WYLS #05

847 132 1
                                    


Happy Reading;)

Happy Reading;)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Keheningan menemani seorang gadis di rumah kecil yang sangat sederhana. Rumah yang menjadi pilihannya untuk tinggal. Padahal sebenarnya dia bisa saja tinggak di rumah besar yang tentu jauh lebih bagus dari tempat yang sedang dia singgahi sekarang ini.

Seulgi memilih tinggal ditempat kecil dan sempit ini hanya untuk Wendy. Dia tidak ingin membiarkan sahabat tersayangnya itu tinggal sendirian ditempat seperti ini. Bahaya bisa saja mengintainya. Apalagi Wendy adalah seorang gadis.

Suara detik jam dinding mengiringi kegiatan melamun Seulgi yang sedang menunggu Wendy pulang bekerja. Sudah lewat jam tujuh malamㅡtandanya Wendy sudah keluar dari Cafe tempatnya bekerja sekarang ini.

Seulgi yang tengah duduk di kursi ruang depan rumah yang luasnya tidak seberapa ini, berkali-kali melihat ke arah pintu. Sesekali mendesah cemas karena Wendy tak kunjung pulang.

Setiap malam seperti itulah rutinitas Seulgi. Jika Wendy bekerja dan pulang malam, maka dia selalu menunggu Wendy di ruang depan. Dia tidak bisa tenang jika sahabatnya itu belum pulang. Seperti sekarang ini, sebenarnya dia harus mengerjakan laporan untuk tugas kuliahnya. Tapi karena Wendy belum pulang, dia jadi tidak bisa konsentrasi mengerjakan dan memilih untuk menundanya dulu sampai Wendy pulang.

Pandangan Seulgi memutar untuk melihat jam dinding yang bertenger di ruangan itu. Lima menit sudah berlalu sejak dia melihat jam sebelumnya. Dan Wendy belum juga pulang.

Seulgi mengalihkan pandangannya ke arah handphone-nya yang tergeletak diatas meja dihadapannya. Tangannya bergerak mengambil benda itu dan membuka kunci layar.

Baru saja Seulgi akan mengetikan pesan untuk Wendy, pintu yang sedari tadi Seulgi pandangi akhirnya bergerakㅡterbuka. Menampilkan sosok yang telah dia tunggu-tunggu.

Spontan Seulgi menghela napas. Melihat Wendy sudah berdiri di depan matanya membuatnya langsung merasa lega.

"Akhirnya lo pulang juga," cetus Seulgi setelah Wendy menduduki kursi di depannya. "Tumben lo telat pulangnya?" tanyanya penasaran.

Wendy meletakan tasnya di kursi sebelah, lalu menghela napas panjangㅡterlihat kalau dia memang sangat kelelahan setelah beraktifitas seharian.

"Tadi Jae jemputnya juga agak telat," jawab Wendy sembari menyandarkan punggungnya yang terasa pegal disandaran kursi.

"Lo udah makan belom, Wen?" tanya Seulgi lagi.

"Belom nih. Laper juga." Wendy meringis, mengusap-usap perutnya yang rata. Memang sejak pulang kuliah tadi, dia belum makan apapun.

"Yaudah, lo mandi dulu gih! Biar gue yang bikin telor ceplok buat makan kita berdua."

When You Love Someone[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang