He looks like a blue parrot
Would you come fly to me?
I want some good day, good day, good day
Good day, good day
Looks like a winter bear
You sleep so happily
I wish you good night, good night, good night
Good night, good night
Imagine your face
Sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Akhir musim kali ini terasa begitu indah, bukan hanya pemandangan yang diberikan Pulau Jeju padanya, namun juga kenangan yang didapatkan oleh pemuda bergigi kelinci itu. Dimana Kim Taehyung yang kembali datang dan kembali merengkuhnya ketika dirinya menangis, tak ada yang berubah. Sosok lembut itu tetap menyentuhnya begitu hangat dan penuh kasih sayang, mengenai hatinya yang kosong dan juga kesepian.
Jungkook melangkah diantara taburan bunga sakura yang telah habis masa. Ia pun mendongak bersama langkahnya yang terhenti, menatap bunga sakura yang tak pernah dilupakan walaupun menghilang satu tahun lamanya hingga senyuman pun terukir diwajahnya yang terlihat merona.
Ia kembali melangkah, namun maniknya kini menatap sebuah bunga yang masih mekar dan mungkin terjatuh oleh angin hingga mengenai trotoar. Jungkook pun menekuk lutunya, meraih kelopak bunga dan mengabaikan orang- orang yang berlalulalang sekedar melirik kearahnya. Ia kembali mengukir senyumnya dan membawa bunga mekar itu kedalam jemarinya.
"Apa aku bisa menjadi sakura yang tidak terlupakan?"
***
Jungkook membuka pintu café itu dan melangkahkan kakinya mendekat pada absen yang berada didekat ruang ganti. Namun, maniknya kini beralih pada Seokjin yanag tengah menatapnya penuh dengan air mata, seperti melihat film bergenre romance dimana pemeran utamanya mati secara tragis.
Seokjin pun menjatuhkan pelukannya begitu erat pada Jungkook dengan isak tangisnya yang terdengar begitu kencang, membuat beberapa pegawainya menatap penuh tanda tanya. Namun, Jungkook hanya tertawa kecil menyadari bahwa Seokjin telah mengetahuinya, hingga Jungkook pun melepaskan pelukan itu.
"Aku belum mati, hyung—Tenang saja" ucap Jungkook sambil menghapus air mata Seokjin yang begitu banyak menggunakan ujung baju lengan panjangnya. Namun, Seokjin kembali melengkukngkan bibirnya kebawa dan menganggukkan kepalanya brutal.
"Aku menyayangimu!"
Seokjin berteriak sambil menjatuhkan tubuhnya kembali pada Jungkook, hingga pemuda itu pun tertawa kecil dan kembali melepaskan pelukannya dan berlari kearah ruang ganti, bohong jika dirinya tak juga ingin menangis.
"Jungkook-ah? Aku tidak akan melepaskan mu eoh!" Seru Seokjin sambil menghentakkan kakinya pada lantai dan melangkahkan kakinya sambil meneriaki nama Jungkook tanpa mempedulikan para tamu cafenya.
***
Langkah kaki itu terdengar begitu bising, pemberitahuan melalui speaker, tangisan bahagia, ataupun suara roda koper memenuhi bandara yang kini benar begitu ramai. Namun, suara itu teredam oleh musik yang kini mengalir melalui airpod yang menutupi telinganya, dengan manik yang menatap kosong pada lantai.
"Taehyung-ah? Kau yakin?"
Suara itu membangunkan Taehyung setelah cukup lama hanyut pada setiap lagu yang terputar diponselnya. Ia melirik pada pria berpakaian jas yang duduk disampingnya dan hanya mengangguk pelan tanpa ragu.