4. Sifat Asli

3.7K 231 6
                                    

Devian terus saja menyunggingkan senyuman. Di atas meja tampaklah sebuah dokumen di mana semua data Yana telah berada. Devian telah membacanya sehingga ia tahu siapa Yana yang sebenarnya.

Keributan terdengar di depan ruangannya dan tampaklah seorang gadis yang menerobos pintunya. Sepasang mata Yana tampak sangatlah marah dengan tatapan tajam pada Devian.

"Hai kekasihku," sapa Devian sembari tersenyum. Sebenarnya pria itu terlihat sangatlah menawan dengan senyuman itu hanya saja karena Yana sedang diselimuti kemarahan maka diabaikan saja ketampanan Devian.

"Berhenti memanggilku seperti itu dasar penipu!?" hardik Yana keras. Devian mengerutkan dahi.

"Kau mengatakan aku seorang penipu? Coba katakan bagaimana bisa aku dikatakan seorang penipu? Kau sendiri yang datang dan memohon padaku agar menjadi kekasihmu ditambah dengan bayaran  yang kau janjikan." Penuturan Devian membuat Yana tercekat.

Perkataan Devian memang ada benarnya sehingga Yana malu sendiri. Dia kemudian mendengus, "Pokoknya urusan kita sudah selesai, aku tak mau bertemu dengan kau lagi."

Begitu Yana berbalik, Devian langsung meraih lengan Yana. Ditariknya Yana secara kasar mendekat. "Apa kau pikir semua akan selesai ketika kau mengatakan kita sudah selesai? Itu tak mungkin Nona Yana, di sini aku yang berkuasa bukan kau! Jadi jangan pernah menganggap kita usai mengerti?!"

Yana tak merasa gentar sekali pun. Dia malah memandang sengit pada Devian membalas tatapan tajam pria itu. "Apa ini sifat aslimu? Bersikap pemaksa." Devian menyeringai.

"Tentu saja, ini sifat asliku." Sekretaris Devian tiba-tiba saja masuk dengan wajah ketakutan.

"Maaf CEO, bukan bermaksud lancang tetapi anda harus tahu kakek anda telah tiba di perusahaan." kata sekretarisnya. Seringai Devian makin melebar saja mendengar kakeknya telah sampai.

"Baguslah," Tanpa melepas Yana, pria itu lantas menyeret gadis itu keluar dari ruangan menuju entah ke mana. Yana berkali-kali menahan tubuhnya tetapi tak bisa karena tenaga Devian yang kuat menariknya.

Yana menjadi sedikit ketakutan sekarang. Dalam pikiran, ia terus bertanya-tanya ke mana Devian membawanya? Yana sejenak mengingat tentang ucapan Nia tentang Devian yang adalah seorang playboy dan suka main perempuan.

Apa dia akan menjadikan Yana seperti wanita lain? Memikirkan hal yang tidak-tidak, semakin kuat Yana memberontak. Malang tiada dapat ditolak, keduanya sampai di sebuah ruangan dengan pintu terbuka.

Yana bisa melihat sesosok pria tua di depannya dengan tatapan wibawa memandang pada Yana dan Devian saat mereka memasuki ruangan tersebut. "Kakek, perkenalkan Yana Nerissa kekasihku." Yana terpaku dan hanya memandang Devian dengan tatapan tak percaya.

Hampir saja Yana menghardik namun kata-kata yang hendak dia lemparkan tertelan begitu saja mendengar suara gebrakan meja. "Jangan bercanda Devian!" Bentakan terdengar dari mulut kakeknya.

"Apa maksudmu dengan membawa putri Lucas Nerissa ke sini dan entengnya kau mengatakan bahwa dia kekasihmu? Ingatlah Devian Lucas adalah musuh kita!" Mata Yana membulat. Musuh?

"Apa maksud kalian? Ayahku adalah musuh kalian?" Bukannya mendapat jawaban, Yana tak dihiraukan oleh kedua orang pria yang beda usia di hadapannya.

"Tak peduli apa yang kakek katakan, jika bukan gadis ini maka aku tak akan pernah menikah." Makin kesal dan bingung saja Yana. Kesal karena tak digubris, bingung karena semua perkataan mereka.

Sebenarnya apa yang terjadi?

💕💕💕💕

See you in the next part!!Bye!!

Kekasih Bayaran (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang