Aku sedang berada diposisi antara benci dan rindu. Aku benci keadaan ini dan aku rindu hadirmu.
Author pov
Nathan dan Maria terkejut saat melihat Shilla terdampar di bawah dengan kondisi pingsan. Maria terdiam dia merosotkan tubuhnya dilantai sedangkan Nathan dengan sigap pria itu mengendong Shilla ke rumah sakit.
Di Rumah Sakit
Nathan terdiam di depan pintu ruangan icu. Maria? Dia pingsan setelah dengar Shilla berusaha bunuh diri. Fani, Kinan, dan Andin pun ikut terkejut akan keadaan Shilla.
"Nat?" Rafel. Sahabat Nathan.
"Gue gx bakalan maafin diri gue sendiri kalau terjadi apa-apa sama Shilla." Nathan masih dengan posisi sama.
"Sabar Nat gue percaya Shilla bakalan baik-baik aja." Kata Rafel. Tak lama kemudian Dokter keluar dari ruangan Shilla.
"Dok bagaimana keadaan Shilla?" Tanya Nathan.
"Karna pasien mengkonsumsi obat tidur dengan dosis yang cukup tinggi. Jadi Pasien... Koma." Kata Dokter itu membuat pertahanan Nathan melemah untung saja ada Rafel yang menahannya.
"Tapi Shilla bisa sembuhkan dok?" Tanya Fani.
"Kita berdoa kepada allah agar pasien segera sadar. Kalau gitu saya permisi." Dokter itu pergi.
"Shilla." Kata Kinan lirih dan memeluk Fani dan Andin.
"Aku yakin Shilla pasti kuat dia akan kuat." Lirih Nathan.
Nathan memasuki ruang icu. Ia bisa melihat wajah pucat Shilla. Nathan sangat rindu dengan Shilla.
"Shilla aku rindu,"
"Aku yakin kamu pasti kuat,"
"Aku mohon Shilla buka mata kamu,"
"Kamu emang kebo ya udah lama tidur gx bangun-bangun,"
"Kalau kamu gx bangun aku bakalan cium kamu,"
Cup
Nathan mencium kening Shilla namun Shilla tidak merespon apa-apa hanya suara alat medis yang terdengar.
"Aku yakin kamu denger itu Shilla. Aku mohon buka mata kamu aku. Aku belum siap untuk menjalani hidup ku tanpa kehadiran mu,"
"Apa kamu tidak merindukan ku? Aku tidak akan memberi mu hukuman. Aku juga akan memberi mu boneka doraemon yang kamu suka,"
"Aku tidak akan membiarkan mu pergi ke London,"
"Aku mencintaimu mu Shilla aku mohon bangun jan tidur terus,"
"Nathan?" Nathan mendongakan wajahnya menatap Maria.
"Maafin tante Nathan, tante memang orang yang paling egois tante tidak mau kehilangan Shilla tante menyesal." Ucap Maria menangis.
"Memang kehilangan adalah kunci agar orang itu sadar." Kata Nathan.
"Tante tidak perlu menyesali perbuatan tante cukup dengan mendoakan dan tetap ada di samping Shilla saja sudah cukup." Nathan pergi meninggalkan Maria yang masih terdiam.
"Kamu pria baik Nathan." Ucapnya lirih.
Nathan pov
Dunia ku benar-benar hancur saat gadis ku terbaring lemah di rumah sakit. Dunia ku serasa mati rasa ketika tahu gadis ku berjuang antara hidup dan mati. Aku hanya bisa berdoa agar allah mengizinkan ku membahagaikan Shilla.
Aku sangat merindukan gadis ku. Gadis yang selalu membuat masalah, gadis yang mampu membuat ku membuka hati dan gadis yang jahat karna telah memilih tidur dari pada bersama ku.
"Makan dulu lah Nat." Itu Rafel yang membawakan makanan untuk ku namun aku enggan untuk menyentuhnya.
"Gue ingin gadis gue!"
"Tapi lu harus makan."
"TAPI GUE GX MAU LU BUDEG?" Tanpa sadar gue ngebentak Rafel.
Gimana sih thor tadi aku sekarang gue. - Nathan
Gue juga gx tau-Author
"Kalau Shilla bangun terus liat kondisi lu kaya gembel gini nanti dia bakalan sedih. Gue juga gx mau ya Shilla pacaran sama gembel kaya lu." kata Rafel.
"Gue bukan gembel!" Kata ku penuh penekanan.
"Penampilan lu tuh udah kaya pengamen di lampu merah tau gx? Udah ayo makan!" Rafel tetap saja membujuk ku agar makan.
"GUE BILANG NGGA YA NGGA!" aku meninggalkan Rafel yang mungkin kecewa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Teacher (END)
RomanceSalahkah ku mencintai guru ku sendiri? Salahkah ku menginginkan murid ku sendiri? (END)