22: Pipi Merah

5.6K 746 112
                                    

hai hehehe, maaf kalo typo yak soalnya gak aku edit lagi.

semoga suka^^











-
















"Heh heh heh heh maksud lo apa sih ngomong gitu?" teriak Rose sedikit berlari mengejar langkah lebar Jungkook.

Jungkook tetap melanjutkan langkahnya dengan santai, tidak menghiraukan Rose yang sedari tadi sudah ribut sendiri. Setelah berdebat kecil dengan partner organisasinya-Taehyung, Jungkook menarik tangan Rose begitu saja menuju parkiran.

Gadis itu tentu menolak dan memberikan beragam protes namun tidak dihiraukan sama sekali oleh Jungkook.

"Jungkook woi anjir gue lagi ngomong sama lo!" seru Rose tepat di telinga Jungkook, sengaja.

Membuat cowok itu terkejut bukan main refleks menjauhkan diri dari Rose. Mengusap telinga sebelah kanan yang kini sedikit nyut-nyutan akibat suara nyaring Rose.

Benar-benar!

Jungkook memberikan tatapan tajam mematikan andalannya kearah Rose.

"Lo bisa gak sih sehariiiii aja gak bikin telinga gue sakit?" sungut Jungkook, Rose menggeleng santai.

"Gak tuh."

Jungkook mendengus. "Buruan naik."

"Jawab pertanyaan gue dulu baru naik," kata Rose sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Naik atau gue tinggal?" ancam Jungkook.

Rose menautkan kedua alis. Sedetiknya mengangguk singkat.

"Tinggal gih sana. Lagian di dalem masih ada Taehyung kan gue bisa nebeng-"

"Hadeuuuuh iya buran naik ntar gua jawab," potong Jungkook cepat.

Rose memberi cengiran lebar khasnya.

Kemudian naik ke atas motor Jungkook.

"Mau gue peluk gak nih?" tanya Rose iseng, kemudian teringat bahwa dirinya pernah sempat bertanya seperti ini namun sudah lebih dulu dipotong oleh teriakan lantang Mamanya.

Jamannya latihan basket.

Awal dari semuanya.

Aaaargh deja vu gak sih.

"Peluk aja."

"Hahaha bercanda lo-" tawa Rose namun langsung terhenti saat Jungkook menarik kedua tangannya secara tiba-tiba.

Memeluk pinggang cowok itu.

Jungkook sempat memegang kedua tangan Rose lalu dimasukin ke kantong hoodienya. Jadi sekarang Rose memeluk pinggang cowok itu dengan kedua tangan yang ia masukan ke dalam kantong hoodie.

Hhhh nyaman sekali.

"J-Jungkook-"

"Udah diem."

Jungkook melirik wajah merah padam Rose lewat kaca spion, dan segera memalingkan pandangannya lagi sebelum nanti Rose sadar.

Kalau Rose rasa dirinya ingin meledak detik ini juga maka gadis itu tidak sendirian.

Jungkook pun demikian.

Tidak kuat menahan gejolak di sekujur tubuh serta detakan jantung super kencangnya.

Sore ini bukan hanya wajah Rose saja yang memerah namun Jungkook juga. Namun beruntung karena hal ini tidak diketahui oleh Rose, sedangkan Jungkook mengetahui dengan jelas bagaimana warna wajah Rose.

Born To Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang