
Dan alhasil mereka melakukannya disana.******
Hanna melihat Jam diponselnya menunjukan pukul 16:00 wib, hanna melihat Disampingnya sudah tak ada Bima, kemana dia?
"Udah bangun?" ucap Bima yang duduk dikursi pojok dekat jendela
Hanna melihat kearah bima, lalu memakai pakaiannya kembali. Setelah selesai, Hanna menghampiri Bima yang sedang duduk menatapnya sedari tadi.
"Pulang" lirih Hanna sambil menatap Bima.
Bima pun beranjak dari tempat duduknya dan menggandeng tangan Hanna keluar dari gudang itu, Kampus sudah sepi, mungkin mahasiswa sudah pada pulang dari tadi. Disana hanya Ada satpam yang berjaga.
"Baru pulang?" ucap satpam kepada mereka
"Iyah pak" ucap Bima lalu masuk kedalam mobil diikuti hanna.
Bima pun langsung melajukan mobil tersebut kearah rumah hanna, Mobilnya membelah jalanan tersebut.
Hanna hanya diam, dia juga tak mampu menatap Bima, tatapannya kosong tertuju pada jalanan yang terpampang didepannya.
Hatinya kembali Sakit saat mengingat Kejadian tentang Bima dan Tafhia, matanya berkaca kaca ingin menangis, ia juga ingat pada ucapan Romeo mengenai Bima. Pikirannya benar benar kacau!Sesampainya didepan rumah Hanna, hanna Langsung turun dari mobil diikuti oleh Bima.
"Mampir dulu" ucap Hanna
"Gak usah, lo istirahat aja, maaf soal tadi" ucap Bima sambil mengecup bibir hanna sekilas
Hanna hanya mengangguk lalu Masuk kedalam rumahnya tersebut. Sementara Bima sudah melajukan mobilnya dengan cepat.
******
Keesokan harinya, Hanna sudah berdiri didepan kelas menunggu seseorang yang datang. Dia mundar mandir tidak karuan didepan kelas. Hanna melirik kearah Depan saat ada langkah seseorang berjalan kearahnya.
"Adiva" lirih hanna
Adiva menghentikan langkahnya, menatap Hanna dengan tajam dan perasaan masih kecewa, adiva hendak memutar balik arah, namun Hanna langsung menahan adiva.
"Div, lo salah paham gw bisa jelasin" ucap hanna
"Jelasin apa? Udah jelas hanna" ucap Adiva sambil tersenyum paksa.
"Div maaf gw salah, tapi kemarin gw bener bener____
Adiva tersenyum " gw ngerti kok hann, maaf gw salah paham, Thanks ya berkat lo gw bisa jadian sm Romeo" ucap adiva
Hanna melotot tak percaya, bagaimana adiva bisa tau kalo Hanna yang membantunya soal ini.
"Romeo udah cerita semalam, udah yuk masuk" ucap adiva sambil merangkul hanna
"Thanks ya div" ucap Hanna
Adiva hanya menganggu lalu berjalan dengan hanna menuju kelasnya.
Bersambung
Jangan lupa Voting and follow sayang i love you:v
See you di part selanjutnya
![](https://img.wattpad.com/cover/202236655-288-k163855.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanna Ariestella [COMPLETED]
Short StoryA tragic love life a girl named Hanna's Ariestella to cause herlself have an illness and end in death