WYLS #03

1K 179 12
                                    

Happy Reading;)

Wendy menatap penuh curiga ke arah Jae

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wendy menatap penuh curiga ke arah Jae. "Jangan-jangan... lo suka sama gue ya?"

"IYA! Gue suka sama lo!!"

"Suka pengen nabok!!!" lanjut Jae lebih nyolot.

Detik itu juga ekspresi wajah Wendy langsung berubah menjadi datarㅡberusaha menahan emosi yang hampir saja meledak.

"Kamprett! Untung gue nggak kemakan omongan lo!"

Jae tertawa renyah melihat ekspresi Wendy yang menurutnya lucu. "Ya nggak mungkin lah gue suka sama lo. Gue tuh sukanya cewek yang tinggi, nggak kayak lo pendek, kecil, nggak ada isinya lagi," cetusnya.

"Mending turunin gue disini aja deh!" pungkas Wendy tiba-tiba.

"Kenapa?"

"Ya percuma aja gue di dalem mobil cuma buat lo hina-hina!"

Melihat Wendy yang kesal, Jae tersenyum kikukㅡmenunjukan deretan giginya. "Iyaiya, maaf. Gue nggak akan ngatain lo pendek lagi, cuma kurang tinggi aja."

"SAMA AJA!"

"BEDA LAH!"

"SAMA AJA LO NGATAIN GUE PENDEK!"

"GUE CUMA BILANG LO KURANG TINGGI! GIMANA SIH?!"

"YA LO NGGAK USAH NYOLOT!!"

"LO YANG MULAI DULUAN!!"

"GUE CEWEK!!"

Akhirnya terjadi perdebatan lagi tiada ujung sampai akhirnya Wendy turun dari mobil Jae begitu sampai di Cafe tempat dia kerja.

"Jangan lupa makan lo!" titah Jae begitu Wendy akan turun dari mobilnya.

Tadi aja ngajak ribut, sekarang sok manis ngingetin makan!ㅡbatin Wendy menggerutu.

"Iya!"

"Oh ya, lo mau bales chat dari temen Jaebum tadi?" tanya Jae lagi.

Kali ini Wendy tidak langsung menjawab. Dia berpikir beberapa saat untuk memutuskan apakah dia akan membalas chat tadi atau tidak.

"Bales. Soalnya temen Jaebum, gue nggak enak sama Jaebum nanti," jawab Wendy pada akhirnya. "Yaudah. Gue kerja dulu, Jae. Hati-hati pulangnya!" tukas Wendy begitu sudah turun dari mobil Jae.

Sepeninggalnya mobil Jae, Wendy bergegas masuk ke dalam Cafe untuk memulai kerjanya.

Selama bertahun-tahun Wendy hidup sendiri. Dia sudah terbiasa bekerja sejak kecil untuk membiayai hidupnya. Saat umurnya 12 tahun, kedua orangtuanya telah pergi meninggalkannya ke surga karena sebuah kecelakaan. Tidak ada keluarga lain yang dia punya. Dia benar-benar hidup sendiri sejak umur duabelas tahun.

Dia beruntung karena memiliki otak cerdas. Dia bisa menempuh pendidikan dengan beasiswa yang dia dapat. Meskipun begitu, dia tetap harus bekerja untuk biaya hidup sehari-hari dan juga membayar sewa kos. Tapi sejak Seulgi memutuskan untuk tinggal satu kos bersamanya, membuat biaya kos yang harus dia bayar lebih ringan karena dibagi dua dengan Seulgi.

When You Love Someone[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang