WYLS #17

593 112 20
                                    


Happy Reading:)

....

Seulgi mendesah. Dia sudah menduga ini sebelum berangkat ke kampus. Seharusnya keputusan yang bagus saat dia akan membolos kelas hari ini. Namun karena teringat dosennya yang galak dan tidak mudah memberi ampun, Seulgi jadi berakhir di depan gedung fakultasnya sekarang.

Masalahnya sekarang, tak jauh di depannya kini Jae tengah berdiri bersandar pada tiang koridor gedung fakultasnya. Jelas sekali kalau cowok itu tengah menunggunya, karena begitu dia datang, Jae langsung menegapkan badan seolah bersiap mengajaknga bicara.

Dan masalah Seulgi semakin bertambah kala dirinya melihat dari sisi lain Jaebum tengah berjalan cepat menuju arahnya. Rasanya Seulgi ingin menghilang saja dari pada bertemu dengan mereka. Emosinya masih terasa hingga pagi ini. Dan ketika kembali melihat wajah mereka, emosi Seulgi jadi mencuat kembali.

"Gi, Seulgi!" panggil Jaebum berusaha menghentikan Seulgi yang hendak menghindarinya.

"Gi, aku mohon maafin aku."

Jaebum menahan tangan Seulgi agar gadis itu tetap berdiri disana. Dengan cepat Seulgi menepis tangan Jaebumㅡmenjauhkan dari tangannya. "Jangan sentuh gue!" tukasnya.

Jaebum menampilkan wajah penuh penyesalan. Merasa tidak bisa melakukan apa-apa selain memohon dan membujuk Seulgi dengan meminta maaf. Menjelaskan pun tidam ada yang bisa dia jelaskan. Karena semuanya sudah jelas kemarin. Dia mengaku dia salah.

"Gi, aku ngaku salah. Kamu berhak marah, tapi maafin aku. Kamu boleh hukum aku apa aja, tapi please.. jangan putus," pinta Jaebum. Menggenggam erat jemari tangan Seulgi. Berusaha menunjukkan kalau dia memang benar sangat menyesal.

Seulgi berdecih, kembali menepis tangan Jaebum. "Gue bakal maafin lo kalo perasaan sahabat gue udah sembuh dan baik-baik aja," tandasnya.

"Dan bilangin sama temen lo itu buat nggak nunjukin mukanya di depan Wendy lagi," sambung Seulgi penuh ancaman.

Setelah mengatakan itu Seulgi bergegas pergi. Tak mengindahkan teriakan Jaebum yang terus memanggil namanya. Dia sudah kepalang emosi. Tidak peduli cowok itu masih berstatus sebagai pacarnya. Saat ini sahabatnya jauh lebih penting.

"Seulgi!"

Terlepas dari Jaebum, Seulgi harus kembali berhadapan dengan Jae. Kini Jae sedang berusaha juga untuk bicara padanya. Dia yakin ini masih topik yang sama.

Tapi belum sempat Jae mengatakan sesuatu, Seulgi lebih dulu menghardiknya. "Apa?! Lo juga mau bujuk gue bisr Wendy maafin lo? Jangan mimpi!"

"...dan mulai sekarang mending lo jauhin Wendy. Lo bukan temennya Wendy lagi," seloroh Seulgi. "Nggak ada temen yang biarin temennya disakitin."

"Gue tau gue salah, tapi gue mohon biarin gue ketemu sama Wendyㅡ"

"Nggak!" potong Seulgi cepat. "Gue nggak akan biarin lo dan temen-temen sialan lo itu buat ketemu Wendy lagi!"

Jae termangu, menatap Seulgi dengan sangat memohon. "Tapi gue harus ketemu sama dia. Gue harus jelasin sesuatu sama dia. Seenggaknya gue juga bisa minta maaf."

"Nggak ada yang perlu dijelasin. Semuanya udah jelas!"

"Ada, Gi. Ada yang perlu dia tau. Gue mohon biarin gue ketemu sama Wendy. Sekali aja," pinta Jae sekali lagi. Berharap Seulgi mau mendengarkannya dan membiarkannya bertemu dengan Wendy.

When You Love Someone[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang