Hari ini Minhee lagi kerja kelompok untuk tugas sejarah yang akan dikumpulkan dua hari lagi. Dan karena kemarin pak guru yang memilih kelompoknya, secara otomatis Minhee tak sekelompok dengan Eunsang, ataupun Dongpyo, Hyungjun, dan Junho.
"Coi, nih kerjaan gue udah kelar. Dah boleh pulang belom nih?" tanya Minhee setelah menyerahkan flashdisk berisikan pekerjaanya tadi.
"Entar dong, barengan aja pulangnya. Mau ngapain sih emang, buru-buru amat?" sahut Yedam, salah satu teman sekelompoknya.
"Mau kerumah Eunsanglah, ngapel."
"Anjir bucin banget. Lu semenjak ganti status jadi bucin banget dah, heran gue." Sambar Jisung, rekan sekelompok Minhee yang lain.
Minhee tertawa sejenak sebelum sebuah dering tanda panggilan masuk dari hp Minhee berbunyi, "Tuh kan udah ditelpon." Ucap Minhee sembari menunjukkan layer hpnya pada kedua teman sekelompoknya.
"Angkat, angkat, tapi loudspeaker."
Minheepun menurut dan mengangkat panggilan dari Eunsang itu.
"Minhee..."
Minhee sedikit mengerutkan keningnya mendengar suara Eunsang yang super sayu. Jisung dan Yedampun semakin serius mendengar percakapan keduanya.
"Kenapa Sang? Kamu sakit? Apa terlalu merindukan aku makanya kedengeran sakit gini?"
Minhee meringis melihat Jisung yang sudah menggerakkan bibirnya, membentuk kata goblok dengan sepenuh hati.
"Iya kangen Minhee... Terus Eunsang sedih."
"Kenapa sayangnya Minhee sedih?"
"Fiesta Eunsang abis... Tadi diambil kak Youngmin buat kak Donghyun."
"Oh, yaudah nanti abis ini aku beliin fiestanya ya. Udah gausah sedih, kasian kak Donghyun mungkin dia gatahan makanya sampe suruh kak Youngmin ambil fiestamu."
"Yaudah, buruan. Eunsang ga sabar."
"Bilang sayang Minhee dulu do—"
Dan begitulah panggilan Minhee diakhiri begitu saja bahkan sebelum Minhee menyelesaikan kalimatnya. Minhee hanya mengendikkan bahunya, lalu menatap kedua teman sekelompoknya yang entah kenapa bermuka merah keduanya.
"Lo pada ngapa? Merah gitu kaya tomat busuk?"
Jisung dan Yedam saling bertatapan, sebelum memberikan Minhee pandangan mencela.
"Pantesan jadi bucin banget, ternyata kalian udah sampe tahap itu. Astaghfirullah Kang Minhee, inget umur."
Minhee mengerutkan dahinya, kebingungan dengan pernyataan Yedam barusan, "Apaan dah? Tahap apaan?"
Jisung menggelengkan kepalanya, raut mukanya dipenuhi ekpresi miris yang ketara.
"Emang pergaulan anak jaman now, mengerikan... mengerikan..."
Minhee makin kebingungan. Apaan dah.
"Apanya sih yang mengerikan? Gue yang sayang-sayangan sama Eunsang? Gue yang bucin? Apaan sih gapaham berbi."
"Lo seharusnya kalo sayang sama Eunsang tuh dijaga, bukan dirusakin. Jangan ikut nafsu gitu." Wajah Yedam benar-benar serius saat mengatakannya, membuat Minhee makin pusing karena gak paham ini temen-temennya pada sawan atau gimana?
"Lo juga harusnya sadar umur Hee. Kita masih kelas satu SMA, iyasih Eunsang cowok, gabakal hamil, tapi tetep aja. Kejauhan hubungan lo sama Eunsang, Hee." Kali ini Jisung yang bersabda dengan wajah prihatin.
Minhee terdiam. Mencoba menelaah maksud dari petuah Yedam dan Jisung tadi, dan sebuah pencerahan muncul secara tiba-tiba. Dengan muka datar, Minhee mendekati Jisung dan Yedam untuk membenturkan kepala keduanya.
"Dasar bego. Bego banget sumpah Bang Yedam sama Park Jisung." Seru Minhee sembari menjambaki kecil rambut keduanya gemas. "Lo berdua aja yang mikirnya kejauhan. Fiesta yang Eunsang maksud tuh nugget bahlul!"
.
❇️
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Daily Orang Pacaran [minsang]
FanficCuma kisah pacaran sehari-harinya Kang Minhee dan Lee Eunsang.