Menanti-[28]

1.2K 115 46
                                    


I'M COME BACK!

Happy or Sad???

"Apa-apa ini semuanya?" ucap Fildan dirinya memasuki ruangan tersebut. Matanya melotot seakan tak percaya dengan apa yang ia lihat. Bagaimana ia percaya?! Dirinya melihat wanita yang ia cintai sedang terduduk lemas dengan tangan di ikat dan mulut di tutup serta wajah yang sudah terlihat pucat. Lalu kemana semua orang?

"Sayang" gumam Fildan seraya melangkahkan kakinya untuk mengahampiri Lesty. Namun belum sampai disana tiba-tiba terdengar suara tepuk tangan dari arah belakangnya.

Prok... Prok... Prok...

"Hebat! Lo berani juga datang kesini! Lalu menembak bokap gue! Sialan emang! Lo harus mati FILDAN!" makinya seraya menodongkan pistol kearah Fildan. Sedangkan Fildan hanya tersenyum miring. "Kami ngelakuin itu semua karena kalian yang memulainya!" balas Fildan lalu dirinya membuka penutup mulut sang istrinya. "Fildan" lirih Lesty dengan air mata terus mengalir.

"Wah wah... Lesty semalam gimana rasanya? Enak?!" ucap Riki seraya tersenyum miring. Membuat emosi Fildan membuncah.

"BANG**T!" umpat Fildan lalu meninju wajah Riki namun sebelumnya Fildan sudah melepaskan tali yang mengikat tangan Lesty.

"Sialan" decih Riki saat wajahnya terkenal pukulan dari Fildan.

"Kalian tidak akan bisa keluar dari sini! Gue akan buat kalian mati! Karena kalian sudah menghancurkan semuanya!" ucapnya seraya melangkahkan kakinya menuju Lesty. Namun belum sempat wajahnya terkena pukulan lagi.

BUGH! BUGH!

"Jangan pernah sentuh milik gue!" desis Fildan lalu memeluk tubuh sang istri yang bergetar.

"Aku takut" lirih Lesty didalam pelukan sang suaminya. Mendengar menuturan sang Istri yang lirih membuat hati Fildan nyeri! Dirinya benar-benar tak sanggup melihat kondisi sang istrinya yang kini wajah pucat, mata sembab dan tubuh bergetar serta air mata yang terus mengalir. "Maaf" bisik Fildan lalu mencium kening sang istri guna menenangkannya.

"Drama yang bagus" cibir Riki seraya menembakkan pistolnya kearah Fildan.

DOR

DOR

"FILDAN" teriak Lesty saat Riki menembakan pistolnya. Namun itu semua melesat karena sebelum pistol Riki ditekan ada seseorang yang menembak kaki Riki yang membuat fokus tangannya melesat.

"Kamu keluarlah sayang" suruh Fildan kepada sang istri. Namun Lesty menggelengkan kepalanya tanda bahwa ia tidak mau berjauhan dengan Fildan.

"Di sini tidak aman untuk mu sayang. Cepat pergi!"  suruh Fildan lagi dan dan tetap Lesty hanya menggelengkan kepalanya.

"Tapi... Kamu bagaimana?" lirih Lesty

"Aku bisa jaga diriku. Cepat keluarlah sebelum terlambat"

"Tapi... "

"Ku mohon Les" mohon Fildan saat mengetahui bahwa istrinya tidak mau menuruti apa yang ia katakan.

"Baiklah" pasrah Lesty

"Hati-hati... Diluar sana banyak anak buah Riki" ucap Fildan saat Lesty akan melengkahkan kakinya menuju pintu. Sebenarnya Fildan tak rela dan tak begitu yakin untuk menyuruh istrinya pergi sendiri. Namun apa boleh buat? Hanya itu caranya agar istrinya selamat. Memang itu semua tidak akan menjaminnya. Bisa sajakan diluar sana ada yang menyakitinya? Tetapi Fildan hanya bisa berdoa kepada Allah agar Istrinya tetap selamat.

MENANTI [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang