24

1K 131 13
                                    

"Sampe kapan lu mau nutupin ini semua ?" tanya June kepada gadis dihadapannya. Rosè hanya bisa terdiam, bukan berarti ia tidak tahu harus berbuat apa. Tapi, ia lebih memikirkan dampak yang akan terjadi pada ayahnya.
"Gua bosen liat lu jadi Jasmine terus !" ucapnya lagi.

"Lu bosen ? Gw apalagi, Jun. Tapi, gimana sama papa ? Dia pasti sedih kalau tau Jasmine udah gaada !" Rosè terisak, membayangkan ayahnya sedih dengan kepergian putri kesayangannya.

"Rosè, lu nggak mikirin perasaan orang-orang disekitar lu ? Tante Yoona, Jisung, Jaehyun, temen-temen lu. Mereka masih sedih sampai sekarang," June mengusap rambut pirang milik adiknya. Lebih tepatnya adik dari Jasmine, pendamping hatinya.

"Terus, gw harus apa ? Ngakuin semuanya sekarang ?"

"Sebelum semuanya terlambat, Rosè."

"Terlambat," Rosè dan June mencerna ucapan dari seorang pria yang sudah tidak asing bagi mereka berdua.
"Hebat yak kamu" ucapnya lagi. Jaehyun, dia mendengar semua pembicaraan antara Rosè dan June. Rasanya ia seperti sudah dibohongi oleh gadis yang sampai saat ini ia cintai.

"Jae" Lirih Rosè. Lalu, ia berlari memeluk tubuh kurus Jaehyun. Sang pemilik tubuh itu hanya diam, membuat Rosè semakin memeluknya erat.

"Jae, aku bisa jelasin sama kamu" tangis Rosè semakin pecah. Namun, Jaehyun tetap diam. Yang ada dalam pikirannya adalah ia sudah dibohongi. Begitu semakin hancurnya hati Jaehyun mendengar pernyataan ini. Walaupun, ia menginginkan ini terjadi. Tapi, ia malah membenci Rosè sekarang.

"Gaada yang perlu dijelasin. Semuanya, udah jelas," Jaehyun melepaskan kedua tangan Rosè yang melekat ditubuhnya.

"Jae, please. Dengerin aku dulu" ini yang Rosè takutkan. Jaehyun mengetahuinya sendiri dan tidak mau mendengarkan penjelasan darinya.

"Apa yang harus aku dengerin sekarang ?!" bentak Jaehyun. Rosè yang tidak menyangka Jaehyun akan membentaknya. Tapi, ini salahnya. Wajar saja Jaehyun akan semarah ini padanya, karena Rosè sudah menipunya.

"Jaehyun ! Dengerin dulu penjelasan dari dia. Semua ini nggak murni dia yang salah. Tapi, dia kepaksa ngelakuin ini" Jaehyun hanya tertawa pilu. Jaehyun mengepalkan tangannya dan mendaratkan di wajah June. Bagaimana tidak, sekarang ia sudah berada diambang kemarahan.

"Jae, dia nggak salah," bukannya berhenti Jaehyun semakin nafsu memukul June. Dirinya sekarang seperti seorang Raja Rimba yang sangat kelaparan.

Sedangkan, June hanya bisa diam menerima setiap pukulan yang Jaehyun beri. Berharap ia bisa bertemu dengan Jasmine secepatnya.

"Jaehyun !" Rose berteriak. Tangisnya semakin pecah melihat June yang sudah tak berdaya. Rosè langsung memeluk tubuh June yang hampir menutup matanya.

"Jun, June. Please, lu jangan tidur" Rosè terus menepuk-nepuk pipi June pelan. Ia sangat berharap June tidak kenapa-napa. Seharusnya dirinya yang ada diposisi June sekarang, dia tidak bersalah. Tapi, harus menanggung beban yang sudah Rosè pikul.

Jaehyun baru saja tersadar. Setelah, apa yang ia lakukan kepada June beberapa detik yang lalu. Dengan cepat ia menggendong tubuh June dengan susah payah dan menidurkannya didalam mobil. Jaehyun tidak peduli dengan Yeri yang ia tinggal didalam Cafe sendiri.

"Lu naik taxi. Gua nggak sudi liat muka lu lagi,"  rasanya hati Rosè sudah hancur. Setelah, mendengar ucapan Jaehyun yang membuatnya semakin membenci keadaan.

Dengan langkah yang sangat berat, Rosè memilih untuk berjalan kaki daripada harus menaiki taxi. Mobil Jaehyun yang sudah melaju sangat cepat, membuatnya merasa sangat berdosa. Jaehyun sudah membencinya, tidak ada lagi rasa cinta untuknya dan yang tersisa hanyalah rasa benci.

Bobrok-Jaeros ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang