Pagi ini, Rosè menatap hambar senampan sarapan pagi yang telah disiapkan ibunya, yang dibuat khusus untuk dirinya. Bagaimana tidak, gadis itu baru saja mengetahui pertunangan Jaehyun dengan Yeri, setelah dirinya melihat Yeri memposting sebuah foto gadis itu dengan Jaehyun yang sedang bertukar cincin.
Jika kalian bertanya, bagaimana perasaannya pun akan sia-sia, karena itu semua tak akan bisa membuat kalian merasakan apa yang tengah dia rasakan. Gadis itu tak menangis saat ini. Dia tidak menangis bukan karena tidak sakit hati, melainkan karena dirinya sadar, jika dengan cara seperti itu tak bisa mengembalikan keadaan yang semakin runyam.
Setelah berlarut dalam pikirannya, Rosè mengambil sebuah botol kecil yang berisi obat tidur yang sengaja ia beli tanpa sepengetahuan siapa pun. Gadis itu menyembunyikan botol tersebut di bawah ranjangnya. Dan sampai saat ini, tak ada seorang pun yang mengetahui tindakannya yang sudah melampaui batas.
Sebelum meminum obat tersebut, yang akan membuat kesadarannya hilang, Rosè megambil sepiring makanan, lalu berjalan menuju tong sampah yang berada di dekat kamar mandi.
Setelah mengambil sebuah plastik berwarna hitam, ia memasukkan semua makanan tersebut ke dalam plastik tanpa menyisakan sebutir nasi pun. Kemudian, ia membuang plastik berisi nasi beserta lauk pauknya ke dalam tong sampah.
Dirasa sudah selesai, ia kembali duduk di tepi ranjang. Dengan kedua tangan yang mulai membuka botol tersebut, dan mengeluarkan dua butir obat yang akan ia minum. Setelah menaruh kembali obat tersebut ke dalam tempatnya, gadis itu mulai mengambil segelas air putih.
Tanpa menunggu waktu lama, kedua obat tersebut telah masuk ke dalam tubuhnya. Bahkan, reaksi obatnya pun mulai terasa. Lalu, ia menaruh kembali gelas bening itu ke atas nampan, barulah ia membaringkan tubuhnya kembali di atas kasur.
***
Yoona membuka knop pintu kamar milik putrinya, berniat untuk mengambil nampan ysng berisi piring kotor.
Ia tersenyum pilu, menatap putrinya yang belum ada perkembangan selama berada di Australia. Gadis itu selalu mengurung dirinya sendiri di dalam kamar. Bahkan, tubuh idealnya menjadi kurus.
Ingin rasanya ia membangunkan putrinya, mengajaknya ke luar untuk menghirup udara segar, ataupun semata-mata melihat burung terbang ke sana ke mari dengan begitu semangat. Namun, ia mengurungkan niatnya. Karena ia tahu, jika putrinya sedang membutuhkan waktu untuk kembali ceria di atas penderitaannya.
"Mah, ada telpon masuk ke telepon rumah. Nenek lagi keluar sama Alice," panggil Jisung pada ibunya.
Ketika mendengar telepon itu berdering, Jisung langsung pergi ke kamar Rosè karena ibunya memberitahunya jika ingin mengambil piring kotor.
Yoona langsung mengangguk. Kemudian, beranjak pergi dari kamar Rosè bersama Jisung setelah kembali menutup pintu kamar putrinya.
***
Donghae tengah duduk ditepi ranjang, dengan ponsel yang ia taruh di dekat telinganya. Ia sedang menunggu seseorang untuk berbicara dengannya.
Entah mengapa, hatinya merasa tak tenang. Tetapi, ia tidak tahu alasan pasti mengapa ia seperti itu.
"Halo, Donghae. Ada apa?"
"Kondisi Rosè baik-baik aja, kan di sana?"
Donghae mengerutkan keningnya, ketika tak mendengar suara Yoona. Dan yang paling membuatnya kebingungan, ia mendengar deru napas Yoona di sebrang sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bobrok-Jaeros ✔️
CasualeTerkadang, setiap masalah dalam sebuah hubungan itu datang dari luar. Sebagaimana, kisah dua orang yang saling mencintai ini. Haii, ini karya pertama aku di sini. Jadi, mohon maaf banyak penulisan yang salah di awal chapter. ^^ Aku harap kalian ngga...