10. Pemaksa

2.8K 153 4
                                    

"Tidak, aku tak mau berlama-lama. Katakan padaku kenapa kau menyuruhku ke sini dan kenapa kau mengirimkan video itu padaku?" tanya Yana dengan napas memburu.

Devian tersenyum smirk. "Kau belum mengerti rupanya. Asal kau tahu saja video itu bisa menjadi kehancuran bisnis Ayahmu." ujar Devian tenang.

"Maksudmu?" Devian mendengus.

"Pemukulan itu terjadi padaku, kan? Jadi jika aku bawa permasalahan ini ke pengadilan dan video cctv ini adalah buktinya coba kau bayangkan apa yang terjadi pada Ayahmu ke depannya." Sontak otak Yana terbuka.

Dia mengerti dengan maksud Devian yang kini tersenyum. "Ja-jadi kau ingin menyeret Ayahku ke Penjara?"

"Tidak, bukan itu."

"Lalu apa yang kau inginkan?"

"Kau." Yana mematung lalu menunjuk dirinya sendiri.

"Ya, kau. Aku tak akan melaporkan pemukulan yang terjadi padaku asal kau harus bertunangan denganku." kata Devian lugas.

"Kau gila?! Semalam kau hampir memerkosaku dan sekarang memaksaku untuk bertunangan denganku! Atau jangan-jangan semua ini ulahmu ya, kau memang sengaja menyentuhku supaya Ayahku langsung memukulmu dan menjebakku dengan ini!" Devian menjetikkan jarinya, memandang Yana dengan senyuman.

"Nah itu kau tahu, aku adalah Devian. Apa yang aku inginkan selalu aku dapatkan. Apa kau paham?" Mata Yana membelalak, dia pikir itu hanya pikirannya yang mengada-ngada ternyata Devian membenarkan ucapannya. Semakin benci Yana terhadap pria egois ini.

"Dasar bedebah!" umpat Yana.

"Terserah apa yang kau katakan sekarang apa kau mau bertunangan denganku? Ataukah kau mau Ayahmu itu bisnisnya hilang karena video ini dan harus menghabiskan sisa usianya di penjara." ancam Devian enteng.

Yana mengepalkan tangannya kuat. Tak ada yang bisa dia lakukan sekarang, dia tak ingin Ayahnya masuk penjara hanya karena jebakan Devian, si pria tampan yang penuh banyak tipu muslihat.

"Baiklah, aku akan setuju menikah denganmu asal kau harus berjanji bahwa kau tak melaporkan Ayahku ke polisi." Devian terkekeh.

"Tentu saja tidak sayang, terima kasih karena sudah menerimaku sebagai tunanganmu dan pelengkapnya berikan aku tanganmu." Yana tak tahu apa yang akan dilakukan oleh Devian jadi dia memberikan tangannya.

Pria itu merogoh saku memperlihatkan sebuah cincin emas bermatakan berlian yang mengkilau. "Ini adalah warisan Ibuku jadi jaga ini dengan baik-baik."

Yana mengerjapkan mata saat Devian memasang cincin itu di jari telunjuknnya. Begitu pas sekali di jari Yana. "Sekarang aku juga." Lagi-lagi Yana termenung ketika dirinya disodorkan sebuah cincin dari Devian untuk disematkan oleh Yana di jari telunjuk pria itu.

Disaksikan oleh sang sekretaris merangkap sebagai fotografer yang terus mengambil gambar Devian dan Yana. Begitu selesai, Devian menariknya mendekat mengecup singkat bibir Yana. "Sekarang kau milikku jadi jangan pernah bermain dengan pria lain. Aku tunanganmu sekarang begitu juga sebaliknya. Mengerti?"

Yana menunjukkan wajahnya yang cemberut lalu mundur beberapa langkah dari Devian. "Apa kau mau aku mengantarmu, kekasihku?"

"Tidak aku bisa sendiri." tolak Yana dan berjalan menuju pintu.

"Kalau begitu ayo cium aku." Yana sontak berhenti memandang aneh pada Devian.

"Menciummu? Tidak, aku tak mau---" Devian kembali memperlihatkan video yang membuat Yana mau tak mau mendekat lalu mengecup salah satu pipi Devian.

Namun sebelum itu terjadi, Devian menghadapkan kepalanya dan walhasil Yana bukan mencium pipi Devian melainkan bibirnya yang kini menjadi bulan-bulanan pria itu. Dia memperdalam ciuman mereka.

Yana memberontak dan memukul dada Devian dengan kasar meski demikian Devian sama sekali tak mau melepas ciuman tersebut. Ketika keduanya kehabisan oksigen barulah Yana bisa lepas dan buru-buru pergi tanpa pamit.

"Sampai jumpa, kekasihku."

💕💕💕💕

Yana bernapas lega setelah sampai di tempat kerjanya lagi namun ada hal yang membuatnya terkejut yaitu adalah kehadiran Lucas. "Ayah, sedang apa di sini?" tanya Yana mencoba tidak menghiraukan tatapan tajam sang Ayah.

"Harusnya Ayah yang bertanya, dari mana saja kau?! Ayah menunggu di sini sudah lama sekali!" Yana merunduk dan bergumam maaf pada Lucas yang masih memasang wajah kesal.

"Aku terima telepon dari Devian, dia minta aku menemuinya dan--"

"Untuk apa kau menemuinya? Apa kau tak tahu dia itu pria hidung belang ditambah dia juga sudah pernah menyentuhmu! Ayah tak habis pikir dengan pikiranmu itu!" potong Lucas sudah dikuasai oleh emosi.

"Dengarkan aku dulu, Ayah. Dia memaksaku untuk bertunangan dengannya dan sekarang aku resmi menjadi tunangan Devian." Napas Lucas memburu mendengar perkataan Yana namun itu sebelum mendengar penuturan sang anak selanjutnya.

Dia terdiam beberapa saat dan amarahnya langsung meninggi kala meresapi kata demi kata putri tunggalnya itu.

"Jadi dia mengancammu dengan menggunakan video Ayah yang adalah bagian rencana dari kejadian semalam?!" Yana mau tak mau harus mengangguk.

"Dasar pria bangsat! Berani-beraninya dia melakukan hal ini pada kita berdua. Ini tak bisa dibiarkan, Ayah harus mendatanginya!"

"Ayah, tunggu Ayah pikirkan karir dan bisnis Ayah, jika Ayah melabraknya dia tak akan segan melaporkan Ayah ke polisi dan aku tak ingin hal itu terjadi!" kata Yana mencegat sang Ayah.

"Oh jadi kau membela pria egois itu!"

"Bukan Ayah, aku melakukan ini demi kebaikan Ayah. Begitu juga dengan menerima pertunangan ini, semua ini demi Ayah, tolong jangan buat pengorbananku menjadi sia-sia." mohon Yana dengan nada iba.

Satu kelemahan Lucas adalah tak bisa melihat Yana sedih atau pun mengiba. Lantas saja begitu melihat tampang Yana, Lucas menoleh ke tempat lain. Tangannya yang terkepal menahan amarah kini perlahan terlepas.

"Baiklah Ayah mengerti. Tapi jika dia melakukan sesuatu yang buruk lagi terlebih padamu tak akan aku maafkan." Yana tersenyum cerah sekarang.

"Terima kasih Ayah."

💕💕💕💕

Maaf sudah lama menunggu semuanya!! See you in the next part!! Bye!!

Kekasih Bayaran (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang