WYLS #11

670 99 5
                                    


Happy Reading;)

****


Mobil pajero hitam itu berhenti di sebuah pekarangan rumah yang letaknya ada di pedesaan. Sangat jauh dari kota dan jalan raya. Ada pepohonan yang mengelilingi rumah tersebut. Rumah yang susunan bangunannya terbuat dari kayu-kayu besar. Terlihat sederhana namun mewah dengan ukiran yang melengkapi di beberapa sisi.

Rumah yang sangat asing dipenglihatan Wendy. Dia tidak tau kalau di ibu kota sepadat dan seramai Jakarta ada tempat yang sunyi seperti ini.

"Ayo turun, kita udah nyampe," ujar Mark menyadarkan Wendy dari kekagumanya pada tempat yang sedang dia singgahi.

Wendy menganguk singkat. Lalu ikut turun begitu Mark turun dari mobil.

"Ini rumah siapa, Mark?"

Setelah menahan rasa penasarannya. Akhirnya Wendy memberanikan diri untuk bertanya.

"Gue bingung mau ngajak lo kemana karna gue nggak tau tempat apa yang lo suka. Cuma tempat ini yang terlintas di kepala gue," jawab Mark apa adanya.

"Ayo masuk," ajaknya ke arah Wendy.

Mark berjalan lebih dulu sementara Wendy mengekor di belakangnya. Begitu kaki mungilnya menginjak lantai teras rumah itu, netra Wendy disuguhkan dengan beberapa pot tanaman yang mengantung di sisi-sisi teras.

Karena banyak tanaman dan pepohonan, membuat udara disekitarnya begitu sejuk.

Wendy sedikit tergelak ketika Mark membuka pintu kayu di hadapannya tanpa mengetuk ataupun memberi salam terlebih dahulu.

"Ayo!"

Mark menatap ke arah Wendy yang hanya diam mematung dipijakannya. Gadis itu nampak ragu untuk melangkah masuk. Was-was saja. Lingkungan disekitar terlihat sepi. Dan mereka hanya berduaㅡseorang laki-laki dan perempuan dewasa.

Spontan Mark terkekeh geli menyadari kegelisahan Wendy. "Di dalem ada orang. Nggak usah takut," katanya menjelaskan.

Tanpa sadar Wendy menghela napas lega. Kini kakinya mau bergerak melangkah masuk mengikuti kemana kaki Mark berjalan.

Begitu masuk ke dalam, Wendy sangat yakin jika rumah ini adalah rumah tua yang dibangun sudah sangat lama sekali. Terlihat dari tatanan rumahnya. Meskipun begitu, bentuknya masih tetap kokoh dan bagus. Namun yang sedang dipikirkan Wendy sekarang bukan itu.

"Mark, ini rumah siapa?" Wendy berusaha mencari jawaban atas rasa penasarannya.

"Nenek."

Spontan Wendy mengikuti arah pandang Mark. Netranya langsung menemukan seorang wanita baya yang rambutnya sudah memutih nampak berdiri di ambang pintu sebuah ruangan.

Tanpa aba-aba Mark menghampiri wanita baya itu lalu memeluk dan mencium kedua pipinya.

"Apa kabar?"

"Baik. Kamu gimana?" tanya wanita yang dipanggil nenek oleh Mark itu.

"Baik kok."

Wanita itu menampilkan lengkungan senyum di wajahnya yang tak kencang lagi. Lantas beralih menatap ke arah Wendy yang hanya berdiri menjadi penonton.

When You Love Someone[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang