Happy Reading:)
...
"Gimana kemaren pas lo ke rumahnya Mark? Dia beneran sakit?"
Wendy mengaduk asal minumannya, lalu menyeruputnya sedikit untuk sekedar melegakan tenggorokannya yang kering.
"Orang sakit ya beneran sakit lah, Gi." Wendy melirik kesal sahabatnya itu. "Pas gue kesana badannya panas banget," sambungnya.
"Terus sekarang udah sembuh?"
"Udah enakan katanya. Dia juga udah masuk kuliah."
"Bagus deh. Btw, kemaren lo dianter sama siapa?"
"Jae," jawab Wendy memperhatikan Seulgi.
Gadis bermata sipit itu hampir tersedak salivanya sendiri ketika tau kalau Jae yang mengantarkan Wendy ke rumah Mark. Pasalnya dia tau pasti Jae menyukai Wendy, lantas bagaimana bisa Wendy melakukan hal ini.
"Jae nggak bilang apa-apa sama lo? Bukannya terkahir kali kalian berantem ya?" tanya Seulgi yang tidak bisa menahan rasa penasarannya.
Wendy mengangguk. "Lo tau sendiri 'kan, meskipun gue berantem sama Jae, itu nggak akan lama. Kayak yang kemaren itu bukan apa-apa," ujarnya.
Dalam diam Seulgi mengetujui apa yang dikatakan Wendy barusan. Benar saja, selama ini Wendy dan Jae sering bertengkar. Tapi keesokan harinya mereka masih sama seperti tidak terjadi apa-apa.
"Setelah beberapa hari lo pacaran sama Mark. Gimana perasaan?" tanya Seulgi lagi.
Sebelum menjawab, Wendy nampak berpikir selama beberapa saat. "Hhmm.. ya biasa aja sih."
"Kok biasa aja?!"
"Emang harusnya gimana?" Wendy balik bertanya dengan polosnya.
Melihat itu Seulgi jadi geram sendiri. "Ya harusnya lo seneng. Berbunga-bunga karna ada yang merhatiin tiap hari. Selama ini 'kan yang chat lo tiap hari cuma Jae!"
"Justru itu, Gi. Gue biasa aja."
"Hissh, lo tuh nggak tau apa emang pura-pura nggak tau sih?!" decak Seulgi. "Lo jadi kayak orang yang nggak pernah jatuh cinta aja!"
"Udahlah. Lo jadi banyak nanya gini," cerca Wendy. "Habis ini masih ada kelas nggak?"
Seulgi menggeleng.
"Lo bisa temenin gue?"
"Kemana?"
"Ke Kafe yang baru buka itu. Nggak jauh dari kampus kita."
"Mau ngapain?" tanya Seulgi mengerutkan dahi penasaran. "Jangan bilang lo mau lamar kerja disana juga?" tebaknya.
Mendengar itu Wendy terkekeh lucu. "Ya kaga lah. Kerja di satu Kafe aja gue udah capek, ngapain nambah lagi."
"Terus lo mau ngapain?"
"Balikin buku temen gue. Kebetulan dia kerja disana," jelas Wendy.
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone[✔️]
Teen FictionAda tiga hati yang jatuh cinta. Namun salah satunya harus terluka. [Completed] ©2019 ©2020 i n d a s h a a