Minhee seharian ini bener-bener cuma rebahan diatas mejanya. Ia tadi meminta agar ia menempati tempat duduk yang diduduki Junho sekarang, yaitu dipojok belakang. Niatnya ya supaya bisa rebahan dan nangis diem-diem agar tak ketauan guru.
Eunsang? Lelaki itu juga pindah tempat duduk. Sekarang ia sudah duduk bersama Jisung dibangku paling depan. Dan dari bagaimana Minhee melihat, Eunsang terlihat biasa aja setelah tadi memutuskan Minhee begitu saja. Minheepun memanyunkan bibirnya, sebelum kembali menelungkupkan kepalanya agar bisa menangis dengan bebas.
Saat bel tanda jam pulang sekolah berbunyipun, Minhee tetap pada tempatnya. Ia masih ingin sendiri dan menangis sampai puas. Gatau mau sampai kapan, pokoknya sampai puas.
Entah sudah berapa lama Minhee menangis, saat Minhee mengangkat kepalanya ia disambut ruang kelas yang sepi. Keadaan diluar kelaspun sepi. Minhee mengusap matanya yang sudah bisa ia yakini bengkak parah. Wajahnya juga super basah, Minhee sedikit salut pada kelenjar air matanya karena bisa menciptakan air mata yang sangat banyak begini. Iapun memutuskan untuk pulang aja. Nanti dirumah mau mandi pake shower terus lanjut nangis.
Ngomongin nangis, nih air mata Minhee udah netes lagi.
"Cengeng banget si gue." Umpatnya pelan seraya mengusap matanya kasar. "Tapi emang sakit, huhu."
Minhee membereskan buku serta alat tulisnya, dan sudah berniat untuk keluar kelas. Namun langkahnya tertahan kala ia melihat Eunsang yang tiba-tiba masuk.
Dua-duanya saling tatap tanpa ada yang berniat memecah keheningan.
"Udah puas nangisnya?" tanya Eunsang yang membuat Minhee sedikit tertohok. Ia memegang dadanya dan air mata sudah kembali mengalir dipipinya.
"Kamu jahat banget, Sang. Kamu gatau kan aku disini kesakitan karena tindakan kamu. Apa salah aku Sang sampe kamu mutusin aku? Aku kurang ganteng? Kurang jago nyium kamu? Terlalu sering minta ndusel? Apa?!" tanya Minhee disela tangisannya. Ia bisa melihat Eunsang yang menatapnya dengan pandangan menusuk, membuat hati Minhee rasanya semakin perih.
"Ih apasih, ngapain coba langsung nangis gini. Minhee cengeng banget ah Eunsang gasuka."
Minhee semakin menangis deras. Selain karena omelan Eunsang, ia menangis juga karena Eunsang yang sekarang sudah didepannya dan mengusap air matanya.
"Duh, udahan nangisnyaa mas Minhee. Ini matanya udah kaya mau keluar huhu kan Eunsang jadi bersalah. Udah ya jangan nangis lagi." Bujuk Eunsang. Ia sudah menarik Minhee untuk bisa dipeluknya erat. "Kan Eunsang tadi cuma minta putus, tapi kan gatau putus apaan. Ngapain langsung nangis ish? Aduh, udah jangan nangis lagi Minheee."
"Terus maksudnya apa kalo bukan putusin hubungan kita sekarang? Tadi kata kamu gak lagi bercandaa." Sahut Minhee sambil tetap menangis. Ia sudah menenggelamkan wajahnya pada ceruk leher Eunsang, membiarkan tangan Eunsang yang sekarang tengah mengelus kepalanya.
"Ih kan Eunsang mau minta putus tuh supaya tanggal jadian kita ganti, gaenak banget tauu tanggal jadian 29 Februari, masa kita ngerayainnya empat tahun sekali? Eunsang baru sadar kemaren soalnya. Terus tuh Eunsang mau Minhee nembak Eunsang sekali lagi, tapi yang bener, jangan kaya kemaren."
Minhee mengangkat wajahnya, menatap Eunsang dengan ekspresi gemas sekaligus kesal. "Ya kalau gitu ngomong dulu dong Sang, baru mutusin. Ini aku langsung ditinggal gitu aja, kan aku jadi memikirkan kemungkinan terburuk. Lagian kamu udah tau aku nangis-nangis dibelakang malah tetep dibiarin akunya. Tega banget sih????"
Eunsang cuma nyengir-nyengis gemas lalu mendekap Minhee erat, "Eunsang bingung mau jelasinnya gimana, terus lucu aja ngeliat Minhee galau gara-gara Eunsang putusin hehe. Jangan marah."
Minhee menggelengkan kepalanya. Ia mendorong pelan badan Eunsang agar timbul jarak diantara mereka. Minhee menatap wajah memelas Eunsang tajam lalu melipat tangannya angkuh didada.
"Air mata aku udah banyak yang jatuh sia-sia. Kamu harus bayar. Bisa bayar pake apa kamu, Lee Eunsang?"
Eunsang terdiam, sebelum ia membuka tasnya dan mengeluarkan dua batang cokelat silverqueen, "Nih, bayar pake 2 cokelat buat uang mukanya. Nanti lunasnya dirumah aja ya."
"Hah?"
Eunsang tertawa kecil, sebelum mencubit pelan dada Minhee dan mengerlingkan matanya centil.
"Pembayaran lunasnya dirumah, mas Minhee. Dah ah, ayo pulang."
.
❇️
.
Lapak hujat hanya untuk lee eunsang ya, dilarang hujat authornya😠😠😠😠 gadeh boong
Lagian udah kaya skripsian aja ganti2 judul, yakalii hihi
Btw mau nanya, kalian doyan junsangmini gak? Wkwkwkkwkwkwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Orang Pacaran [minsang]
FanfictionCuma kisah pacaran sehari-harinya Kang Minhee dan Lee Eunsang.