6. Please!

3.4K 209 4
                                    

Yana terus menggerutu kembali masuk ke perusahaan milik Devian. Dengan rasa enggan dia melangkahkan kakinya menuju ruangan Devian lagi. Rasa malu dan marah bercampur jadi satu.

Marah karena dia harus bertemu lagi dengan pria pemaksa itu dan malu sebab Yana akan meminta pertolongan lagi pada Devian.

Tok, tok

Devian tetap saja tersenyum bahkan saat sang sekretaris masuk ke ruangannya. "Tuan Nona itu datang lagi."

"Biarkan dia masuk." Perintah dari Devian lantas membuat sekretarisnya menunduk sopan dan keluar sebelum akhirnya terlihat Yana masuk ke ruangan kerja miliknya.

"Wah kau datang cepat sekali, kupikir kau akan memegang janjimu yang mengatakan kau tak akan bertemu lagi. Sekarang katakan apa yang kau inginkan?" Yana mengepalkan erat tangannya.

Ingin sekali menampar Devian namun apalah daya dirinya dengan menunduk Yana lantas mengatakan atas dasar apa yang dia datang. "Ayahku.. dia memintaku untuk membuatmu bertemu dengan dia."

"Jadi.."

"Jadi apa lagi, aku ingin kau datang menemui Ayahku. Secepatnya!" balas Yana kesal.

"Hmm, bagaimana ya. Aku rasa aku tak akan mau pergi menemui Ayahmu, aku ini seorang CEO bukan pelayanmu. Untuk apa aku datang ketika itu bukanlah hal yang penting." tolak Devian dengan santai.

"Kau?!"

"Apa lagi kau tak memintaku dengan cara yang baik-baik, aku tak suka wanita yang kurang sopan sepertimu." Yana menggeram tetapi kemudian membuang napas panjang.

Mendadak Yana merendahkan tubuhnya. Membuat kedua lututnya yang tertekut mencium dinginnya lantai marmer. "Aku mohon hanya kau yang bisa membantuku sekarang.  Please Devian!"

Devian memutar tubuh untuk tak memperlihatkan senyum smirknya pada Yana. "Maaf tetapi aku harus menepati janji yang kau buat. Aku tak akan memberimu bantuan."

Yana kesal tetapi perasaannya yang ketakukan karena Lucas jauh lebih besar. "Aku mohon Devian, patuhi perintahku. Lakukan sekali ini saja, jika kau masih berbaik hati aku akan mematuhi ucapanmu." mohon Yana memelas.

Devian tetap saja diam. Tak menampakkan wajah sehingga Yana mendengus. Yana memasang wajah jengkelnya lagi. Percuma saja, Devian adalah pria yang memiliki ego yang tinggi. "Baiklah jika kau tak ingin membantuku, harusnya aku tahu kau pria yang jahat Devian."

Yana berjalan keluar dan menutup pintu ruangan milik Devian dengan kasar. Sedang Devian menyeringai, inilah yang paling ditunggu-tunggu oleh pria itu saat Yana berjanji akan melakukan apa saja demi permohonannya dipatuhi.

💕💕💕💕

Jantung Yana semakin berdebar ketika dirinya sampai di perusahaan milik sang Ayah. Dia sudah menetapkan diri untuk mengatakan sesungguhnya yang terjadi dan pasrah saat dirinya akan langsung dikirim ke biarawati dikarenakan rasa bersalah berbohong pada sang Ayah.

"Nona, anda datang." ucap sekretaris Lucas yang terkejut melihat kedatangan Yana.

"Apa Ayah di dalam?"

"Iya Nona. Dia memang ingin bertemu denganmu sekarang. Silakan masuk." Yana melangkahkan kakinya yang begitu tegang berjalan menghampiri pintu kerja sang Ayah. Tangannya pun tak bisa di ajak berkompromi saat dirinya menggapai gagang pintu.

Tangannya bergetar hebat!

Mendadak pintu ruangan kerja Lucas terbuka menampakkan Lucas yang baru saja keluar. "Yana, kau datang juga. Sebenarnya Ayah ingin menghubungimu tetapi kau sudah ada di sini. Yah tak apa-apalah."

"Ayah aku.."

"Hubungi kekasihmu, Ayah ingin berbicara dengannya sekarang mumpung Ayah mempunyai waktu."

"Tapi Ayah.."

"Oh iya ikut Ayah, kita akan ke tempat yang bagus untuk mengobrol." Yana lagi-lagi tak bisa membantah perkataan sang Ayah yang telah menarik tangannya menuntun untuk pergi ke sebuah restoran favorit sang Ayah.

"Kapan kekasihmu datang? Apa dia dalam perjalanan? Kau sudah menghubunginya tidak?"

"Ayah, dengarkan aku baik-baik. Aku mempunyai kabar yang pasti akan membuatmu terkejut tetapi berjanjilah jangan marah kepadaku. Semua ini kulakukan demi pekerjaanku yang aku cintai." Lucas mengeluarkan decak.

"Katakan apa yang ingin kau katakan?" Yana meneguk ludahnya. Dahinya sudah mengeluarkan keringat dingin begitu banyak.

"Ayah sebenarnya aku telah.."

"Kekasihku!" Suara yang amat dikenal oleh Yana membuat gadis itu membeku sesaat sebelum dia menoleh ke sumber suara. Tampaklah Devian dengan seikat bunga mawar yang indah menghampiri mereka.

Lucas menatap tajam ke arah Devian sedang Yana terkejut. Pria itu datang? Bukankah dari tadi Devian menolak permintaannya? Tiba-tiba saja Yana merasa ada sesuatu yang janggal.

Devian memeluk Yana yang saat itu berdiri kemudian berbisik di telinga Yana dengan lembut. "Sebaiknya kau memegang janjimu." Kemudian melerainya dan memasang wajah gembira yang dibuat-buat.

"Siapa dia Yana?" Yana yang termenung langsung terkejut tak tahu berbicara apa pada Lucas.

"Perkenalkan Paman, aku Devian Alexandra. Aku kekasih putrimu yang cantik ini." ucap Devian memperkenalkan diri.

"Kekasih putriku? Devian Alexandra? Tunggu apakah kau.."

"Ya Paman aku cucu dari pemilik perusahaan Alexandra Property." Sekonyong-konyongnya, Lucas berdiri dan menggebrak meja matanya makin tajam menyorot Devian.

"Yana, jelaskan pada Ayah bagaimana bisa kau memacari musuh bisnis Ayah?!" Yana tidak bisa berkata-kata apa. Kedatangan Devian yang meminta Yana untuk memegang janji membuat nyalinya ciut dan makin bertambah seiring melihat kemarahan sang Ayah.

"Maafkan aku Ayah, aku.."

"Paman jangan membentak kekasihku. Asal Paman tahu saja aku di sini bukan hanya sekadar untuk bertemu dengan Paman tetapi meminta restu dari Paman karena aku ingin menikahi Yana." kata Devian sembari menatap Yana penuh cinta.

💕💕💕💕

See you in the next part!! Bye!!

Kekasih Bayaran (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang