27 -Rahasia-

1.4K 148 8
                                    

Guanlin berencana akan menemui Jisung, karena menurutnya dia harus tahu apa yang sebenarnya terjadi. Walaupun sebenarnya ia enggan menemui musuh bebuyutan itu, tetapi ini demi Kakaknya Rosè. Ia tidak tega melihatnya begitu menderita karena jauh dari keluarganya, walaupun Guanlin adalah kekuarganya.

Ia sangat berharap Jisung sedang ada dirumahnya, karena ia malas jika harus mencari Jisung, bisa-bisa ia dikeroyok oleh teman-teman Jisung yang menurut Guanlin sangat cupu.

Setelah sampai, rasanya Guanlin seperti merasa akan menyebrangi sungai yang amat deras. Tidak lupa, Guanlin menahan rasa malunya semalaman setelah mengingat bahwa mereka adalah musuh bebuyutan. Sekilas ia tertawa, karena musuh bebuyutannya adalah saudaranya sendiri, sangat lucu.

Dirasa sudah siap, akhirnya Guanlin memberanikan diri untuk mengetuk pintu utama kediaman Park Chanyeol. Kakinya mulai gemetaran entah karena merasa gugup ataupun malu, ia tidak tahu. Tak butuh waktu lama pintu itupun terbuka dengan menampakan Alice yang tersenyum kepada Guanlin.

"Adeknya Jasmine kan ?" tanya Alice yang dijawab anggukan oleh Guanlin.

"Kak, Jisungnya ada ?"

"Ada, ayo masuk ! Jisung lagi dikamarnya," ajak Alice pada Guanlin. Namun, Guanlin enggan masuk kedalam rumah itu, lebih tepatnya karena malu.

"Aku nunggu disini aja Kak," tolak Guanlin.

"Masa nunggu disini, biasanya temen-temen Jisung yang lain suka langsung masuk kekamarnya," ucap Alice yang merasa aneh dengan Guanlin. Karena biasanya teman-teman Jisung selalu datang tanpa mengetuk pintu dan pergi kekamarnya.

"Kan mereka bukan aku," ucap Guanlin tersenyum canggung. Mungkin Alice mengira bahwa dirinya adalah teman Jisung. Namun, Alice tidak mendengarkan pria dihadapannya dan menarik tangan Guanlin agar pria itu masuk kedalam.

Guanlin ingin menolak, tetapi sudah terlambat. Karena dirinya sudah tiba didepan pintu kamar milik Park Jisung. Satu hal yang membuatnya kesal, Alice pergi meninggalkannya setelah mengantar dirinya kedepan pintu kamar milik Jisung. Dan sekarang, ia kebingungan harus mengetuk pintu terlebih dahulu seperti orang alim ataukah harus langsung masuk dan berbicara langsung kepada Jisung.

Akhirnya, Guanlin memilih langsung masuk kedalam setelah mengbuskan nafas beratnya, "Woi," ucap Guanlin yang mendapatkan Jisung yang sedang merebahkan tubuhnya diatas ranjang. Jisung yang merasa tidak asing dengan suara itu, kemudian melihat kesumber suara dan mendapatkan Guanlin yang berdiri dibelakang pintu dengan menyandarkan tubuhnya.

"Udah berani ya dateng kerumah gua," ucap Jisung dengan senyuman kecut dibibirnya. Kemudian, menghampiri Guanlin yang juga tersenyum kecut kearahnya.

"Kali ini gua nggak lagi ngajak ribut, kecuali yak kalau lu masih ngejar-ngejar dia," ucap Guanlin dengan menyilangkan kedua lengannya dibawah dadanya.

"Emang gua mau gitu ribut sama loser kayak lu ?" ucapan Jisung mampu membuat Guanlin sangat emosi. Terutama ketika Jisung memanggilnya dengan sebutan 'Loser'.

"Seenggaknya gua nggak cupu kayak lu," ucap Guanlin tak mau kalah. Walaupun sebenarnya Jisung tidak cupu sama sekali, namun dimata Guanlin pria dihadapannya terlihat sangat cupu ketika tahu dia menyukai gadis yang sama dengannya.

"Yakin nih nggak ngajak gua ribut ?" tanya Jisung yang sudah gatal ingin menggunting vita suara milik Guanlin.

"Sorry bro, tapi niat gua dateng kesini beda sama yang ada dipikiran lu sekarang," ucap Guanlin yang merangkul paksa pria dihadapannya dan ditolak mentah-mentah oleh Jisung.

"Gapernah tuh gua percaya sama loser"

"Mending lu ikut gua sekarang, kerumah sakit. Biar Bang June yang jelasin, gua males ngejelasin sama orang cupu kayak lu"

Bobrok-Jaeros ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang