ㅡx for (e)xㅡ

650 161 14
                                    

Eunsang sakit beneran.

Ya dari hari minggu memang beneran juga sih sakitnya, namun demam anak itu semakin parah tadi pagi. Makanya hari ini ia skip sekolah.

Minhee seharian juga jadi uring-uringan, karena khawatir sama sosok kekasihnya itu. Oleh karenanya, saat bel pulang sekolah berbunyi langsung saja Minhee berlari keluar kelas menuju parkiran tempat beat kesayangannya terparkir.

Minhee memacu laju beatnya secepat yang ia bisa. Sampai dirumah Eusnangpun, seperti kebiasannya, ia mengetuk brutal pintu sampai dibukakan oleh bang Woojin yang sudah misuh-misuh. Bodo amat, batin Minhee. Ia langsung berlari kekamar Eunsang dan menjatuhkan dirinya tepat disamping Eunsang yang tadinya tengah tiduran santai diatas kasur.

"Ga sopan banget cara bertamunya ya, Kang Minhee."

Minhee yang sadar kalau Eunsang ternyata sedang tak tidur pun memeluk erat badan pacarnya itu. "Kangen tau."

Eunsang tertawa pelan, tangannya yang bebas dari pelukan Minhee ia gunakan untuk mengelus rambut Minhee lembut. Udah, mereka diam-diaman dengan posisi Minhee yang masih memeluk Eunsang, sedangkan Eunsang masih mengelusi kepala Minhee.

"Masih sakit?" tanya MInhee, memecah keheningan.

Eunsang menggeleng. Ia mendekatkan badannya agar bisa menduseli dada Minhee.

"Udah engga, udah turun kok panasnya. Cuma emang masih lemes aja. Paling besok udah sekolah kok Eunsangnya. Minhee sendiri kesini?"

Minhee mengangguk, "Iya, tadi udah kuancem Junho, Dongpyo, sama Hyungjun buat gak ikut jenguk. Kan aku mau quality time, sayaaangg."

Eunsang memutar bola matanya, ia mendongakkan kepalanya agar matanya bisa menatap wajah Minhee yang hanya terfokus pada dirinya. "Bucin."

Tawa Minhee seperti lepas mendengar ejekan Eusnang. Ia mengecupi habis hidung mancung Eusnang sembari tertawa. Eunsang yang mulanya memasang ekspresi muakpun jadi ikut tertawa karena tingkah Minhee.

"Aku bucin kan ke kamu doang Sang."

Eunsang terkekeh, ia menyenderkan kepalanya pada dada MInhee, "Masa? Dulu ke kak Wonjin paling bucin juga."

Et, et, et pembahasan mantan. Minhee mengernyit tak suka. Padahal baru kemarin ia bertemu sang mantan, sedikit beradu bacot lagi, eh tiba-tiba kok malah dibahas sama kesayangan?

"Ganti topik Sang, ga seneng aku kalau bahas mantan begini."

Eunsang tertawa sebelum menggesekkan hidungnya pada dada Minhee, "Ih ditanya gitu aja langsung sensi. Padahal dulu biasa aja tuh kalau Eunsang ajakin ngomongin kak Wonjin."

"Kan itu dulu Sang, sebelum kamu jadi pacar aku." Ucap Minhee pelan. Ia sedikit menjauhkan kepala Eunsang dari dadanya. "Geli ih, jangan kaya gitu. Sensitif ni dada akunya."

"Emang bedanya pas Eunsang masih jadi temen sama pas Eunsang udah jadi pacar Minhee apa atas pembahasan kak Wonjin ini? Kan sama aja..."

"Beda Sang. Lagian kenapa sih, kok tiba-tiba bahas kak Wonjin?" tanya Minhee penasaran.

Eunsang sekilas menatap mata Minhee, sebelum membuang pandangannya pada selimut yang menutupi kakinya. Lelaki itu memilih diam dan kembali mendekatkan dirinya pada dada Minhee. Minhee pun sadar, ada yang aneh.

"Kamu diapain sama kak Wonjin?"

Eunsang mendadak gelagapan. Tuh kan bener.

"Sang?"

"Ga diapa-apainnn. Kemarin kak Wonjin cuma nelpon aja malem-malem, nanya kabar Eunsang."

Alis Minhee mendadak menyatu, "Hah? Terus?"

"Ya yaudah. Hehe."

"Eunsang."

Eunsang menghela napasnya sebelum menenggelamkan wajahnya seutuhnya pada dada Minhee, "Kemaren kak Wonjin gatau tiba-tiba cerita kalau hoodie yang Eunsang pake kemaren itu pilihannya kak Wonjin, terus kaya pamer-pamerin kemampuan kak Wonjin gitu dalam milih barang sampe Minhee bisa terus nyimpen hoodie itu sekalipun kak Wonjin sama Minhee udah putus. Terus kak Wonjin nyeletuk mungkin karena kenangannya makanya Minhee nyimpen hoodienya. Udah gitu doang, soalnya langsung Eunsang matiin telponnya."

Walaupun rada gak jelas ngomongnya, terima kasih pada muka Eunsang yang tertutup dada Minhee, Minhee masih bisa mendengar jelas apa yang dikatakan Eunsang. Lelaki itu menghela napasnya kasar, sebelum mendudukkan badannya. Tentu saja Eunsang yang tadinya nempel pada Minhee, jadi ikut terduduk akibat perbuatan Minhee.

Minhee menarik wajah Eunsang dari dadanya, lalu ia tangkup dengan kedua telapak tangan hangatnya.

"Terus gara-gara itu kamu jadi kepikiran, dan gak tidur semaleman yang akhirnya bikin demam kamu makin parah dan berujung gak sekolah hari ini. Bener gak?"

Eunsang mengangguk pelan.

"Kenapa gak cerita kemaren kalau abis ditelpon kak Wonjin? Biasanya kamu selalu cerita apa-apa ke aku loh." Bisik Minhee sambil mencium lembut kening kekasihnya itu.

"Eunsang gamau keliatan posesif banget, karena Eunsang yakin kalau kemaren malam Eunsang nelpon Minhee, yang ada Eunsang pasti marah-marah. Kan Minhee dulu gasuka sama kak Wonjin lagi karena kak Wonjinnya terlalu posesif. Eunsang gamau Minhee jadi gak suka juga sama Eunsang."

Minhee tersenyum manis sebelum mencuri satu ciuman singkat pada bibir Eusnang yang sudah dimanyunkan. "Kalau kamu yang posesif mah, aku tetep seneng kok Sang. Kan udah aku bilang, aku bucinnya kamu sekarang. Kalau tadi malem kamu langsung marah-marah kan, kamu jadi gak sakit sekarang."

Eunsang semakin memanyunkan bibirnya, Minhee jadi ingin berteriak gemas rasanya.

"Iya, iya. Minhee mulutnya kemanisan ah, gembel banget."

"Biarin aja, lagian kamu kan doyan? Buktinya suka cup-cup sama aku."

"Apaan sih Minheeeeeeeeeeeeeeeee."

.

❇️

.

Daily Orang Pacaran [minsang]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang