"Sang gabut bener."
"Emangnya Minhee mau ngapain?"
"Mau nduselㅡadaw!"
Minhee langsung misuh setelah mendapat lemparan botol akua bekas dari Eunsang yang tengah rebahan dikarpet bawah kasur.
"Kemaren udah semaleman ndusel-ndusel, masih gak puas juga? Gaada, hari ini minimal satu meter jarak Minhee sama Eunsang."
Minhee cemberut lalu mengguling-gulingkan badannya diatas kasur Eunsang frustasi. Dan untuk menjawab pertanyaan kalian semua, ya semalam setelah adegan balikan, Minhee memutuskan untuk menginap dirumah Eunsang. Dan keduanya benar-benar menghabiskan waktu untuk rebahan sembari berpelukan dan berciuman. Ya gak lebih sih, cuma sekarang Eunsang jadi eneg banget kalau deket-deket Minhee.
Muak katanya.
Itulah alasan mengapa Eunsang lebih memilih berbaring diatas karpet, meninggalkan Minhee diatas kasurnya sendirian.
"Yaudah tapi seengganya beraktivitas dikit gitu kek, say. Masa cuma rebahan doang seharian."
Eunsang mendengus, "Kan biasanya Minhee suka rebahan seharian, tumben sekarang gamau."
Minhee terdiam sebentar, iya juga sih. Tapi entah mengapa lelaki tinggi itu rasanya tak ingin membuang waktunya hanya untuk tiduran saja hari ini. Mungkin karena adrenalin bekas balikan kemarin masih tersisa banyak dalam dirinya, membuatnya bersemangat untuk melakukan berbagai aktifitas dengan Eunsang. Minheepun menggulingkan kembali badannya hingga keujung kasur, lalu menjulurkan tangannya untuk mengelus kepala Eunsang yang ada dibawah.
"Khusus hari ini mau sibuk, tapi sibuk karena dan bareng kamuu."
Eunsang menatap MInhee aneh, iapun sudah memukul tangan MInhee yang tadinya mengelus kepalanya lembut. "Aneh banget ih. Jadi makin bucin deh abis putus kemaren."
"Belom divaksin sih aku, makanya jadi gampang terjangkit penyakit bucin." Jawab Minhee asal.
Ia beranjak dari kasur, dan menjatuhkan dirinya tepat disamping Eunsang hanya untuk mendapatkan cubitan pelan dipinggangnya.
"Ngawur, jauh-jauh ih!"
Alih-alih menuruti perintah Eunsang, Minhee malah mengangkat badan Eunsang dan melemparnya kekasur. Ia mengurung badan Eunsang dengan badannya sendiri, memerangkap Eunsang agar tidak bisa kabur kemanapun.
"Minheee kan tadi udah Eunsang bilang, minimal jarak satu meteerrr." Rengek Eunsang, tapi ia tetap diam saja rebahan dibawah Minhee. Minhee sih cuma tersenyum gemas sebelum menjatuhkan badannya sepenuhnya pada badan Eunsang.
"BERAT YAALLAH APA SALAH EUNSANG."
Minhee tertawa kencang mendengar jeritan penuh kesengsaraan dari bibir Eunsang. Awalnya Minhee merencanakan untuk membiarkan dirinya menimpa Eunsang selama beberapa menit, tapi karena ia adalah sosok kekasih yang baik dan tampan, Minhee segera saja membalikkan posisi mereka. Jadi sekarang Eunsang yang rebahan sepenuhnya diatas badan ringkih Minhee.
"Berat ya?" tanya Minhee. Tangannya ia bawa untuk menyibak poni Eunsang yang menutupi mata Eunsang. Mata yang sekarang tengah menatapnya dengan tatapan tajam.
"Bangett!!! Gak kasian ya sama tulang-tulangnya Eunsang?" kembali Eunsang merengek sambil menggoyang-goyangkan badannya pelan. Minhee terkekeh, ia menundukkan kepalanya untuk mencium kening Eunsang yang sudah bersih dari poni.
"Ya sama, aku juga selama ini ketimpa kamu, dinduselin kamu kaya sekarang, gendong kamu kaya kemaren, ya berat banget."
"Terus ngapain Minhee masih ngelakuin?" tanya Eunsang penasaran. Lelaki itu tadinya sudah mau turun dari badan Minhee, gaenak sama Minhee. Kan tadi katanya Eunsang berat. Tapi sayang tangan Minhee yang entah sejak kapan terlingkar dipinggangnya mengurungkan tindakannya itu.
"Gapapa biar kamu seneng. Kan aku udah kena penyakit bucin, belom divaksin. Jadi gampang kambuhnya hehe."
.
❇️
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Orang Pacaran [minsang]
FanfictionCuma kisah pacaran sehari-harinya Kang Minhee dan Lee Eunsang.