He looks like a blue parrot
Would you come fly to me?
I want some good day, good day, good day
Good day, good day
Looks like a winter bear
You sleep so happily
I wish you good night, good night, good night
Good night, good night
Imagine your face
Sa...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
He look like a blue parrot
Would you come fly to me?
“Maafkan aku—Sungguh—Tapi, aku harus mengatakan hal ini, Kim”
I want some good day, good day, good day
Good day, good day
“Jungkook—Mengalami kematian pada otaknya karena gagal nafas”
Look like a winter bear
You sleep so happily
I wish you good night, good night, good night
Good night, good night
“Terlalu banyak darah pada paru- parunya dan bersatu dengan lendir”
Imagine your face
Say hello to me
Then all the bad days
They’re nothing to me
With you –
“Saat ini Jungkook mampu hidup, karena bantuan alat itu”
Winter bear
***
Suara nyanyian itu menggema didalam ruangan yang seharusnya didominasi oleh suara monitor yang kini berbunyi cukup stabil. Suara yang begitu merdu dan sesekali terhenti karena tangisnya tak mampu lagi tertahan ketika dokter memberikan hasil yang menyakitkan untuknya.
Cukup lama Taehyung menunggu pemeriksaannya, hingga musim gugur kini berganti menjadi musim dingin dengan langit yang cukup bercahaya dan juga angin yang menyapu dedaunan kering yang masih tersisa.
Taehyung menggenggam jemari yang tak mampu lagi bergerak, membawanya pada kening yang kini terasa begitu pening bersama air matanya yang kembali menetes dengan kalimat yang sama terngiang dalam benaknya, perkataan yang membuat dunianya hancur dan tak ada lagi cahaya.
Taehyung tak mampu untuk berpikir, dirinya hanya mampu mengecup kening Jungkook setiap jamnya, bahkan mengecup jemari itu setiap menitnya menyalurkan kasih sayang yang kini tertahan, bahkan rindu yang kini memohon untuk pelampiasan.
Isakan tangis kembali terdengar setiap kali Taehyung menyanyikan lagu yang disukai oleh pemuda yang kini menyembunyikan manik indahnya, tak bergerak, tak bersura. Bahkan pupilnya pun tak lagi melebar ketika terkena cahaya dan tak ada pula usaha nafas ketika ventilator itu dibuka.
Taehyung ingin menjerit, menangis dan memarahi semesta karena membuat pendampingnya tertidur dan entah kapan akan terbangun. Isakan tangis itu terus menggema, bersahutan dengan suara monitor yang kini membuat Taehyung hancur.
“Saranghae Kookie—Saranghae”
***
100 hari berlalu dengan akhir musim dingin yang kini begitu banyak dituruni oleh salju, terkadang ranting kering pun terjatuh mengenai tumpukan salju yang kini menutupi permukaan tanah. Udara pun terasa begitu dingin setiap harinya, bahkan setiap detiknya bagi pria yang kini masih menatap sosok yang masih tertidur begitu damai.