WYLS #07

765 111 6
                                    


Happy Reading;)

*

Pikiran Jae pagi ini kalang kabut. Dia tidak bisa tenang memikirkan tentang Wendy dan Mark. Apalagi setelah melihat semalam ketika Wendy pergi makan dengan sepupunya yang brengsek itu.

Iya, Jae melihat semuanya. Semalam setelah dia pergi meninggalkan Wendy, dia tidak benar-benar pergi. Dia memantau dari keajuhan karena jujur saja dia juga merasa penasaran teman siapa yang Wendy maksud sedang janjian dengan gadis itu.

Tentu saja Jae sempat terkejut saat melihat Mark yang datang menjemput Wendy. Melihat Wendy masuk ke dalam mobil Mark sudah membuat Jae rusuh sendiri dari kejauhan. Ada rada cemas dan marah. Tapi dia tidak bisa melampiaskan perasaannya itu secara terang-terangan.

Dan pagi ini ketika dia sudah ada di kampus, pikirannya masih saja memikirkan kejadian semalam. Kalau terus seperti ini, konsentrasinya akan terganggu nanti.

Rambut Jae yang sudah biasa berantakan, pagi ini juga kelihatan lebih berantakan. Sebenarnya sudah disisir, tapi memang begitu betukan rambutnya. Tidak mau rapi dan tidak pernah rapi.

Jae masa bodoh dengan penampilannya. Mau bagaimanapun penampilannya, tetap saja dia terlihat tampan. Tapi kalau seperti sekarang, ketampanan seorang Jae seolah lenyap begitu saja karena raut wajah laki-laki itu benar-benar sangat tidak enak untuk dipandang.

Masih tentang kejadian semalam. Jae masih marah, karena itu sampai pagi ini raut wajah Jae sangat menunjukkan kalau mood laki-laki itu memang sedang sangat tidak baik. Bahkan dia sudah mengabaikan sapaan beberapa teman yang berpapasan dengannya. Sampai beberapa teman itu mengernyitkan dahi heran karena Jae mengacuhkan merekaㅡtidak seperti biasanya.

"Jae!!!"

Samar-sama Jae mendengar seseorang memanggil namanya dari arah belakang. Tapi laki-laki itu merasa tak yakin, karena itu dia terus melanjutkan langkahnya.

"Jae!!!"

Suara itu terdengar lagi, namun masih samar di telinga Jae.

"Jaehyung!!!"

Kali ini suaranya lebih jelas. Dan Jae tau siapa yang memanggilnya itu. Tapi tidak ada niatan sama sekali untuk berhenti. Cowok berbadan tinggi menjulang itu masih berjalan lurus ke depan menuju gedung fakultasnya.

"JAEHYUNG!!!"

"PARK JAEHYUNG!!!!"

Baru akhirnya Jae memutuskan untuk berhenti. Namun dia tidak memutar badannya. Dia masih membelakangi seseorang yang sejak tadi berusaha memanggil dan mengerjarnya.

Jae menghela napas malas. Tidak tau kenapa tapi dia sedang malas untuk berhadapan dengan gadis yang sekarang ini sudah berdiri dihadapannya.

Gadis yang tinggi badannya jauh lebuh pendek dari Jae ini menatap kesal ke arah laki-laki itu. Pandangan Jae menatap lurus, sementara gadis itu mendongak untuk menatap ke arah Jae. Perbedaan tinggi badan yang sangat kontras.

"Lo nggak denger apa pura-pura nggak denger sih?! Kok gue ngerasa opsi kedua yang bener?!!" sungut Wendy yang memang sudah kesal sejak tadi.

Tentu saja dia kesal. Berkali-kali dia memanggil Jae, tapi laki-laki itu tidak berhenti ataupun menoleh sama sekali. Dia tidak yakin kalau Jae tidak mendengar panggilannya. Karena sekarang tenggorakannya sedikit sakit karena memanggil Jae dengan sangat keras selama berkali-kali. Dan baru akhirnya laki-laki itu mau berhenti.

When You Love Someone[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang