Happy Reading;)
"Kak Asna, gue pulang duluan, ya?"
Gadis berpipi chuby itu tersenyum berpamitan ke arah gadis yang lebih dewasa darinyaㅡyang sedang melayani pengunjung Cafe di meja bagian tengah.
"Iya, Wen! Hati-hati," balas gadis bernama Asna itu.
Selanjutnya Wendy melangkah keluar dari Cafeㅡtempatnya bekerjaㅡsetelah selesai memastikan tidak ada satu pun barangnya yang tertinggal.
Gadis itu menilik jam tangan silver yang melingkar di pergelangan tangannya. Jarum jamnya baru menunjukan pukul tujuh malam. Seperti biasa, dia pulang berkerja tepat waktu.
Begitu kakinya berhasil melangkah keluar melewati pintu Cafe, netra gadis itu langsung menangkap sosok tidak asing yang sudah menunggunya di parkiran.
Sosok cowok bertubuh jangkung yang sedang duduk di atas kap mobil seraya memainkan ponsel.
"Jae!!"
Sang pemilik nama langsung menoleh. Kemudian berdiri dan membalas dengan senyuman lebarnya. Membuat mata sipitnya semakin tak terlihat.
"Shorty!" sapanya begitu gadis yang memanggilnya tadi sampai di depannya.
Wendy yang tadinya memasang ekspesi wajah ceria, seketika langsung berubah kesal. "Kebiasaan deh, gue nggak sependek itu ya!" sungutnya kesal, merasa tidak terima karena dipanggil pendek.
"Siapa bilang? Nih tinggi lo aja sebatas ketek gue!" tukas Jae seraya mengapit tubuh kecil Wendy disela-sela tubuh dan lengannya.
Spontan gadis itu memberontak dan melepaskan diriㅡmembuat rambut hitamnya sedikit berantakan.
"Kok lo tumben wangi, Jae?!" cetusnya dengan ekspresi wajah keheranan. "Terus ini kenapa pake bajunya rapi bener, hoodie buluk lo pada kemana?" lanjutnya lagi, seolah apa yang dia lihat ini bukan lah sesuatu yang biasa.
"Rambut lo juga tumben disisir." Wendy langsung berjinjit setinggi mungkin untuk mengacak rambut coklat Jae yang awalnya rapi, sekarang sudah berantakan lagi akibat ulah tangannya.
Jae yang tidak bisa bergerak cepat menjauh dari jangkauan Wendy akhirnya hanya bisa pasrah menerima rambutnya kembali acak-acakan.
"Gila ya, gue udah sisiran pake minyak rambut, sampe sini malah lo acak-acakin!" sungutnya.
Spontan Wendy terkekeh pelan mendengar itu. "Ya lagian lo nggak kayak biasanya rapi kayak gini."
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone[✔️]
Teen FictionAda tiga hati yang jatuh cinta. Namun salah satunya harus terluka. [Completed] ©2019 ©2020 i n d a s h a a