Happy Reading;)*
"Lagi?"
Bola mata Wendy membulat menatap ke arah perempuan di depannya yang baru saja memberinya secarik kertas kecil.
Seperti dua hari sebelumnya, seseorang memberikannya secarik kertas dengan tulisan penyemangat. Wendy tidak tau siapa orang itu. Karena setiap dia datang, orang itu sudah pergi dan Asna yang memberikannya.
"Tadi orangnya dateng lagi. Beli minum, terus ngasih ini." Asna menjelaskan. "Gue rasa dia kesini emang cuma karna lo deh."
Wendy mengernyit kecilㅡmerasa kalau ucapan Asna itu sedikit tak masuk akal. Lalu pandangannya menunduk untuk melihat kertas kecil yang baru saja dia terima.
Wendy, apa kertas ini mengganggu mu?
Membaca kalimat itu, spontan Wendy menggeleng kecilㅡtanda kalau dia tidak merasa terganggu dengan kehadiran kertas misterius tersebut.
Aku hanya sekedar ingin mengingatkan,
kamu terlalu bekerja keras, jadi istirahat
Yang cukup.Semangat!
M ~
"Hah, M?"
Wendy bergumam kecil. Bertanya-tanya mengenai huruf 'M' yang tersisipkan dipojok kertas.
Di kertas-kertas sebelumnya tidak ada huruf inisial seperti ini. Wendy bingung, apa ini adalah inisial nama dari orang yang menulis kertas ini?
"Ada apa, Wen?" tanya Asna penasaran saat melihat gerak-gerik Wendy yang seperti orang kebingungan.
"Ada inisial namanya, Kak."
"Hah? Coba lihat!" Asna mengambil alih kertas itu dan ikut membacanya. Dan benar saja, memang ada huruf inisial diakhir kalimatnya.
"Siapa M?" ucap Asna ikut bertanya-tanya.
Wendy mengedikan bahu tidak tau.
"Mungkin lo kenal dia, Wen. Soalnya dia juga kenal lo. Coba lo inget-inget lagi."
Tidak menjawab ucapan Asna, Wendy termenung beberapa saat untuk berusaha mengingat-ingat nama orang yang selama ini dia kenal.
"Nggak ada yang namanya M," cetus Wendy setelah berusaha namun hasilnya nihil.
"Yahh, masa nggak ada? Gue rasa dia juga satu kampus sama lo," tukas Asna.
Kedua alis Wendy terangkat. "Dia anak kuliahan juga?"
Asna mengangguk. "Dari penampilannya kelihatan sih," ujarnya. "Jadi, gimana? Lo masih mau cari tau siapa orang yang ngasih lo kertas ini nggak?"
"Emm.." Wendy berpikir beberapa saat. Lalu menggeleng singkat. "Nggak usah deh, biarin aja. Nggak pa-pa."
"Yaudah deh, terserah lo aja. Gue nggak akan nanyain nama dia lagi nanti. Soalnya percuma juga, dia nggak mau jawab," pungkas Asna.
"Kak Asna nanya namanya?" tanya Wendy sedikit terkejut.
"Iya, tapi dia nggak mau ngasih tau namanya. Intinya nih ya, Wen. Orangnya cakep bangeettt dah," ujar Asna seperti orang sedang takjub.
Mendengar itu Wendy terkekeh. "Cakepnya kayak apa sih, Kak? Sampe segitunya?"
"Ishh, lo nggak percaya sama gue?"
"Percaya kok, percaya. Udah yuk! Balik kerja."
*
KAMU SEDANG MEMBACA
When You Love Someone[✔️]
Teen FictionAda tiga hati yang jatuh cinta. Namun salah satunya harus terluka. [Completed] ©2019 ©2020 i n d a s h a a