"Kau bisa mengatakan saya tidak punya hati.
Karena hati saya telah hilang,
Sebab tak pernah dihargai."
Dingin Xabara.Xabara menatap orang dihadapannya dengan perasaan yang membuncah. Antara sedih, rindu, bahkan kecewa telah menjadi satu.
Alvaro menatapnya sendu, seolah merasa amat menyesal karena telah melakukan sesuatu yang terjadi di luar nalar.
Xabara menedukkan dirinya di halte bus, tepat berada di depan sekolahnya. Hanya karena ingin ke perusahaannya, ia rela memutuskan tidak pulang bersama Chika, Starla dan Rega.
Xabara mengusap-usap lengan nya kedinginan, hujan sangat lebat. Membuat semua orang berlari-lari mencari tempat berteduh. Ia menoleh ke sisi kanannya, membuat bola mata tajamnya membulat seketika ketika tahu siapa yang berada di sampingnya.
Alvaro. Ya,dia adalah Alvaro.
"Aku merindukanmu." Sendu Alvaro.
"Aku tidak merindukanmu." Sengit Xabara tajam.
Alvaro menghembuskan nafas lelah, ia sudah muak dengan semua ini. Mulai dari balas dendam sampai bertahap ke pernikahan.
"Aku merindukan saat-saat kita tertawa bersama, ke sekolah bersama, bahkan mencari lentera saat kegelapan tengah datang. Dan itu semua kita lakukan bersama." Ucap Alvaro masih setia menatap Manik mata Xabara. Lalu lalang kendaraan, bus yang setiap saat berhenti menaikkan bahkan menurunkan penumpang tidak mereka hiraukan.
"Apa? Tertawa bersama? Cuih! Kau lebih sering membuatku menangis daripada tertawa, Alvaro." Balas Xabara meremehkan.
"Gue ga perduli, kalo Lo nganggap gue apa. Yang terpenting sekarang adalah Lo mau maafin gue. Gue mau semua yang kita lalui dulu, kita lalui lagi Sekarang.". Ucap Alvaro penuh penekanan dan bersifat memaksa.
Xabara tersenyum. "Lo sama ya kayak Intan. Maunya menang sendiri, setiap yang di mau harus dapet. Kalo ga dapet, bakal maksa.
Lo egois tau ga? Lo cuma mikirin perasaan Lo doang. Lo ga mikirin gimana perasaan gue. Gue benci Lo lebih dari yang lo tau. Satu lagi, waktu tidak bisa diputar."
Alvaro merasakan sesuatu yang Aneh. Ia mulai menatap Xabara lebih dalam. "Tunggu, Lo kenal intan?"
"Gue kenal dia lebih dari yang kalian tau. Karena salah satu jiwa gue ada yang tak pernah tercipta."
My Secret Life-
Xabara memasuki apartemennya dengan tatapan tajam. Sekarang ia telah memutuskan untuk tidak bergantung lagi kepada keluarga Rega, sehingga ia dan sahabatnya telah tinggal di apartemen milih Xabara.
Chika yang merasakan perubahan dari Xabara, mulai bertanya ragu. "Lo kenapa Xa?"
Xabara menoleh ke arah samping dimana Chika tengah berada. "Siap-siap. Ada orang yang perlu kita kirim ke neraka hari ini."
Ceklek
Mereka mengalihkan perhatian penuh ke arah sumber suara. Terlihatlah Starla yang keluar dengan handuk di kepalanya. "Kenapa? Ada apa lagi?"
Xabara berdiri dari duduknya. "Jelasin ke dia, 15 menit udah siap."
15 menit kemudian.
Xabara turun dari tangga apartemennya dengan pakaian serba hitam. Senapan jarak jauh berukuran panjang terpampang di belakangnya. Ia membenarkan topi hitamnya dengan hati yang senantiasa bergetar cemas.
Ia menatap Chika dan Starla yang telah siap dengan segala Persiapan mereka.
Chika yang menenteng tas hitam besar yang penuh dengan senjata tajam. Starla yang pinggangnya penuh dengan senjata tajam bahkan sudah siap.

KAMU SEDANG MEMBACA
1: My Secret Life[✓]
Teen Fiction[TAMAT] [FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] [CEK SQUEL KELANJUTAN : ALL ABOUT XABARA] Ini kisah tentang Salsa, Salsa Tasya Spiky. Gadis kecil yang menyimpan beribu rahasia. Gadis yang diusir oleh keluarga kandung nya itu. Satu persatu masalah mulai muncu...