Happy Reading:)....
Berkali-kali cowok berbadan jangkung itu mendesah. Mengacak rambutnya frustasi serta meninju asal kasur yang sedang dia duduki. Kejadian hal bodoh yang dia lakukan beberapa saat lalu terus menghantui isi kepalanya. Cowok berkulit putih pucat itu terus merutuki dirinya sendiri. Menggerutu kesal atas apa yang sudah dia lakukan.
Bagaimana bisa dia mengatakan perasaannya dengan segamblang itu pada Wendy. Bagaimana dia bisa ceroboh. Kenapa bibirnya bisa mengucapkan kalimat itu tanpa beban. Wendy baru saja disakiti hatinya, tidak seharusnya dia mengungkapkan perasaannya pada gadis malang itu secara tiba-tiba seperti tadi.
Lagi-lagi Jae mengacak rambut coklatnya yang berantakan hingga semakin berantakan. Menghempaskan tubuhnya menjadi tidur di atas kasur dengan kaki yang menjulang ke lantai. Dengusan napas kasar terdengar dari deru napasnya yang beraturan. Jae menatap langit-langit.
"Gue harap setelah ini lo nggak makin benci sama gue, Wen."
##
Pada hari Wendy memergoki taruhan Mark dan teman-temannya di Kafe hari itu.
Tepat ketika Wendy dan Seulgi pergi dari sana setelah marah-marah, Jae langsung menyusul langkah Wendy keluar. Sementara ditempatnya, Mark masih terpaku dengan bibir menganga seolah tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Detik berikutnya cowok itu menghela napas. Menyadari detak jantungnya berdegup lebih kencang dari sebelumnya.
Mark menatap ke arah Bambam dan Jaebum bergantian, yang saat itu mereka juga sedang menantap ke arahnya.
"Kalian tau alasan gue kesini emang buat nuntasin taruhan ini. Tapi maksud gue bukan dengan ini," kata Mark mengangkat kunci mobil Bambam yang sempat dia ambil. "Gue nggak butuh ini," lanjutnya seraya memberikan kunci mobil tersebut kembali pada pemiliknya.
Melihat itu Bambam dan Jaebum memandang bingung.
"Gue bener-bener jatuh cinta sama dia," tekan Mark. "Jadi gue kalah soal taruhan ini. Gue kalah sama perasaan gue sendiri," lanjutnya.
Baik Bambam ataupun Jaebum sama-sama terkejut dengan apa yang baru saja dia dengar. Mark tidak salah bicara 'kan? Atau mereka yang salah mendengar?
Mark benar-benar jatuh cinta pada seorang gadis? Ini merupakan suatu kelangkaan. Karena biasanya para gadis lah yang jatuh cinta pada Mark.
"Kalian mungkin nggak percaya sama gue. Karna gue sendiri awalnya juga nggak percaya. Tapi sekarang gue sadar, gue beneran jatuh cinta sama dia," ujar Mark yang seolah bisa membaca pikiran teman-temannya.
Ketika menelisik jauh ke dalam mata laki-laki itu, tidak ada kebohongan yang Jaebum lihat. Hanya ada sorot ketulusan dan kejujuran yang jarang sekali terlihat diiris mata laki-laki itu.
Entah apa yang membuat laki-laki dengan hati keras seperti Mark bisa jatuh cinta pada Wendy, yang jelas Jaebum merasa ini seperti hal yang luar biasa. Namun masalahnya Wendy sudah tau yang sebenarnya. Dan bukan hal yang tidak mungkin kalu setelah ini Wendy membencinya.
"Lo beneran cinta sama Wendy?" tanya Bambam memastikan kalau Mark memang serius dengan apa yang dia katakan.
Laki-laki berahang tegas itu mengangguk yakin. "Itu sebabnya gue nggak butuh mobil lo. Gue cuma butuh dia," pungkasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone[✔️]
Teen FictionAda tiga hati yang jatuh cinta. Namun salah satunya harus terluka. [Completed] ©2019 ©2020 i n d a s h a a