"Lo berdua kenapa gak ngomong sih ke kita kalo tadi pagi adu mulut sama mereka?" tanya Jennie kesal karena tidak terima kedua temannya mendapatkan perlakuan seperti itu dari musuhnya.
"Udahlah lagian kan udah berlalu juga. Tapi sama kejadian ini gue jadi bangga karena artinya Qweens kuat hahaha anjay," kata Lisa tertawa, "cuma berdua lawan cabe-cabe itu kita mampu."
"Asli deh kalo tadi Lisa gak nahan gue mau nampar mulut Eunha sekeras-kerasnya," kesal Rose masih tidak terima, "bisaan banget anjing dramanya."
Lisa melirik Rose, "Untung gue nahan kan? Kalo enggak bisa masuk BK lo."
"Halah udah biasa. Udah kebal gue sama BK," jawab Rose santai.
Jisoo hanya menggeleng kepalanya. Rose ini benar-benar memiliki jiwa barbar dan terlewat santai.
Seperti biasanya mereka sedang berkumpul bersama di meja kantin saat jam istirahat. Lisa menceritakan kejadian tadi pagi saat mereka adu mulut dengan Sowon dan teman-temannya, Jennie dan Jisoo juga ikut terbawa emosi karena jelas-jelas mereka terlebih dulu yang memancing kerebutan.
Awalnya masalah tempat parkir tetapi jadi merembet hingga Lisa kena tamparan dan Rose terjatuh akibat dorongan Eunha.
"Makan dulu gaes makan," kata Jennie ketika pesanan mereka sudah sampai di meja.
Rose bangun dari duduknya yang membuat ketiga temannya langsung menoleh menatap dirinya heran.
"Mau kemana lo?" tanya Jennie.
"Toilet dulu ya kebelet pipis nih."
Jennie memutar bola mata, "Yaudah buruan ntar keburu makanan lo dingin."
Rose hanya mengangguk dan segera pergi menuju toilet.
Saat berjalan menuju toilet, Rose mengerutkan keningnya bingung melihat Jungkook dari arah lawan yang sedang berjalan. Yang membuat Rose bingung ini kenapa arah Jungkook berjalan menuju kearahnya?
Jarak semakin dekat, kedua tatapan mara mereka juga bertemu. Rose reflek memberhentikan langkahnya begitu juga dengan Jungkook. Kini mereka saling berdiri berhadapan.
Jantung Rose mendadak berdetak dengan cepat.
Rose berusaha menahan degupan jantungnya sambil bertanya, "Kenapa?"
Tanpa banyak bicara Jungkook menyodorkan benda kecil panjang kehadapannya. Rose melirik benda tersebut. Sebuah plester gambar kelinci berwarna merah jambu kesukaannya.
"Lo belum obatin tangan lo yang luka?" tanya Jungkook yang membuat Rose mengerut dalam
"Maksud lo? Luka apa?"
"Luka di siku lo."
Rose langsung mengangkat tangannya untuk melihat luka karena ulah Eunha tadi pagi. Memang benar apa yang Jungkook bilang, ada luka di siku Rose. Bahkan ia sendiripun melupakan lukanya.
"Kenapa belum di obatin? Nanti lo infeksi."
Rose menatap Jungkook antara bingung dan senang, "Gue...., lupa."
Jungkook memutar bola mata malas sambil memberikan plester tersebut ke Rose.
"Pake."
Rose mengulum bibir, menahan senyumannya, "Pakein dong gue gak bisa make sendiri."
Rose pikir Jungkook akan memberikan plester tersebut secara paksa lalu meninggalkannya begitu saja. Tapi dugaannya salah. Jungkook justru melangkah lebih dekat kehadapannya dan memegang lembut siku Rose yang luka.
Jungkook membuka penutup plester tersebut dan menempelkannya dengan hati-hati pada luka Rose.
Rose menahan napas saat wajah Jungkook berada dengan jarak yang dekat. Kedua pipinya terasa memanas, jantungnya sudah tidak karuan lagi bagaimana bunyinya. Rose yakin pipinya sudah berubah menjadi warna merah sekarang.
Rasa gugup yang sama ketika dirinya masih bersama June- mantan pacarnya itu beberapa bulan lalu. Gugup yang bahkan sudah Rose lupa tapi kini gugup itu kembali hadir ia rasakan.
Karena Jungkook.
Jujur, Rose terpesona.
"Udah."
Rose buru-buru mengalihkan pandangannya dari Jungkook. Pura-pura melihat sikunya yang sudah tertempel plester dengan rapip.
"Thanks," ucap Rose pelan menahan gugup.
"Pipi lo kenapa merah?"
Rose terkejut dan gelagapan, menatap Jungkook lalu memegang kedua pipinya sendiri.
"Lo masih pake blush on?"
Setidaknya Rose dapat bernapas dengan lega sekarang karena Jungkook mengira rona merah di kedua pipinya karena make up, bukan karena tersipu malu akibat ulah dirinya.
"Ya, ya abisnya gue gak bisa kalo muka polos."
"Lo itu mau sekolah cari ilmu bukan mau nampang jadi gak usah pake-pake make up kayak gitu," kata Jungkook yang kembali jutek.
"Iya iyaa besok janji gak pake lagi."
Padahal gue gak pake make up apa-apa hari ini, liptint pun enggak.
Jungkook hanya mengangguk dan pergi dari hadapan Rose begitu saja. Namun seakan ingat sesuatu, Rose membalikan tubuhnya.
"JUNG- eh gak ada? Cepet banget perginya."
Rose melihat lagi sikunya dan tersenyum cantik.
"Lo yang mulai pertama, Jungkook."
☕☕☕Personal Chat | Jungkook
Rose:
Jungkook
P
P
P
JungkookkkkJungkook:
??Rose:
Makasih ya plester kelinci pink nyaaaa, tau aja deh kalo gue suka warna pink ^.^Jungkook:
YaRose:
Tadi gue mau bilang makasih lo nya udah keburu ilangJungkook:
Buru2Rose:
Ga nyangka aja sih kok lo bisa care gitu sama gue wkwkwkJungkook:
Jgn geerRose:
๏︿๏
Ga geer kok cuma heran aja malahan gue lupa sama luka gue sendiri wkwkwkJungkook:
Gue ga sengaja liat luka lo td pagi
Jgn gampang emosi Eunha emg gt orangnyaRose:
Iya Jungkook 😊
Read"Anjrit kok gue baper sih?????" kata Rose sambil menggigit bantal kesayangannya dengan gemas.
Pipinya kembali memanas ketika mengingat kejadian tadi siang di sekolah. Rose benar-benar tidak menyangka jika Jungkook akan melihatnya dengan se-detail ini. Karena luka Rose cukup tertutup dan tidak terlalu besar juga tapi Jungkook mengingatnya.
"AAAA MAMAH IRENE AKU BAPERRRR!!!!" teriak Rose super kecang.
"ROSE UDAH MALEM JANGAN TERIAK-TERIAK!!!"
☕☕☕
Ada yang nunggu cerita ini up? Ehe