WYLS #20

817 98 2
                                    

Happy Reading:)

....


"Jae, ada tamu di depan."

Laki-laki berambut pirang yang sedang duduk sembari bermain ponsel di dekat jendela kamar itu spontan menoleh ketika suara tak asing tadi menyapa indra pendengarannya.

"Ada tamu di depan. Nyari kamu," kata wanita paruh baya yang sekarang ini berdiri di depan pintu kamar putranya.

"Siapa, Ma?" tanya Jae.

"Mama nggak tau. Cewek, katanya temen kamu," kata wanita itu.

Dahi Jae sempat mengernyit karena penasaran, sebelum akhirnya dia menjawab,"yaudah, nanti Jae ke depan."

Wanita paruh baya yang dipanggil Mama oleh Jae bergegas pergi dari sana. Selanjutnya Jae ikut beranjak dari duduknya dan berjalan keluar kamar untuk menemui tamu yang Mamanya maksud.

Tubuh Jae menegang dalam sekejap ketika kaki jenjangnya menginjak anak tangga terakhir dan netranya menemukan sosok tak asing tengah duduk dengan manisnya di sofa ruang tengah.

Dan begitu gadis itu menoleh, melihat ke arahnya, Jae semakin dibuat tidak bisa berkutik. Momen malam itu langsung berputar di kepala laki-laki berjambul itu.

"Hai, Jae!" sapa gadis itu dengan senyuman manisnya.

Serangan bertubi-tubi untuk hati Jae yang lemah.

Alih-alih langsung membalas sapaan Wendy, laki-laki berbadan jangkung itu malah meringis kikuk sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dengan ragu-ragu kakinya melangkah menghampiri gadis yang baru saja memberinya sapaan manis.

Jae mengambil duduk dengan kakuㅡmemberikan jarak satu meter antara mereka.

"A-ada apa, Wen?" tanyanya sedikit gagap. Kebodohannya malam itulah yang membuatnya  semakin terlihat bodoh hari ini.

"Langsung aja ya, Jae. Gue kesini mau bikin semuanya jadi jelas," ujar Wendy mengawali.

Diawal saja Jae sudah dibuat tak karuan. Pikiran terburuknya, Wendy akan marah dan membencinya karena pengakuan konyolnya malam itu.

"Jae, gue tau lo sayang sama gue. Tapi selama ini gue anggap perhatian sama rasa sayang lo itu sebatas kakak ke adiknya." Wendy memberi jeda pada ucapannya.

"Gue nyaman deket sama lo dengan status seperti ini. Gue nggak mau kita berubah."

"..meskipun cuma sebatas ini, tapi gue juga sayang sama lo. Jadi tolong setelah ini jangan berubah, Jae. Gue nyaman sama lo dengan status kita yang seperti ini dari awal."

Jae sudah menduga bahwa inilah yang akan dia dapatkan. Tapi setidaknya ini lebih dari cukup. Wendy tidak membenci ataupun menjauhinya saja itu sudah lebih melegakan untuknya.


##



Siang itu Wendy dengan tidak biasanya mengajak Seulgi makan siang di kafe yang berada tepat di sebelah kampusnya.

Tempatnya tidak begitu ramai hingga nyaman untuk Wendy. Sejujurnya gadis itu menyukai tempat yang tidak terlalu ramai.

Siang ini kantin fakultas mereka sangat ramai. Maka berakhirlah mereka di tempat ini.

When You Love Someone[✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang