Happy Reading;)***
Jae yang baru saja keluar kelasnya terpaksa harus berhenti berjalan ketika seorang gadis tiba-tiba menghadang dengan merentangkan kedua tangan di depannya.
Laki-laki berbadan tinggi menjulang itu menghela napas jengah. Menatap malasan ke arah gadis dihadapannya itu.
"Apaan?"
"Lihat kak Mark nggak?"
Jae mendelik aneh. "Kenapa nanya gue? Ya mana gue tau Mark dimana?! Kan lo pacarnya!" jawabnya ketus. Tidak tau kenapa, tapi mendegar nama Mark masih membuatnya kesal.
"Biasanya 'kan Kak Jae bareng sama dia!"
"Terus emangnya sekarang lo lihat gue lagi bareng sama dia?! Enggak 'kan?!!" tukas Jae.
Mendengar itu Joy menggeleng pelan. Nyalinya menciut mendengar Jae yang berucap dengan nada ketus. Pasalnya tidak biasanya Jae menjawab seperti itu.
"Yaudah! Berarti gue nggak tau Mark dimana!" Jae berdecak pelan. "Awas minggir! Gue mau pulang!"
Belum sempat Joy kembali mengatakan sesuatu, Jae sudah lebih dulu pergi. Joy sendiri tidak bisa menahannya karena dia tau itu bahaya. Sampai disini dia sudah paham kalau mood Jae sedang tidak baik. Karena itu dia tidak mau mengganggunya lagi.
Joy menghela napas pelan. "Yaudah lah, cari kak Mark sediri aja," gumamnya sedikit kesal.
Lalu selanjutnya gadis berambut hitam panjang itu berjalan pergi dari sana untuk mencari Mark yang beberapa hari ini sangat susah ditemukan.
Pikiran Joy tertuju ke kantin. Pikirnya mungkin saja Mark ada disana. Karena sepengetahuan dia, kelas Mark sudah selesai siang ini.
Ternyata pemikiran Joy sangat tepat. Begitu dia akan masuk ke area kantin, sosok yang dia cari-cari lebih dulu muncul keluar dari kantin.
"Kak Mark!" panggil Joy. Tak perlu menghabiskan tenaga untuk teriak-teriak karena yang dipanggil langsung berhenti dan menoleh.
Mark tak mengeluarkan sepatah katapun. Dia hanya mengangkat sebelah alisnyaㅡtanda bertanya.
"Kenapa aku chat nggak dibales? Aku telpon berkali-kali juga nggak diangkat?" sungut Joy.
"Oh, nggak tau kalo ada telpon," jawab Mark sekenanya.
Tentu saja dia sedang berbohong. Dia tau kalau Joy berkali-kali menelpon dan mengirim chat. Hanya saja dia sedang merasa malas. Karena menurutnya Joy sangat mengganggu.
Joy mencebikan mulut sebal. Sikap Mark masih sama seperti kemarin-kemarin. Apalagi ditambah sekarang susah diajak bertemu dan tidak pernah membalas chat atau telepon. Hal itu membuat Joy merasa curiga.
"Kamu akhir-akhir ini kemana aja sih? Susah banget ditemuin?" ujar Joy berusaha berani bertanya.
"Sibuk."
Jawaban yang sudah Joy duga. Sikap Mark yang seperti ini membuatnya merasa kalau laki-laki itu sudah tidak lagi peduli dengannya.
"Kamu kenapa? Marah ya sama aku?" Joy berusaha bersikap lunak supaya Mark juga bisa sedikit melunak padanya. Namun sepertinya dia salah, karena Mark sama sekali tidak berubah.
Laki-laki berambut coklat terang itu berdecak pelan. "Udah lah, gue tuh sibuk! Jangan gangguin gue!"
Mark hendak melangkah pergi, namun tangannya ditahan oleh Joy. Cepat-cepat Mark menghempaskan tangan gadis itu dengan kasar hingga Joy meringis pelan.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone[✔️]
Teen FictionAda tiga hati yang jatuh cinta. Namun salah satunya harus terluka. [Completed] ©2019 ©2020 i n d a s h a a