Ditengah perjalan, Jaehyun terus memikirkan Rosè. Sampai-sampai ia tidak mendengar panggilan dari calon tunangannya.
Ia tak mau jika harus kehilangan Rosè lagi. Sudah cukup 3 tahun ia menderita, jangan ditambah lagi.
Sampai akhirnya ia sadar bahwa Yeri terus menghubunginya. Lalu, Jaehyun mengangkat panggilan itu.
"Jae, kamu kemana ? Aku udah nungguin 2 jam disini"
"Maaf, aku ada urusan. Kamu pulang aja kerumah naik taxi"
"Jaehyun ! Aku nggak mau pulang sendiri" Jaehyun semakin pusing. Kemudian, ia memutuskan panggilannya. Tidak peduli jika kedua orang tuanya akan memarahinya. Yang terpenting saat ini keadaan Rosè.
Setelah sampai ditempat tujuan. Jaehyun terus mencari keberadaan Rosè dan Yuta. Sampai akhirnya Jaehyun bertemu dengan mereka.
"Lu nggak bisa masuk, Yuta ngelarang. Takutnya Jasmine makin menjadi-jadi. Kita disuruh nunggu disini, lagipula pintunya nggak ditutup. Jadi, bisa kepantau," ucap Ten dan dibalas anggukan oleh Taeyong. Walaupun, Jaehyun sangat cemas. Ia harus mematuhi aturan dari Yuta, karena bagaimanapun ini demi kebaikan Rosè.
"Jasmine, kapan mau cerita ?" Yuta terus menanyakan itu pada Rosè, andai saja ia tahu gadis dihadapannya adalah teman yang selama ini mereka rindukan. Rosè terus memainkan jari tangannya seolah-olah ia tidak mendengarkan apapun.
"Yaudah deh, kamu mau apa ?" tanya Yuta lagi. Siapa tahu dengan cara ini Rosè sedikit terbuka. Kemudian, Rosè tampak berfikir. Terlihat jelas ia mulai memainkan jari telunjuk dan menekan-nekankan pada pelipisnya.
"Aku... Mau mati," jawabnya. Yuta semakin yakin. Bahwa mental gadis dihadapannya sedang terganggu. Entah katena banyak pikiran ataupun masalah. Padahal setaunya, gadis yang ia tahu sebagai Jasmine tidak pernah mengatakan memikul beban begitu berat. Atau mungkin, ia tidak berani berbicara kepada orang lain.
"Alasannya ?"
"Hm... Aku mimpi, aku diajak kesuatu tempat. Disana sejuk banget, nggak ada luka. Jadi, aku mau ikut sama dia," jelasnya. Yuta tidak terlalu mengerti maksud ucapan Rosè. Dan orang yang Rosè maksud adalah kembarannya, yang sudah hidup tenang dialam berbeda dengannya.
"Disini kamu nggak bahagia ?" kemudian, Rosè mengangguk mantap dan melanjutkan akktifitasnya yaitu memainkan jari-jari rampingnya.
"Kok bisa ?"
"Dia... Dia benci aku. Padahal, aku terpaksa," jawabnya. Yuta melihat bahwa Rosè akan kembali menangis. Akhirnya, Yuta bisa menebak. Dibalik semua ini pasti ada seseorang yang membuat Rosè terus memikirkan hal itu sampai-sampai membuat mentalnya terganggu.
"Siapa orang itu ?" tanya Yuta.
"Dia," Rosè ingin menyebutkan orang itu. Namun, mendadak kepalanya semakin pening.
"Kamu ! Kepalaku semakin pusing !" teriak Rosè yang hampir melempar vas bunga yang ada disana. Namun, Jaehyun dan kedua temannya lebih dahulu menahannya.
"Lepas ! Jangan mencari gara-gara dengan ku !" teriaknya lagi. Kemudian, Jaehyun memeluk tubuh ramping Rosè. Jaehyun menumpahkan segala duka dibahu gadis yang tidak bisa ia lupakan. Ia tidak peduli dengan Rosè yang mencoba untuk melepaskan pelukannya.
Yuta, Ten dan Taeyong khawatir dengan keselamatan Jaehyun. Karena, bisa kapan saja Rosè akan mengamuk dan melukai dirinya.
"Yut, lu bius cepet !" kemudian, Yuta mengangguk dan segera mencari biusan.
"Gua takut Jasmine celakain Jaehyun," Taeyong hanya bisa berdoa agar Jaehyun tidak kenapa-napa.
"Kamu mau mati hah ?!" Rosè terus berteriak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bobrok-Jaeros ✔️
De TodoTerkadang, setiap masalah dalam sebuah hubungan itu datang dari luar. Sebagaimana, kisah dua orang yang saling mencintai ini. Haii, ini karya pertama aku di sini. Jadi, mohon maaf banyak penulisan yang salah di awal chapter. ^^ Aku harap kalian ngga...