14. Hujan

3.1K 99 5
                                    

Lari dari kenyataan adalah tindakan menjijikkan yang dilakukan oleh seorang
'Pecundang'
-Author-

H

appy Reading⭐

Rintik hujan membasahi kota Jakarta. Orang-orang berlarian mencari tempat berteduh. Namun, sepasang muda-mudi itu mampu mengalihkan perhatian Aca.

Ia menghela nafas gusar. Akan hidupnya tentunya. Apakah ia tidak pantas untuk bahagia? Kapan ia akan bahagia? Well mungkin ini karma untuk Aca. Mengingat bahwa selama ini ia tak segan-segan membunuh orang yang berani mencari masalah dengannya. Oke, Aca tak mau mengingatnya.

Ia adalah penjahat. Psikopat.

Ia mengambil ponselnya lalu menelepon seseorang.

Al? Lo dimana?

Gue di rumah, kenapa?

Tangan Aca mengepal kuat hingga jari kukunya memutih. Ia tidak suka orang yang berbohong, dan Alvaro melanggar itu.

Lo gak bohong kan?

Salah satu muda-mudi yang Aca lihat adalah, Alvaro.
Alvaro menelusuri taman dengan matanya, mencari sosok yang saat ini tengah menelepon nya.

Ngapain gue harus bohong?

Yaudah, bye.

Ucap Aca ingin mematikan sambungan telponnya, namun ia urungkan karena mendengar percakapan yang tengah Alvaro ucapkan kepada lawan jenisnya.

"Siapa?" Tanya gadis didepan Alvaro.

"Gadis pengganggu." Enteng Alvaro.

Lagi-lagi Aca tersenyum miris, dan benar-benar mematikan sambungan telponnya.

Alvaro.

Gue bukan cewek pengganggu Al.

Ia berlari ke arah mobil di seberangnya. Kemudian masuk dan menangis sepuasnya.

Agha mengernyit bingung. "Ca, Lo kenapa? Bilang siapa yang buat Lo nangis?"

Agha yang semula berada di kursi pengemudi kini berbalik menatap manik mata tajam milik Aca.

"Kenapa hm? Siapa yang buat Lo nangis? Mau Abang bunuh sekalian?" Lembut Agha.

"Tidak perlu, karena saya akan membunuhnya dengan tangan saya sendiri." Balasnya.

"Lo bukan Aca." Gertak Agha sambil menggelengkan kepalanya.

"Lo Xabara." Lanjutnya.

My secret life-

Kini Aca sedang, oh tidak. Dia Xabara.
Yang terbaik dari segala yang terbaik.
Ia menghela nafas pelan saat Chika mengetuk kamarnya.

"Kak Aca boleh masuk?"

Xabara berjalan sempoyongan dan membuka pintu kamarnya.
Ia memandang dingin, tajam dan menusuk pada sekumpulan orang dihadapannya. Keluarga kandung dan keluarga angkat nya.

"Ada perlu apa?" Tanya Xabara dingin dan menusuk serta tatapan tajamnya yang membuat lawannya mati kutu Seketika.

"Pergi." Singkatnya.

Semua terdiam hingga Alex yang membuka suara. "Maksud Lo?"

Xabara menatap mereka datar tanpa ekspresi. "Kalian diam. Berarti tidak ada yang perlu dibicarakan."

1: My Secret Life[✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang